ADA MACHU PICCHU DI CIANJUR! 2016-03-30 00:00

 

Posisinya yang di atas bukit dan dikelilingi barisan pegunungan, serta formasi hamparan bebatuan purbakala di atas lapangan rumput hijau, membuatnya sepintas mirip Machu Picchu di Peru. Sedangkan nama tempat ini membuat banyak yang mengira situs ini berlokasi di Padang, Sumatera Barat. Padahal Situs Gunung Padang ini berada di Cianjur, Jawa Barat. Konon situs ini adalah bukti bahwa peradaban tertua di dunia ada di Tanah Pasundan.

 

Apakah Situs Gunung Padang Adalah Candi?

Ternyata bukan candi, bukan pula piramida. Situs megalith (batu besar) ini berupa punden berundak. Dan inilah punden berundak terbesar di Asia Tenggara. Lokasi tepatnya di Kampung Gunung Padang dan Kampung Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

 

Kata “padang” dalam Bahasa Sunda berarti terang benderang atau cahaya. Jadi Gunung Padang dimaknai sebagai “bukit cahaya”. Pengertian lainnya, “tempat agung para leluhur”. Hasil penelitian menyimpulkan ini tempat pemujaan masyarakat Sunda Kuno. Situs ini menghadap Gunung Gede, simbol Sang Pencipta.

 

Ini Situs Tertua di Dunia?

Hasil pengujian carbon dating (dari laboratorium Batan Indonesia maupun Miami, Florida, AS) menyimpulkan bahwa umur situs ini +/-25.000 tahun, jauh lebih tua dibandingkan peradaban Mesopotamia di Irak dan Piramida Giza di Mesir yang sebelumnya dianggap sebagai peradaban tertua di dunia dari zaman 2.500 sampai 4.000 tahun SM. Bayangkan, peradaban tertua di dunia itu ternyata berawal dari Tanah Pasundan ini, tepatnya di areal situs berteras lima yang mencakup 3 ha dengan luas bangunannya 900 m2 dan pada ketinggian 885 mdpl. Luar biasa!

 

Di Mana Mirip Machu Picchu-nya?

Pemandangan dari teras kedua yang sekilas mirip Machu Picchu

 

Cobalah memandang hamparan bebatuan vulkanik dari teras kedua yang disebut Mahkota Dunia. Dengan sekelilingnya terlihat deretan pegunungan saling bergandengan, situs ini sekilas mirip Machu Picchu, istana peninggalan Bangsa Inca di Peru, Amerika Selatan. Tapi Machu Picchu jauuuh lebih muda, dari abad ke-15 Masehi.

 

Keberadaan Batu-batu Unik

Tapak Maung

 

Batu Kujang

 

Batu Bonang berlafaz “Allah”

 

Sebaiknya ke situs ini menyewa pemandu, agar kita ditunjukkan beberapa batu istimewa. Ada batu yang di atasnya terukir tapak maung (harimau) dan kujang (senjata kebesaran Sunda yang seperti keris), serta dua buah batu musik purba di dekat “pintu masuk” situs di teras pertama –yakni batu bonang yang berlafaz “Allah” dan batu kecapi, yang keduanya bisa menghasilkan nada merdu jika diketuk.

 

Ke Sini:

Dari Jakarta masuk tol Jagorawi arah Ciawi, lanjut menyusuri Jalan Raya Puncak, melewati Cipanas sampai ketemu perempatan besar Jalan Raya Sukabumi. Ambil arah kiri dulu baru cari U-turn. Sekitar 20-30 menit menyusuri jalan itu, di kiri jalan kita akan melihat plang bertuliskan “Gunung Padang”. Belok kiri ke jalan itu. Sekitar 40 menit kita akan menjumpai penunjuk jalan: Gunung Padang 6 km ke arah kiri dan 1 km ke kanan ke Stasiun Kereta Api Lampegan. Dari situ masih sekitar 20 menit lagi. Total perjalanan dengan mobil pribadi dari Jakarta +/-5 jam tanpa macet.

 

Perlu Trekkingkah?

Dari areal parkir masih harus jalan kaki 15-20 menit atau naik ojek (Rp 5.000) sampai gerbang masuk. Dari situ kita masih harus mendaki lagi setinggi 95 m. Ada dua pilihan jalur, yakni jalur asli yang berupa 468 anak tangga yang terbuat dari batu andesit yang telah direkonstruksi. Dengan jalan santai cuma 10-15 menit. Jalur kedua di sisi kanan, lebih landai, memutar dan anak tangganya rapi dari semen. Tiket masuk Rp 5.000.

 

Ada Obyek Apa Lagi di Dekatnya?

- Stasiun Kereta Api Lampegan.

- Curug Cikondang.

Curug Cikondang

Teks: Mayawati NH Foto: Ganang Arfiardi, Mayawati NH, Welly Yaptianto, Yuhsie Lohanda
Comment
Smentem

Although their risk of disseminated disease is low following local regional treatment, certain subtypes are at greater risk priligy uk BRCA1, BRCA2, and Hereditary Susceptibility to Breast Cancer

2024-09-23