KE KAWAH IJEN NGGAK CUKUP DENGAN MASKER BIASA, HARUS PAKAI MASKER GAS 2020-08-08 00:00

Wajib pakai masker gas kalau turun ke tepi Kawah Ijen

 

Tak salah jika Gunung Ijen disebut sebagai maskotnya Pegunungan Ijen. Lewat danau asam dan api birunya, Gunung Ijen terlihat lebih berkharisma. Karena kebesaran namanya pula, Kabupaten Banyuwangi memasukkan Gunung Ijen sebagai salah satu penghuni Triangle Diamond. Sebuah branding 3 destinasi wisata unggulan di Bumi Blambangan bersama G-Land (Pantai Plengkung) dan Pantai Sukamade.

 

Gunung Ijen merupakan gunung berapi aktif yang terletak di antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Tercatat pertama kali meletus tahun 1796. Gunung dengan ketinggian 2.443 mdpl ini menjadi salah satu bagian Pegunungan Ijen, menyatu bersama Gunung Marapi (beda dengan Merapi-nya Alm. Mbah Maridjan), Gunung Raung, Gunung Suket dan Gunung Ranti.

 

Kawah Ijen terlihat dari atas

 

MENUJU GUNUNG IJEN

Sudah tersedia rute pesawat dari kota-kota besar seperti Denpasar, Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta menuju Banyuwangi. Setibanya di Bandara Banyuwangi lanjutkan perjalanan menuju Kota Banyuwangi dengan jarak sekitar 19 km dan istirahatlah di penginapan. Atau lanjutkan perjalanan ke daerah Jampit dan menginap di sini.

 

Sewalah mobil dengan tarif berkisar Rp700.000 termasuk supir dan BBM. Perjalanan menuju Gunung Ijen bisa dimulai pukul 23.00 dari pusat kota Banyuwangi dan diperkirakan tiba di Pos Paltuding (gerbang masuk Gunung Ijen) sekitar pukul 00.30 di hari berikutnya.

 

Baca juga: “Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Meru Betiri

 

Setelah membeli tiket masuk, bersiaplah untuk mendaki sejauh sekitar 3 km dengan durasi normal 2 jam. Medannya bervariasi, 2 km di awal sebagian besar berupa tanjakan berpasir, disusul trek landai saat memasuki punggungan. Selanjutnya turunan sejauh 1 km penuh bebatuan curam hingga akhirnya tiba di lokasi kawah.

 

Medan trekking-nya kurang lebih seperti ini

 

YANG BISA DILIHAT DAN DINIKMATI:

BLUE FIRE

Banyak sumber mengatakan bahwa Blue Fire hanya ada 2 di dunia, yakni di Indonesia dan Islandia. Namun keberadaan Blue Fire di Islandia diragukan. Orang-orang yang sudah jalan-jalan ke Islandia pun tak pernah ada yang melaporkan tentang api biru di sana. Jadi kemungkinan besar Blue Fire Ijen adalah satu-satunya di dunia.

 

Blue Fire Ijen bisa ditemukan di dekat danau asam. O ya, jangan salah ya, Blue Fire bukanlah api, melainkan reaksi dari gas bumi saat bertemu oksigen pada tingkat tertentu sehingga menimbulkan seperti kobaran api berwarna biru.

 

Blue Fire di Ijen

 

Ratusan orang rela berjalan kaki melawan kantuk dan menerjang dinginnya malam demi menyaksikan dari dekat salah satu fenomena alam terbaik di dunia ini. Kenapa mesti malam menjelang pagi? Karena memang Blue Fire hanya bisa terlihat antara pukul 02.00 hingga 04.00 saja. Blue Fire-nya terlihat jelas di depan mata meski sesekali terhalang asap belerang.

 

KAWAH IJEN

Selain Blue Fire, Gunung Ijen juga terkenal dengan danau asamnya, Kawah Ijen, yang memiliki kedalaman 200 m serta luas mencapai 5.466 ha. Merupakan danau asam terbesar di dunia yang mampu menghasilkan belerang 36 juta m3.

 

Wajib pakai masker gas untuk mendekati kawah

 

Kawah Ijen teramat cantik dengan warna hijau toskanya. Trippers yang mau mendekat sampai bibir kawah harus mengenakan masker gas. Alat ini sangat penting mengingat embusan angin yang tak bisa diprediksi ke mana lajunya. Angin akan mengarahkan asap belerang yang menyebabkan napas sesak dan mata perih. Tapi kalau hanya melihat kawah dari atas, pakai masker gas tidak menjadi keharusan.

