MENGENAL LEBIH DEKAT SANG PENJAGA RIMBA SUMATERA 2020-04-12 00:00

 

Suku asli Provinsi Jambi adalah Suku Anak Dalam atau yang lebih dikenal dengan sebutan Orang Rimba. Mereka diperkirakan adalah orang Minang yang memilih tinggal di hutan. Sebagian masih menetap di hutan, tetapi tak sedikit juga yang telah tinggal di luar hutan dan menjadi bagian dari kehidupan modern atau yang acap kali mereka sebut dengan Dunia Terang. Dengan kehidupannya yang sederhana dan menyatu dengan alam, sejatinya merekalah sang penjaga rimba Sumatera.

 

6,5 JAM DARI KOTA JAMBI

Orang Rimba hidup berkelompok di mana satu kepala keluarga serta keluarganya hidup bersama-sama. Sang kepala keluarga juga disebut dengan Temenggung yang menjadi juru kunci atau perwakilan bagi kelompoknya dalam berhubungan dengan Dunia Terang.

 

Jika ingin mengetahui kehidupan mereka yang masih asli dan masih menganut animisme, Trippers harus melakukan perjalanan darat 6,5 jam dari Kota Jambi untuk tiba di Kabupaten Sarolangun. Setelahnya masih dilanjutkan dengan perjalanan 3 jam naik motor ditambah trekking masuk hutan. Perjalanan yang cukup menantang karena kondisi jalan di hutan yang berupa tanjakan dan turunan curam dengan jalan tanah yang berlumpur kalau datang saat musim hujan.

 

Trekking masuk hutan

 

Namun segala upaya dan rasa lelah akan terbayar ketika Trippers telah sampai di Kampung Kedundung Mudo di pedalaman Taman Nasional Bukit Duabelas. Kita akan disambut oleh mereka dengan hangat. Mereka dapat berbahasa Indonesia dengan baik sehingga tidak ada kendala berkomunikasi.

 

Baca juga: "Tahukah Anda, Ada Tradisi Melewatkan Malam Paskah di Kuburan?"

 

PAKAIAN KHAS ORANG RIMBA

Pakaian Orang Rimba sangat khas yakni berupa kain yang dililit untuk menutupi selangkangan bagi pria yang dikenal juga dengan cawat. Sedangkan kaum perempuannya mengenakan kemben. Kalau belum menikah maka kemben dililitkan hingga di atas dada. Namun bagi yang telah berkeluarga, boleh memakai kembennya hanya sepinggang dan menampakkan payudaranya.

 

Cawat, pakaian kaum lelaki

 

Selain sebagai busana, kain juga merupakan benda berharga karena ketika menikah Orang Rimba yang menganut sistem matrilineal ini harus mengumpulkan puluhan kain untuk mahar. Selain itu, kain juga berfungsi sebagai alat pembayaran saat terjadi kesalahan dan diharuskan membayar denda adat. Minimal 6 kain untuk yang nyolong umbi. Kalau paling banyak itu 100 kain karena menebang pohon sembarangan. See how good they treat nature? Wajar saja karena Orang Rimba menggantungkan seluruh hidupnya di hutan.

 

MAKAN DARI ALAM

Orang Rimba makan dari hasil bumi yakni hewan liar seperti labi-labi, kancil, babi dan lain-lain. Mereka tidak mengonsumsi hewan ternak serta turunannya seperti ayam, telur dan sebagainya. Karena di hutan, sumber karbohidrat mereka biasanya berasal dari umbi-umbian yang direbus. Selain itu ada juga sayur liar, tebu, dan sebagainya sebagai pelengkap. Untuk memasak, mereka telah menggunakan garam bahkan penyedap rasa.

 

Baca juga: "Bertemu Panglima Perang di Benteng None"

 

Tidak hanya makanan, jika sakit pun mereka mengandalkan tanaman untuk pengobatan. Misalnya Pasak Bumi yang dipercaya bisa menyembuhkan batuk dan demam. Tumbuhan hijau ini hanya diambil akarnya saja lalu direbus. Konon, rasanya bakal pahit sekali.

 

RUMAH ADAT

 

Rumah adat Orang Rimba sepintas mirip dengan rumah panggung yang terbuat dari kayu dengan atap dedaunan. Di dalam hanya terdapat beberapa sekat untuk tidur. Sedangkan kegiatan memasak dilakukan di luar. Begitupun untuk mandi dan mencuci, dilakukan di sungai atau mata air di ruang terbuka.

 

TRADISI MELANGUN

Salah satu tradisi yang masih dipegang teguh oleh Orang Rimba adalah Melangun. Ketika ada sanak saudara yang meninggal maka satu kelompok tersebut akan mengepak semua barangnya dan meninggalkan lokasi tersebut dan terus berjalan sambil meratapi nasib. Mereka akan berjalan dalam kurun waktu cukup lama mulai dari tahunan hingga setengah tahun sampai dirasa tidak merasa sedih lagi. Setelah itu mereka akan berhenti dan menetap di area yang baru tersebut.

 

 

FUN FACTS:

- Orang Rimba dulu tidak menghitung waktu seperti tahun dan bulan sehingga orang yang telah berusia lanjut tidak pernah tahu berapa usia mereka sebenarnya.

- Orang Rimba mengenakan Sebalik Sumpah, yakni kalung atau gelang yang terbuat dari tanaman Sebalik Sumpah yang diambil bijinya lalu dirangkai menjadi kalung atau gelang. Konon dipercaya berfungsi sebagai tolak bala.

Kalung Sebalik Sumpah

Teks: Lenny Lim Foto: Hendi Fresco, Lenny Lim
Comment