Bangsal Jinem difoto dari arah samping Goa Simanyang
Kalau mau tahu sejarah berdirinya Taman Air Goa Sunyaragi di Cirebon Jawa Barat, Trippers nggak akan mendapatkannya di artikel ini, tapi bacalah di sini. Tapi kalau mau tahu, di objek wisata andalan Cirebon ini apa aja yang bisa dilihat dan bisa ngapain aja, serta apakah perlu pemandu, yuk mari lanjut.
Saya nggak menyewa pemandu, semata-mata karena nggak ditawarin sih, hehe. Yang wajib sewa pemandu rombongan yang lebih dari 5 orang (rombongan saya pas 5 orang). Jadi saya berusaha sendiri menyusuri goa demi goa, lorong demi lorong, jembatan demi jembatan, gunungan demi gunungan, secara random aja. Tapi sebelum masuk, di depan saya membaca dulu petunjuk di papan mengenai “Objek wisata di Goa Sunyaragi: Goa Pengawal, Goa Pandekemasan, Goa Simanyang, Bangsal Jinem, Mande Beling, Goa Peteng, Cungkup Goa Puncit, Goa Langse, Kamar Panembahan, Kamar Kaputren, Bale Kambang, Goa Arga Jumut, Goa Padang Ati, Goa Kelanggengan, Goa Lawa, Goa Pawon.”
Goa Peteng, area utama di komplek ini
Cungkup Goa Puncit, berada di puncak Goa Peteng
Goa Arga Jumut, yang paling awal ditemukan dari arah masuk
Bale Kambang, bangunan berbentuk joglo, di bagian bawahnya dulunya taman air, jadi seolah-olah bangunan ini mengambang
Kamar Kaputren, di dalamnya ada lorong-lorong dan bilik-bilik
Sudah saya susuri satu-satu, dan saya perhatikan nama-nama yang dicantumkan di tiap spot, hasil akhirnya, saya tak menemukan Goa Langse, Kamar Panembahan, Goa Lawa, dan Goa Pawon. Tapi saya melihat dua spot yang tidak tertera di papan petunjuk itu, yakni Patung Gajah di dekat Goa Peteng, dan Monumen Cina di sebelah kanan luar Goa Peteng (kalau kita melihat dari arah depan Goa Peteng). Monumen Cina kemungkinan ada hubungannya dengan Putri Cina yang dipersunting Sunan Gunung Jati dan pernah tinggal di sini.
Patung Gajah
Monumen Cina
O ya, saya juga nggak berhasil menemukan Patung Perawan Sunti dan Patung Garuda yang sering disebut-sebut dalam artikel tentang Goa Sunyaragi. Tapi mending nggak ketemu sama Patung Perawan Sunti deh, takut sama mitosnya, hihihi….
Satu kesimpulan saya, pintu masuk ke taman ini, di mana ada tulisan “Goa Sunyaragi” besar dan warna-warni itu bukanlah bagian depan dari komplek taman air ini.
Wisatawan masuk dari sini
Sisi komplek yang paling dulu dimasuki, yang kemungkinan bukan bagian depan
Gapura sebagai penanda masuk
Saya baru sadar setelah sampai ke bagian ujung di mana terdapat Bangsal Jinem yang diapit dua goa yakni Goa Pengawal dan Goa Simanyang (berfungsi sebagai pos penjagaan). Berdiri di halaman luas beberapa puluh meter di hadapan Bangsal Jinem, tampak nyata, inilah bagian depannya ternyata. Tapi ini kesimpulan saya aja sih… Lebih pasti kalau nanya pemandu tentunya.
Berdiri di hadapan Bangsal Jinem, tampak nyata inilah bagian depannya
Bangsal Jinem dari dekat
Goa Pengawal di sebelah kiri Bangsal Jinem
Goa Simanyang di sebelah kanan Bangsal Jinem
Di halaman ini juga ada pohon flamboyan besar yang saat kami datang sedang berbunga, cantik! Para pejuang konten pasti berbinar-binar kalau melihat pohon bunga yang sedang memerah seperti ini.
Pohon flamboyan tengah berbunga
Dan yaa… bicara soal pejuang konten, Goa Sunyaragi ini termasuk layak kunjung banget karena banyaaaaak sudut Instagrammable. Apalagi kalau perginya sekarang-sekarang ini, saat masih sepi kunjungan. Motret nggak bakal banyak bocor deh!
Banyak spot cantik buat berfoto, salah satunya pintu Goa Peteng ini
Pejuang konten pasti seneng melihat spot pintu ini
Kalau Trippers tipe pejuang konten yang mementingkan cerita sejarah di balik suatu tempat, bukan pejuang konten yang fokus pada foto-foto diri dengan berbagai pose di tiap angle, sebaiknya sih sewa pemandu. Karena sepengalaman saya, banyak kisah-kisah unik yang akan disampaikan pemandu yang belum tentu bisa Trippers temukan di internet.
Baca juga: “Itinerary dan Estimasi Biaya Eksplor Cirebon 3 Hari”
Memang ada plus minus sih dengan sewa pemandu. Plusnya tentu banyak dapet cerita dan nggak bakal missed spot-spot pentingnya. Minusnya, berdasarkan pengalaman saya sih ya, eksplorasinya jadi kurang santai. Boro-boro mau pose diri aneka gaya, untuk memotret spot-spotnya dengan berbagai angle pun agak susah. Karena biasanya pemandu abis selesai cerita, langsung ngajak pindah spot. Akhirnya ya kita cuma bisa asal jepret. Memang sih biasanya setelah selesai semua, kita dikasih waktu bebas, tapi kita udah males deh balik ke spot-spotnya lagi. Jadi, idealnya sih memang datang dua kali untuk objek wisata semacam Goa Sunyaragi ini.
Jangan lupa naiki bukit kecil, area paling tinggi di komplek goa ini, karena dari atas sini bisa memotret area Goa Peteng, Mande Beling dan sekitarnya
Area Goa Peteng difoto dari bukit
Goa Padang Ati, posisinya di sekitar bawah bukit
Bisa juga naik bukit kecil di atas Goa Simanyang, memotret ke arah Goa Peteng seperti ini
LOKASINYA
Di Jl. Brigjen H. Darsono, Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon. Tapi saya ngikutin Google Maps malah diarahkan ke jalan kecil di belakangnya. Sampai harus memutar dua kali plus nanya warga, baru keluar ke Jl. Brigjen H. Darsono dan menemukan gerbang masuknya. Jadi, kalau Trippers mengalami juga, jangan bingung.
Google Maps mengarahkan ke jalan kecil di belakang komplek goa
Nah, ini gerbang masuknya, di Jl. Brigjen H. Darsono
JAM BUKA DAN TIKET MASUKNYA
Buka setiap hari pukul 08.00-17.00. Di gerbang depan bayar tiket kendaraan: motor Rp2.000, mobil Rp3.000, mobil travel/elf Rp5.000, bus Rp10.000. Lalu di gerbang dalam bayar tiket per orang Rp10.000.
FASILITAS
Lapangan parkir luas, food park (deretan outlet makanan), musholla, toilet, gedung pesanggrahan untuk pagelaran seni, wahana rekreasi (flying fox, paralayang, sepeda gantung, sangkar burung).