 

Baca juga: “100+ Destinasi Wisata Domestik yang Bisa Jadi Pilihan di Era Next Normal. Bagian 4: Jawa Timur

 

PUNGGUNG IJEN

Sebenarnya Punggung Ijen sudah dilewati saat menuju Blue Fire. Namun karena langit masih gelap, kebanyakan orang tidak menyadari pesonanya. Punggung Ijen terletak sekitar 1 km sebelum masuk trek turunan curam menuju lokasi kawah.

 

Punggung Ijen

 

Punggung Ijen merupakan jalan yang cukup landai di mana samping kiri dan kanannya berupa jurang yang dalam. Biasanya sekembalinya dari Kawah Ijen pengunjung akan meluangkan waktu untuk beristirahat di jalur ini sembari menikmati keindahan Kawah Ijen dari ketinggian.

 

PENAMBANG BELERANG

Menambang belerang adalah pekerjaan yang sangat berisiko. Setiap hari mereka mengirup asap beracun. Memulai tugasnya sejak dini hari, para penambang mengais rezeki hanya berbekal senter di kepala, jaket tipis, sarung tangan dan sepatu boots, jarang yang terlihat mengenakan masker gas.

 

Mereka mengambil bongkahan belerang dan menaruhnya ke dalam 2 keranjang rotan yang dipikul menggunakan sebilah kayu. Tak tanggung-tanggung, sekali angkut bisa mencapai 70 kg hingga 100 kg. Wajar bila pengunjung diminta untuk mengalah demi memberi jalan kepada rombongan penambang yang sedang berjalan perlahan sambil mengangkut beban.

 

Penambang belerang

 

Di sela perjuangannya, para penambang ada yang membuat kerajinan dari belerang. Dibuat bermacam-macam rupa, ada yang berbentuk kura-kura, pesawat, kapal, tulisan dan lain-lain. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp10.000 hingga Rp30.000.

 

TAKSI MANUSIA

Ini adalah sebutan untuk alat transportasi berupa gerobak yang dimodifikasi sedemikian rupa dan memanfaatkan tenaga manusia sebagai penggeraknya. Awalnya gerobak ini hanyalah alat angkut hasil tambang belerang. Namun seiring berjalannya waktu, gerobak tersebut dimanfaatkan sebagai alat transportasi untuk memudahkan pengunjung.

 

Taksi Manusia ini sering dijumpai di awal trekking. Mereka menawarkan jasa naik turun dengan tarif Rp800.000, jasa naik saja Rp600.000 dan jasa turun saja Rp200.000. Untuk perjalanan naik  membutuhkan 3 orang di mana 2 orang menarik dari depan menggunakan tali dan 1 orang mendorongnya dari belakang.

 

Begini penampakan taksi manusia alias gerobak dorong

 

Taksi Manusia ini cukup digemari terutama bagi pengunjung yang telah berusia lanjut atau yang tak biasa mendaki. Taksi hanya mengantar hingga Punggung Ijen, tak bisa sampai bibir kawah karena kondisi jalan yang sempit dan berbatu.

 

Baca juga: “Itinerary & Estimasi Biaya Eksplor Banyuwangi Jatim 4 Hari

 

PENGINAPANNYA

Ada 2 pilihan lokasi menginap, bisa di Kota Banyuwangi atau di daerah sekitar Ijen. Di Kota Banyuwangi pilihannya ada Hotel Aston atau Hotel Santika Banyuwangi dengan harga Rp500.000-700.000 per malam. Bisa juga di Dormitory Tourism Sritanjung untuk harga yang lebih terjangkau, Rp75.000 per malam. Sementara penginapan di daerah Ijen antara lain Guesthouse Jampit dengan harga Rp200.000-2.200.000 per malam. Atau bisa juga di Catimor Homestay dengan harga Rp200.000-400.000 per malam.

 

Tepi Kawah Ijen

 

INFORMASI TAMBAHAN

- Untuk jasa pemandu bisa menghubungi Bapak Selamet di nomor HP 081358708867.

- Wajib mengenakan masker gas dengan harga sewa Rp25.000 (bisa menyewa melalui pemandu).

- Tiket masuk: untuk wisatawan domestik Rp5.000 (hari biasa) dan Rp7.500 (hari libur); untuk wisman

Rp100.000 (hari biasa) dan Rp150.000 (hari libur).

- Di jalur trekking terdapat 1 warung dan toilet bersih.

 

 

Teks: Arief Nurdiyansah Foto: Arief Nurdiyansah & Clara Soca Atisomya
Comment