Masjid-e Shah (Masjid Imam)
Bangsa Persia menjuluki Kota Isfahan sebagai “Nesf-e-Jahan” yang secara harfiah berarti “separuh dunia”. Konon lantaran kemegahan arsitektur berikut keapikan tata kotanya sehingga dipuja sebagai salah satu kota tercantik di dunia di masa itu, dan digambarkan sebagai separuh keindahan dunia. Tidak berlebihan apalagi jika menengok sejarahnya. Shah Abbas I pada abad ke-16 hingga ke-17 mengerahkan seluruh seniman terbaik demi membangun Isfahan sebagai kota impian. Ratusan tahun kemudian kota terbesar ke-3 di Iran ini masih tetap memancarkan reputasinya. Ingin membuktikan?
CARA KE ISFAHAN
Isfahan International Airport melayani penerbangan domestik maupun internasional ke beberapa kota di Timur Tengah di antaranya Doha, Damascus, Dubai, Kuwait dan Istanbul. Dari Jakarta disarankan memilih Istanbul karena ada connecting flight dengan Turkish Airlines. Opsi lain mendarat di Tehran (terbang langsung dari Kuala Lumpur dengan Mahan Air), lanjut perjalanan darat (bus atau kereta api) ke Isfahan.
Baca juga: “Sebelum Jelajah Eksotisme Tehran Baca Dulu Panduannya”
WAKTU TERBAIK
Iran negara bercuaca ekstrem. Musim dingin hingga -10 derajat C dan musim panas hingga 38 derajat C. Disarankan berkunjung Maret-Mei (musim semi) atau September-Oktober (musim gugur) saat cuacanya paling ideal.
OBJEK & AKTIVITAS WISATANYA
Peninggalan arsitektur kuno adalah destinasi wisata paling dominan di kota ini. Asyiknya situs-situs itu berdekatan dan bisa dengan jalan kaki. Sebagian besar terbentang di sekitar Jalan Chaharbagh, boulevard kuno yang kecantikannya menginspirasi banyak jalanan di kota-kota besar Eropa. Ini daftar yang wajib dilihat di Isfahan:
ALUN-ALUN DAN JALANAN
Naqsh-e Jahan Square (berarti “pola dunia”) atau lebih dikenal sebagai Meidan Emam (Imam Square). Alun-alun urban terbesar kedua di dunia setelah Tiananmen Square di Beijing. Dimensinya 512 x 163 m. Selain indah lapangan ini juga diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Paling tepat berkunjung menjelang senja. Jalan-jalan sore sambil berbaur dengan warga yang gemar piknik di tengah lapangan yang dulu tempat para bangsawan bermain polo.
Pertokoan di Naqsh-e Jahan Square
Alun-alun ini dikellilingi bangunan memanjang yang keempat sisinya ditandai 4 landmark yaitu 2 masjid besar, 1 istana dan 1 gerbang raksasa. Semuanya memamerkan keindahan arsitektur Persia yang sulit membuat mata berkedip. Dekorasinya cantik dihiasi keramik khas Persia.
Selain Imam Square jangan lupa jalan-jalan sambil cuci mata di sepanjang Chaharbagh Boulevard. Pedestiran lebar dan aneka toko di kiri kanan jalan akan mengingatkan kita pada Champs-Elysees-nya Paris. Dan jangan kaget kalau ternyata jalanan di jantung Kota Paris itu terinspirasi dari boulevard kuno ini.
MASJID-MASJID
Tanah Persia adalah rumah bagi masjid-masjid yang keindahan arsitekturnya dikagumi banyak orang. Masjid-e Shah (Masjid Imam), salah satu masterpiece arsitektur Persia yang telah diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.
Masjid Sheikh Lotf Allah dulunya merupakan masjid pribadi keluarga kerajaan. Terletak di sisi timur Imam Square. Kedua masjid ini terbuka untuk didatangi pengunjung non-Muslim. Masing-masing mengutip tiket masuk 200 ribu rials (+/-Rp67.000). Masjid besar lain yang juga layak dihampiri adalah Masjid-e Jāmé dan Masjid Hakim.
