Sunset di Batu Termanu, dari atas bukit
Highlight dari Batu Termanu di Pulau Rote Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur (NTT) tentunya adalah dua buah batu yang dipercaya sebagai sepasang suami istri yang mengembara dari Maluku hingga menetap di Rote. Batu Hun, sang suami, berupa pulau kecil di lepas pantai, sedangkan Batu Suelai, sang istri, berupa batu menjulang di atas bukit di tepi pantai. Dulu ya cuma dua batu inilah yang dicari wisatawaan yang datang ke sini. Tapi belakangan ada lagi highlight lainnya yakni Batu Bolong Termanu. Letaknya di balik bukit yang menghadap laut, kira-kira posisinya di bawah Batu Suelai. Sunset dari atas bukit ke arah Batu Suelai maupun sunset dari Batu Bolong sama cantiknya. Jadi pilih mana? Bagusan yang mana?
Batu Suelai, sang istri
Batu Hun, sang suami
Baca juga: “Batu Termanu, Jauh-Jauh Datang dari Maluku ke Pulau Rote”
SUNSET DARI ATAS BUKIT BATU TERMANU
Bulan Juni 2023 MyTrip datang ke Batu Termanu sekitar jam 3 sore. Karena laut sedang pasang, kami tidak bisa menuju Batu Bolong. Ya, Batu Bolong hanya bisa didekati saat laut sedang surut. Kami hanya turun malalui jalur konblok yang sudah tertata untuk sampai ke tepi pantainya. Tampak garis pantainya melengkung, di sebelah kiri terdapat jejeran pohon bakau dan bukit berbatu. Jalan ke arah situ kalau mau ke Batu Bolong.
Turun ke pantai melalui jalur konblok
Garis pantainya melengkung, di sebelah kiri terdapat pohon bakau
Menjelang matahari terbenam barulah kami mendaki bukitnya. Tidak ada jalur khusus, jadi Trippers bisa mendakinya mengikuti bekas pijakan orang-orang. Tidak sulit, tapi di beberapa bagian tetap mesti hati-hati, melompati atau menuruni parit, lalu naik sedikit terjal dengan bebatuan kecil-kecil yang bisa membuat terpeleset. Bukit-bukit maupun padang rumput di Batu Termanu ini memang dipenuhi bebatuan besar-kecil di sana-sini.
Mendaki bukitnya
Jalur naiknya berbatu-batu
Dari atas bukit Trippers bisa memandang ke arah laut dan matahari di depan, maupun ke arah belakang, di mana terlihat hamparan padang rumput berbukit-bukit. Benar-benar memanjakan mata.
Menikmati pemandangan dari lereng bukit
Hamparan padang rumput berbukit-bukit dan garis pantai
Sebelum matahari pamit dari garis cakrawala, kami memanfaatkan waktu untuk berfoto-foto. Sinar matahari senja membuat bukit dan Batu Suelai menjadi lebih magis. Beragam angle foto bisa dieksplor. Apalagi kalau kalian naik lagi ke bukit batu di sebelah kiri, tentu akan lebih banyak lagi angle foto yang bisa dieksplor. Foto-foto di bawah mewakili keseruan MyTrip dan rombongan sore itu.
Bisa mendaki bukit sebelah kiri
Saat matahari mulai mendekati garis batas antara langit dan laut kami pun sedikit menyebar, mengambil posisi untuk mendapatkan foto sunset terbaik di atas bukit Batu Termanu dengan foreground Batu Suelai. Beruntung, cuaca sore itu cerah, kami pun menyaksikan matahari bulat jatuh ke laut.
Begitu matahari menghilang dan meninggalkan semburat jingga di langit, kami mulai turun bukit, walaupun sebenarnya masih betah berlama-lama. Takut kegelapan. Sambil menuruni bukit, sesekali kami masih menoleh ke belakang. Pada satu titik terlihatlah sekaligus Batu Suelai dan Batu Hun. Selagi di atas bukit, Batu Hun tak terlihat, terhalang bukit.
Batu Suelai dan Batu Hun
Berfoto dengan latar Batu Suelai dan Batu Hun
Pengalaman MyTrip menunggu sunset di Batu Bolong Termanu akan diceritakan di artikel selanjutnya. Jadi Trippers bisa menilai sendiri bagusan mana?
Teaser dulu, ini Batu Bolong Termanu
Bersambung ke sini.