Kaldera Tambora dari Doro Ncanga
Bisa mendaki gunung yang lebih dari separuh jalurnya dilakukan dengan naik mobil tentulah sangat menarik. Walaupun mungkin bagi sebagian orang yang menyukai tantangan cara ini dianggap kurang afdol. Tapi tidak bagi saya dan beberapa teman yang senang naik gunung dengan cara yang lebih praktis. Kalau bisa dipermudah, kenapa mencari yang sulit? Jadi kami pun memilih mendaki Gunung Tambora di Pulau Sumbawa NTB dengan cara praktis via Doro Ncanga pada November 2019 lalu. Naik jeep, lalu summit attack 2,5 jam saja. Inilah cerita kami.
TERBANG KE BIMA DAN MENGINAP DULU DI DESA PANCASILA
Tiba di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin di Kota Bima di Pulau Sumbawa, kami langsung naik mobil menuju Tambora Trekking Center di Desa Pancasila (500 mdpl). Jarak sepanjang 170 km itu kami tempuh berkendara sekitar 4 jam. Kami melalui dataran rendah yang panas dan baru menanjak ke ketinggian 500 meter sekitar 30 menit terakhir.
Desa Pancasila kami jadikan basecamp sebelum esoknya memulai petualangan. Kami menginap di Homestay Petualang milik Pak Saiful yang berada di depan lapangan bola. Mayoritas pendaki ke Tambora memang menginap di sini. Desa Pancasila memang adalah basecamp favorit bagi pendakian ke Puncak Tambora.
Di depan homestay di Desa Pancasila
Lokasinya di ketinggian 500 mdpl membuat cuaca lumayan sejuk. Makin malam dan menjelang dini hari udara tambah dingin, sekitar 23 derajat C. Tidak disediakan selimut di homestay ini, tapi kita bisa menyewa sleeping bag.
Homestay ini memiliki 10 kamar. Tiga kamar dengan kamar mandi di dalam. Dan untuk 7 kamar lainnya disediakan 3 kamar mandi di luar.
Baca juga: "Menikmati Suasana Pagi di Ranu Kumbolo"
MEMULAI PETUALANGAN DARI DORO NCANGA
Kalau mendaki Tamboranya jalan kaki, bisa langsung berangkat dari homestay di Desa Pancasila ini. Tapi berhubung kami memang dari awal merencanakan pendakian yang lebih mudah dengan naik jeep, jadi keesokan paginya kami naik mobil dulu sekitar 1,5 jam menuju pintu masuk jalur Doro Ncanga yang rutenya balik lagi ke jalan menuju Bima yang kami tempuh sehari sebelumnya.
Gerbang masuk jalur Doro Ncanga terletak di seberang kantor Taman Nasional Gunung Tambora di Kabupaten Dompu. Ketinggiannya sekitar 100 mdpl. Dari sini barulah kami ganti naik jeep.
Gerbang Doro Ncanga
Berbeda dengan jalur trekking dari Desa Pancasila yang melalui hutan, jalur jeep dari Doro Ncanga menuju Pos 3 sekitar 90 persennya adalah sabana.
Jeep kami melewati sabana
Jeep yang kami tumpangi adalah 3 Toyota Hardtop dan 1 Daihatsu Taft. Tiga Hardtop untuk mengangkut rombongan kami yang terdiri dari 15 orang dan 1 Taft untuk mengangkut 5 orang porter. Hardtop-nya persis seperti yang banyak dipakai di Bromo, tapi di Tambora ini kapnya terbuka. Mungkin karena di daerah panas jadi lebih baik terbuka sehingga bisa kena embusan angin. Tapi sialnya jadi dapat ‘bonus’ debu, huhu...
Baca juga: "A Complete Guide To Explore Bromo for First Timer"
Mobil jenis jeep di Doro Ncanga ini nggak sebanyak di Bromo yang armadanya ratusan. Di sini cuma ada 15-an armada.
Panjang jalur yang kami tempuh dengan jeep sejauh 19 km, dari Gerbang Doro Ncanga hingga berakhir di Pos 3 di ketinggian 1.800 mdpl. Total perjalanan kalau nonstop sih kurang lebih 2 jam. Tapi kami tentunya berhenti foto-foto dulu di beberapa spot bagus dan juga terpaksa berhenti karena jeepnya mogok.
Rincian rute, jarak, dan waktu tempuhnya sebagai berikut:
- Gerbang Doro Ncanga (100 mdpl) ke Pos 1 (500 mdpl): jaraknya 5 km, durasi sekitar 10 menit.
