Bahkan Genghis Khan saja dibuat kagum dan akhirnya memutuskan untuk tak memusnahkan menara ini padahal nyaris seisi Kota Bukhara yang ditaklukkannya kala itu diratakan dengan tanah. Inilah Kalyan atau Kalon Minaret yang tegak menjulang di Poi Kalyan Complex, berdampingan harmonis dengan Kalyan Mosque dan Mir Arab Madrasah di jantung Bukhara, Uzbekistan. Tempat ini menjadi favorit wisatawan yang datang ke Bukhara.
MINARET SEMPAT RUSAK DAN DIBANGUN BERKALI-KALI
Sejak abad ke-10 ada sebuah friday mosque berdiri di atas lokasi yang sekarang menjadi Kalyan Mosque. Minaret pertama dibangun untuk melengkapi masjid ini tahun 919, selama masa pemerintahan Dinasti Samanid (Samaniyah) di Asia Tengah, tapi kemudian rusak karena gempa bumi tahun 1068.
Sebuah minaret kayu dibangun untuk menggantikannya atas perintah Mohammad Arslan Khan dari Dinasti Qarakhanid (Karakhanid), yang menguasai Bukhara saat itu. Sayangnya kemudian minaret ini runtuh, dan menewaskan cukup banyak orang. Ada juga yang menyebutkan minaret ini dirusak saat terjadi beberapa kali pengepungan kota pada abad ke-11 dan awal abad ke-12.
Baca juga: "Satu Lagi Bangunan Lambang Cinta: Sitorai Mohi-Hosa Palace di Uzbekistan"
Arslan Khan memerintahkan untuk membangun minaret baru yang akhirnya selesai pada tahun 1127, menjadi cikal-bakal Kalyan Minaret yang sekarang. Minaret yang disebut juga sebagai Menara Kemenangan Dinasti Qarakhanid ini sempat menjadi yang tertinggi di Asia.
Kalyan Minaret
Satu abad kemudian, tepatnya tahun 1220, saat Genghis Khan dari Mongolia menginvasi Bukhara, hanya 2 bangunan di Bukhara yang tidak dibumihanguskan, yakni Ismail Samani Mausoleum dan Kalyan Minaret.
Kenapa Kalyan Minaret tak dihancurkan oleh Genghis Khan? Menurut legenda, sesaat setelah menaklukkan Bukhara dan menghancurkan separuh kotanya, Genghis Khan masuk ke lapangan di dekat minaret. Saat itu ia mendongak demi melihat minaret hingga topinya jatuh. Lalu ia pun membungkuk untuk mengambil topinya dari lantai. Tak dinyana ia berujar, “Aku tak pernah membungkuk di hadapan siapa pun, tapi menara ini begitu agung sampai aku pun membungkuk di hadapannya.” Karenanya Genghis Khan tak memusnahkannya.
Sayang, 700 tahun kemudian, minaret ini hancur berkeping-keping di tangan tentara Bolshevik selama perang saudara tahun 1920. Kemudian diperbaiki kembali tahun 1924 dan dilakukan eskavasi tahun 1964. Tanah dan pasir yang menumpuk berabad-abad di bagian dasarnya disingkirkan sehingga tinggi minaret bertambah 2 m.
Tahun 1976 minaret kembali rusak akibat gempa bumi berkekuatan 7,0 SR, tapi setelah itu diperbaiki lagi.
KONSTRUKSI DAN ORNAMENNYA
Pondasi minaret dibuat sedalam 13 m (ada sumber yang menyebut 10 m). Alang-alang ditumpuk di bagian pondasi untuk menghindari kerusakan akibat gempa bumi. Keseluruhan pondasi dibiarkan dulu selama 2 tahun supaya kuat, baru kemudian minaretnya dibangun. Adukan semennya terdiri dari batu kapur, dicampur susu onta, kuning telur dan darah banteng (terdengar aneh, tapi adukan semen dicampur darah dan susu lazim pada zaman itu).