ISTANA-ISTANA
Ali Qapu, dulu kediaman resmi Shah Abbas I. Lokasinya berseberangan dengan Masjid Sheikh Lotf Allah, dipisahkan oleh Imam Square. Konon di bawahnya ada lorong penghubung bawah tanah. Bangunannya setinggi 38 m, terdiri dari 6 lantai. Istana ini dilengkapi balkon berpanorama Imam Square berikut Masjid e-Shah. Dulu di sini banyak koleksi lukisan dan mozaik indah, sayangnya sebagian besar musnah saat periode Qajar dan Revolusi Iran. Namun sebagian kecil koleksi itu masih dapat dinikmati di salah satu aula.
Istana lain yang juga layak dilirik adalah Chehel Sotoun. Terletak di dekat pintu masuk Imam Square. Dulunya berfungsi sebagai tempat resepsi kerajaan saat menerima tamu, festival ataupun perayaan keagamaan.
Paviliun Chehel Sotoun
JEMBATAN-JEMBATAN KUNO
Kunjungan ke Isfahan semakin lengkap jika kita ke tepian Sungai Zayandeh, sungai yang membelah kota. Di atas sungai yang sudah mengering ini terbentang beberapa jembatan kuno. Di antaranya yang paling terkenal Pol-e Khaju, Pol-e Si-o-Seh dan Pol-e Chubi (Pol=jembatan). Jalan-jalan di sini sangat nyaman karena tepian sungai dilengkapi taman dan pedestrian lebar. Tempat banyak warga lokal menghabiskan sore. Konon banyak pujangga terkenal Persia menggali inspirasi di sini.
Jembatan Pol-e Si-o-Seh
GEREJA KUNO
Gereja? Bener banget! Di Isfahan juga terdapat gereja-gereja kuno yang masih terpelihara. Lokasinya di New Jolfa, permukiman etnis Armenia yang dulu ditampung dan dilindungi Shah Abbas I saat mereka diburu Kekaisaran Ottoman (Turki). Saat ini ada sekitar 5.000-an etnis Armenia bermukim di Isfahan dan memelihara hubungan baik dengan penganut agama lain.
Salah satu gereja yang memukau adalah Vank Cathedral. Arsitekturnya sangat unik karena memadukan beberapa budaya. Salah satunya adanya kubah sehingga sepintas lebih mirip masjid. Hal lain yang memukau adalah lukisan fresco di langit-langit bagian dalam. Tiket masuknya 200 ribu rials.
Eksterior Vank Cathedral
BELANJA DAN OLEH OLEH
Bazaar-e Bozorg (Grand Bazaar) pasar terbesar yang merupakan tempat terlengkap berburu aneka belanjaan. Desainnya menyerupai labirin sehingga mudah membuat kita kesasar. Kalau khawatir kesasar disarankan melipir saja di sepanjang selasar di sekeliling Imam Square. Pasarnya lebih tertata (karena memang dikhususkan untuk turis), juga tidak penuh sesak.
Lalu oleh-oleh apa yang pas? Sebagai negara penghasil permadani terbaik tentu saja karpet peringkat teratas. Ukurannya bermacam-macam. Dari yang super besar hingga berukuran mini (lebih cocok untuk suvenir). Bisa juga membeli kerajinan unik seperti lukisan tangan di tulang onta, enamel, perkakas logam, dll.
Baca juga: “5 Destinasi Wisata di Tehran. Turis Indonesia Pasti Paling Betah di No.4”
KULINER
Beberapa jenis makanan yang layak dicicipi adalah khoresht mast (semacam puding manis berwarna kuning yang bahannya terbuat dari potongan daging, yoghurt dan safron), doogh-o-gooshfil (yoghurt ala Persia), fereni & shireh (sejenis sereal terbuat dari campuran tepung beras dan susu). Untuk makanan berat bisa mencoba beryan (daging domba). Biasanya dimakan dalam bungkusan roti tipis.