SITUGUNUNG SUSPENSION BRIDGE SEKARANG SUDAH DIBUKA SETIAP HARI 2018-11-16 00:00

 

Beberapa bulan lalu sempat viral video yang memperlihatkan jembatan gantung yang sangat panjang yang ternyata ada di Sukabumi Jawa Barat. Lantas banyak orang, termasuk saya dan teman-teman tentunya, yang ingin segera menyambanginya. Sayang, tunggu punya tunggu, kala itu jembatan gantung itu belum juga dibuka untuk umum. Kemudian beredar foto-foto narsis beberapa kelompok wisatawan di sana, karena memang jembatan ini sempat dibuka tapi hanya 1-2 minggu saat libur Lebaran pertengah Juni 2018 lalu. Kemudian tutup lagi.

 

Nah, akhirnya pertengahan September 2018 lalu dapat kabar Situgunung Suspension Bridge ini beneran sudah dibuka. Saya dan teman-teman pun gerak cepat langsung ke sana akhir September di hari kerja, karena konon kalau wiken penuh banget! Bener sih, di hari kerja begitu, pengunjung lain selain kami hanya sekitar 2-3 rombongan kecil. Nggak perlu antre, nggak perlu juga lama menunggu kalau mau foto tanpa ‘bocor’.

 

JEMBATANNYA SEPERTI APA?

Jembatan baja yang bagian pijakannya dari kayu merbau ini dapat dilalui bersamaan maksimal oleh 40 orang. Panjang jembatan 243 m, lebar 1,8 m, tinggi pagar 1,5 m, ketinggian dari dasar 120 m. Menjadikannya sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Saya mencoba jalan kaki perlahan dari ujung ke ujung, memakan waktu 5 menit saja.

 

 

Jam bukanya setiap hari pukul 08.00-16.00. Harga tiket masuknya Rp50.000 untuk dewasa. Sedangkan anak-anak <9 tahun Rp25.000; manula >65 tahun, balita dan difabel gratis. Tiket yang lumayan mahal ini sebenarnya adalah Paket Wisata Alam “Jungle Waterfall”, termasuk untuk masuk ke Danau Situgunung, ke Curug Sawer, welcome drink yang bisa diambil di kafetaria yang memiliki balkon untuk memandang ke arah jembatannya. Tiket ini juga sudah mencakup dipinjamkan harness pengaman yang harus dipakai selama melintasi jembatan. Pokoknya amanlah. Goyangan jembatan saat kita lalui juga terbilang tipis-tipis saja. Nggak usah takut. Nggak perlu persiapan mental khusus untuk melewati dan berfoto-foto di atas jembatan ini, bahkan termasuk bagi yang fobia ketinggian.

 

Memandang jembatan dari balkon kafetaria

 

Tapi perlu diperhatikan, kalau membawa anak di bawah 9 tahun harap diingatkan untuk tidak berlari maupun meloncat-loncat saat melintas di atas jembatan. Juga dilarang melempar benda apa pun dari atas jembatan. Jadi, anak di bawah 9 tahun harus didampingi orang tua.

 

Jembatan yang dibangun dan dikelola pihak swasta bekerja sama dengan Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango ini berada di kawasan hutan damar dan menghubungkan kawasan Wisata Situgunung dengan Curug Sawer.

 

CURUG SAWER

Dulu sebelum ada jembatan gantung, untuk ke Curug Sawer dari pintu gerbang Wisata Situgunung jaraknya 1,7 km, butuh jalan kaki 1,5 jam, atau sewa ojek Rp50.000 sekali jalan. Tapi sekarang sejak ada jembatan, hanya butuh 10-15 menit jalan kaki dari ujung jembatan. Treknya pun sama sekali nggak sulit, berupa jalur berbatu, turun naiknya pun sudah dibentuk undakan. Jembatan bambu yang harus dilewati pun kondisinya bagus.