- Pos 1 ke Pos 2 (1.000 mdpl): jaraknya 6 km, durasi sekitar 35 menit. Di sini jalan mulai berliku dan melewati pepohonan, tak hanya berupa sabana.
- Pos 2 ke Pos 3 (1.800 mdpl): jaraknya 8 km, durasinya 1 jam 15 menit.
KEMPING DI POS 3
Di Pos 3 ini terdapat 5 bangunan shelter dengan atap seng. Sayangnya atapnya ada yang mulai lepas terkena angin. Tenda-tenda kami dibangun di atas lantai shelter.
Tenda-tenda kami dibangun di atas shelter
Karena area Pos 3 ini berupa sabana, jadi tidak ada sumber air. Untuk kebutuhan masak dan minum porter sudah menyiapkan banyak air dan dibawa di jeep.
Malam itu temperatur di Pos 3 nggak terlalu dingin. Minimum cuma 17 derajat C. Anginnya aja yang agak kencang, yang mulai terasa sekitar pukul 1 dini hari. Dari dalam tenda tuh kesannya anginnya kenceng banget, tapi pas keluar tenda anginnya nggak sekencang yang diperkirakan.
SUMMIT ATTACK
Pagi buta sekitar pukul 2 kami bangun dan bersiap memulai pendakian. Para porter sudah bangun lebih dulu, sibuk memasak mie instan untuk kami.
Sedikit telat dari rencana, baru pukul 3.30 kami mulai mendaki. Kami ditemani 3 porter yang merangkap sebagai guide yang dibagi tugas untuk menemani yang pace-nya cepat, pace sedang, dan pace lambat. Dua porter lagi tetap di Pos 3 untuk menjaga tenda dan memasak sarapan.
Menuju puncak
Menurut para porter, dari Pos 3 di ketinggian 1.800 mdpl sampai kaldera Tambora di ketinggian 2.423 mdpl bisa dicapai dalam waktu 2 jam. Karena saya jalannya agak pelan, saya butuh waktu 2 jam 40 menit untuk sampai di kaldera, sampai di titik yang merupakan Puncak Tambora dari jalur Doro Ncanga. Jarak yang ditempuh sejauh 3 km. Medannya nggak terlalu susah, berupa kerikil, pasir keras, dan batu. Nggak ada jalur berpasir yang bikin kita melorot-melorot seperti jalur muncak Rinjani maupun Semeru.
Ini penanda Puncak Tambora dengan rute Doro Ncanga
Senang bisa sampai puncak
Tentu lega dan senang bisa menjejakkan kaki di Puncak Tambora dari sisi Doro Ncanga di ketinggian 2.423 mdpl. Rasa lelah terbayar oleh pemandangan yang tersaji di depan mata. Kaldera Tambora terlihat bagaikan cawan raksasa berdiameter 7 km, dengan panjang kelilingnya 18 km, dan menghujam jauh ke dalam dasarnya hingga 1,4 km. Tebing-tebing kalderanya juga seperti terpahat, menambah spektakuler pemandangannya.
Berfoto aneka gaya di puncaknya
Tim kami di Puncak Tambora
Setelah puas berfoto dan beristirahat, kami pun harus turun. Waktu yang dibutuhkan untuk turun dari puncak ke Pos 3 relatif lebih cepat, sekitar 2 jam saja.
Turun dari puncak
Setelah sarapan dan beres-beres kami pun kembali ke bawah dengan naik jeep lagi. Selesai sudah petualangan kami yang seru dan menyenangkan.
TENTANG GUNUNG TAMBORA
Gunung Tambora yang berada dalam Taman Nasional Gunung Tambora terletak di Semenanjung Sanggar, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Dulu Tambora adalah gunung api tertinggi di Indonesia sebelum meletus dahsyat tanggal 10-11 April 1815 yang membuat puncaknya terpangkas dari 4.300 mdpl menjadi 2.851 mdpl, dan menyisakan kaldera raksasa yang sangat dalam. Puncak tertinggi Tambora yang sekarang di ketinggian 2.851 mdpl dapat dicapai melalui jalur Desa Pancasila.
Secara administratif TN Gunung Tambora masuk Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, NTB. Gerbang masuk terdekatnya: Kota Bima ataupun Kota Dompu.
CARA KE SANA
Dari Jakarta naik pesawat ke Kota Bima di Pulau Sumbawa. Tidak ada penerbangan langsung, transit dulu di Lombok. Durasi termasuk transit paling cepat 3,5 jam. Lalu dari bandara di Bima melanjutkan perjalanan dengan mobil tergantung basecamp mana yang dituju.