Minaret berdiri di atas landasan berbentuk oktagonal. Diameter bagian bawahnya 9 m, dan bagian atasnya 6 m. Di badan minaret terdapat motif semacam sabuk geometris yang dibuat dengan pola yang berbeda-beda. Ada tak kurang dari 14 pola yang berbeda (bundar, setengah bundar, kotak, persegipanjang, segitiga, anyaman, bentuk wajik, jalin-menjalin, dsb) sehingga teksturnya tampak luar biasa. Ada yang dipahat, ada juga yang dibuat relief. Sangat kompleks, halus dan detail.
Perhatikan tekstur di badan menaranya
Pemakaian material yang sederhana, tapi hasilnya menakjubkan, berkat kejeniusan dan kreativitas arsiteknya. Pada 3 dari sabuknya itu terpatri tulisan asli yang menandakan tahun selesainya, 1127, dan juga nama arsitek serta penguasa yang memerintahkan pembangunannya, Usto Bako dan Arslan Khan. Bako dimakamkan 47 m dari lokasi minaret, sama dengan tinggi minaret, 47 m –tepatnya 46,5 m.
Aksen sabuk pada dinding dengan memakai ubin biru berkilau pertama kali digunakan di minaret ini yang kemudian menjadi ciri khas arsitektur di Asia Tengah di bawah Amir Temur.
Di bagian atas minaret ada rotunda (ruang bundar), tempat muadzin mengumandangkan adzan. Rotunda ini memiliki 16 jendela berbentuk kubah. Di atas rotunda ada cornice, semacam mahkota penghias bagian puncak, dan di paling atas ada struktur berbentuk kerucut.
Bagian rotunda terhubung dengan atap Kalyan Mosque lewat sebuah jembatan kecil, yang kini sudah nggak ada. Jadi dulu muadzin yang hendak ke rotunda bisa melalui akses ini, tidak harus menaiki anak tangga spiral di dalam minaret sebanyak 105 undakan. Tapi sayang wisatawan sudah tidak bisa menaiki minaret, padahal pemandangan dari puncaknya luar biasa indah.
Baca juga: "Bohong Banget Deh Kalau Nggak Blingsatan di Registan Samarkand"
MASA LALU KELAM DI SINI
Tujuan dibangunnya minaret di komplek masjid yang utama tentu sebagai tempat bagi muadzin untuk mengumandangkan adzan. Selain itu pada zaman dulu minaret juga berfungsi sebagai penanda bagi para pengelana yang terlihat dari jauh (karena di puncak menara ada api menyala) bahwa mereka sudah sampai di suatu kota. Fungsi lainnya, sebagai menara pengawas agar bisa melihat datangnya serangan dan bisa memberi peringatan kepada warga.
Nah, selain fungsi itu, Kalyan Minaret pada masa lalu berfungsi juga sebagai tempat eksekusi bagi para penjahat. Caranya dengan dilempar tubuhnya yang terikat dari atas menara ke halaman batu di bawahnya. Tak heran warga lokal menyebutnya sebagai menara kematian. Sampai awal abad ke-20 eksekusi model ini masih dilakukan, yang terakhir tahun 1920 saat Revolusi Rusia.
Poi Kalyan Complex
POI KALYAN COMPLEX
Po-i-Kalan atau Poi Kalan atau Poi Kalon atau Poi Kalyan, artinya "The Foot of the Great", maksudnya, alun-alun dengan segenap bangunannya ini berada di bawah kaki Big Bukhara Minaret –Kalyan Minaret. Kalyan Minaret sendiri artinya Grand Minaret.
Lokasinya kini di Jalan Eshoni Pir di Kota Bukhara, merupakan tempat paling bersejarah di kota ini, tempat banyak reruntuhan bangunan dari masa lalu. Sejak tahun 713 beberapa masjid utama dan bangunan-bangunan pelengkapnya sudah berdiri di lokasi ini, di selatan Ark Citadel.
Poi Kalyan Complex
Poi Kalyan merupakan pusat dari Kota Bukhara kuno. Terdiri dari 4 monumen: Kalyan Mosque dan Mir Arab Madrasah yang portal utamanya saling berhadapan; di antara keduanya ada Kalyan Minaret; dan di sebelah selatan dari Mir Arab ada Amir-Allimkhan Madrasah yang lebih kecil. Yang terakhir ini jarang dibahas.