 

Curug Sawer

 

Curug Sawer tingginya 35 m. Berada di ketinggian 1.025 mdpl. Di hadapan curug ada jembatan untuk berfoto-foto dengan latar curug. Nampak pembangunan teras atau pavilion yang permanen di atas aliran sungai beberapa ratus meter di depan curug saat kami datang. Air aliran curug sangat jernih dan menggoda untuk diceburi. Tapi dingin banget airnya. Air mengalir di antara bebatuan di bawahnya hingga menuju Sungai Cigunung.

 

WISATA LAINNYA

Wisata Situgunung selain danau, jembatan gantung dan Curug Sawer, ada juga camping ground, Wisma Situgunung, Loop Trail Curug Cimanaracun. Jalur pendakian Selabintana ke Gunung Gede juga bermula dari area ini, tapi sementara ditutup hingga 31 Desember 2018.

 

Jembatan di Danau Situgunung

 

Mengunjungi Danau Situgunung sebaiknya pagi hari saat kabut masih berarakan di atas permukaan danau. Di tepi danau berjejer warung-warung, nggak hanya warung makanan dan minuman tapi juga kios yang menjual aneka kerajinan khas Jawa Barat termasuk alat-alat musik dari bambu. Detil tentang Situgunung bisa dibaca di sini.

 

Sudut cantik di Danau Situgunung

 

ADA FASILITAS APA SAJA DI AREA JEMBATAN?

  • Ada kafetaria yang diberi nama “De Balcone Gede Pangrango”. Makanan berat seperti nasi liwet, nasi timbel, nasi ayam, nasi goreng juga dijual di sini.
  • Toilet bersih yang cukup banyak di dekat kafetaria maupun di ujung jembatan yang menuju Curug Sawer. Toilet juga ada di sekitar Curug Sawer.
  • Panggung terbuka lengkap dengan kursi penonton dari kayu beratap rimbunan pepohonan yang masih dalam tahap penyelesaian.
  • Area parkir yang luas.

 

Jalan setapak yang cukup lebar di area ini juga masih dalam tahap perbaikan. Jika semua sudah rampung baru akan ada grand opening yang rencananya mengundang Bapak Presiden Joko Widodo.

 

MENGINAP DI MANA?

Menginap di tenda nyaman di Tanakita

 

Tanakita 5 Star Camping Ground yang dikelola Rakata Adventure Team dan sudah ada sejak 2006 ternyata deket banget lokasinya dari jembatan gantung. Untuk sampai ke lokasi jembatan +/-25 menit jalan kaki santai. Ke danau juga dekat, jalan kaki santai 15-20 menit. Jadi kalau mau ke jembatan gantung saya rekomen nginep di sini aja. Memang sih, buat warga Jabodetabek ke Sukabumi cukup day trip, nggak usah nginep, apalagi kalau hanya mau ke jembatan gantung dan Curug Sawer. Tapi agak capek ya, apalagi kalau pulang pergi kena macetnya Sukabumi. Mending nginep, menikmati kesegaran alam di kawasan taman nasional, di ketinggian 1.100 mdpl.

 

Selengkapnya tentang Tanakita silakan baca di artikel selanjutnya.  

 

BAGAIMANA KE SANA?

Dari Jakarta ambil tol Ciawi arah Sukabumi. Setelah melewati Pasar Cibadak carilah Polsek Cisaat, lalu belok kiri ke Jalan Kadudampit. Ikuti terus jalan itu yang menanjak dan berkelok-kelok sepanjang +/-9 km sampai menemukan gerbang TN Gunung Gede Pangrango. Gerbang masuk Suspension Bridge di sebelah kanan, jalan kaki 15 menit. Sedangkan Tanakita berada sekitar 200 m ke arah kiri dari gerbang TNGGP. Perjalanan dari Jakarta sekitar 3 jam dengan kepadatan jalan normal. Kalau naik kereta api turunlah di Stasiun Cisaat, lalu sambung naik ojek.

 

Mau ke jembatan gantung ini tapi malas berangkat sendiri? Hubungan saja Randy Ramdhani di 0812 1899 2000.

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Priyo Tri Handoyo
Comment