KALYAN MOSQUE
Kalyan Mosque selesai dibangun tahun 1514, menjadi masjid utama di Bukhara selama 500 tahun. Dibangun atas perintah gubernur Bukhara saat itu (Ubaidullah Khan dari Dinasti Shaibanid) di atas tanah bekas masjid sebelumnya yang telah rusak. Luasnya nyaris seluas Masjid Bibi Khanum di Samarkand.
Dari bagian dalam Kalyan Mosque ke arah minaret di depannya
Menampilkan desain arsitektur tradisional tipikal era Timurid, yakni bangunan yang membentuk persegipanjang dengan 4 iwan (iwan adalah ruang atau aula persegipanjang yang biasanya berkubah dengan satu sisi terbuka yang berada di bagian portal atau bagian depan bangunan khas Asia Tengah). Pintu masuk utamanya adalah portal atau gerbang persegi yang tinggi dan didekorasi dengan aneka mozaik dari ubin-ubin mengkilat. Di dalamnya ada halaman terbuka luas yang memiliki galeri-galeri dengan 288 kubah yang bertengger di atas 208 pilar.
Halaman dalam masjid. Terlihat 2 portal dan galeri-galerinya
Masjid Kalyan bisa menampung 12.000 jamaah pada saat bersamaan. Dan istimewanya, jamaah duduk di mana pun, mereka bisa jelas mendengarkan suara khatib yang berdiri di dekat mihrab.
MIR ARAB MADRASAH
Mir Arab Madrasah (1530-1536) dibangun juga oleh Ubaidullah Khan untuk Sheikh Abdullah Yamani dari Yaman, guru spiritualnya dan putranya Abdul-Aziz Khan.
Mir Arab Madrasah adalah karya besar arsitektur Islam Abad Pertengahan. Merupakan bangunan persegipanjang dengan portal yang amat gagah. Ada selasar berkubah yang menuju lobi di portal utama.
Mir Arab Madrasah, tampak depan
Madrasah masih berfungsi sebagai sekolah agama Islam. Memiliki dua lantai dengan 114 ruang, 4 iwan di dalam halaman, dan dua aula. Aula pertama sebagai masjid dan ruang-ruang kelas. Aula satunya lagi adalah makam Ubaidullah Khan, Abdullah Yamani dan beberapa bangsawan.
Bagian dalam Mir Arab Madrasah
Portal Madrasah maupun Masjid dilapis dengan ubin dengan warna dominan biru. Seluruh dinding dan kubah-kubahnya diberi ornamen yang mewah; ada pola-pola geometris yang ditutup dengan bata berkilau. Keindahan kedua bangunan ini menjadi warisan bagi para arsitek dan seniman keramik Uzbek.
SUDUT CANTIK BUAT BERFOTO
Penting buat wisatawan zaman kini untuk mendapatkan foto-foto cetar di setiap tempat yang dikunjungi. Jangan terpaku pada minaretnya. Nggak perlu juga berdiri terlalu dekat ke minaret yang justru menghasilkan foto dengan Andanya terlalu kecil.
Berdiri di teras Mir Arab Madrasah menghadap minaret patut dicoba. Bahkan saat backlight pun nggak apa-apa, malah bisa jadi dramatis.
Iwan-iwan dengan plafon yang selalu bermotif pastilah menjadi spot wajib foto di Uzbekistan. Cobalah aneka angle, dengan meletakkan kamera di lantai.
Portal masjid dan madrasah yang berhadapan juga bisa dimanfaatkan untuk membuat foto ber-framing. Butuh kamera HP yang wide sih untuk pose ini.
O ya, resto di hadapan komplek ini yang memiliki lantai atas terbuka merupakan tempat yang cocok untuk memotret keseluruhan komplek.
Jangan lewatkan juga datang kembali ke Poi Kalyan saat malam hari karena sang minaret tampak bersinar cantik dengan lampu-lampunya.