NAMANYA GEREJA SANTO ANTONIUS PADUA SASI, TAPI BANYAK YANG MENYEBUTNYA GEREJA DEL PIERO 2019-12-24 00:00

Bangunannya unik, interiornya cantik, cerita di balik pembangunannya juga menarik. Itulah Gereja Katolik Paroki Santo Antonius Padua Sasi Kefamenanu yang belokasi di Jl. El Tari Km 07, Kelurahan Sasi, Kefamenanu, Timor Tengah Utara (TTU), Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kebayang, menjelang Natal begini gereja yang disebut juga Gereja Del Piero ini pasti tambah cantik!

 

KENAPA DIKAITKAN DENGAN ALESSANDRO DEL PIERO?

Pesepak bola Italia yang lama bermain untuk klub Juventus, Alessandro Del Piero, memang sampai saat ini belum pernah menginjakkan kaki ke gereja yang ringkasnya disebut Gereja Sasi ini. Maret 2019 legenda Juventus ini bertandang ke Bali sebagai Duta UEFA Champions League Trophy Tour, tapi sayang nggak sempat mampir ke Kefamenanu.

 

 

Namun atas donasi Del Piero-lah Gereja Sasi ini dibangun tahun 2003. Lho, bagaimana bisa? Ada hubungan apakah? Ternyata pastor paroki pertama di daerah ini dan yang merintis sekaligus mengawasi pembangunan gereja ini yakni Pastor Antonio Razzoli, OFM Conv, adalah paman dari Del Piero.  

 

Del Piero memang tak sempat hadir saat peresmian dan pemberkatan gereja ini tanggal 13 Juni 2006 karena tengah berlaga di Piala Dunia 2006 di Jerman. Tapi ia mengirimkan lonceng yang dibubuhkan tanda tangannya langsung dari Turin Italia untuk dipakai sebagai lonceng gereja ini. Menjadi istimewa juga karena pada laga final tanggal 9 Juli 2006 timnas Italia berhasil menggulung timnas Prancis dan membawa pulang Piala Dunia untuk keempat kalinya.

 

Baca juga: "Ada Bukit Golgota di Pulau Timor?"

 

KEUNIKANNYA

Seluruh dinding gerejanya yang setinggi kurang lebih 7 meter disusun dari batu alam yang langsung diambil dari tanah Timor Tengah Utara. Batu-batu alam ini berwarna cokelat kemerahan, membuat tampak luar gereja cukup mencolok.

 

 

Selain tinggi dan di satu sisi ada barisan kolom-kolom yang membuatnya lebih gagah sekaligus anggun, bentuk bangunannya juga seperti setengah lingkaran. Sekilas orang tak mengenalinya sebagai bangunan gereja Katolik yang biasanya ditandai dengan menara-menara runcingnya. Tapi keberadaan tanda salib besar di bagian atas dan juga tiga tanda salib di halaman depan bangunanlah yang mencirikan ini gereja.

 

Kolom-kolom yang membuatnya tampak gagah sekaligus anggun. Dan ada 3 salib di depan

 

Di bagian halaman gereja ada batu-batu juga yang disusun membentuk jalan setapak menuju ke pintu utama. Jalan setapak berbatu ini bisa difungsikan juga untuk refleksi kaki jika Anda melangkah di situ tanpa alas kaki.

 

Di bagian dalamnya tampak tiang-tiang penyangga yang tinggi diselimuti kain-kain Timor nan cantik. Beberapa sisi dinding juga digantungi kain Timor. Altarnya juga dihias dengan kain-kain –dua kali MyTrip datang ke sini tahun 2018 dan 2019 hiasan altarnya beda.

 

Tiang-tiang dibalut kain Timor

 

Altar tahun 2018

 

Altar tahun 2019

 

Pengunjung biasanya masuk lewat pintu samping yang sangat besar yang ditutupi tirai. Sedangkan di depan pintu utama ada patung Santo Antonius dan prasasti peresmian gereja oleh Uskup Atambua, Mgr. Anton Pain Ratu, SVD.

 

O ya berfoto-foto di halaman gereja baik dari depan, maupun sisi kanan dan kiri cakep lho...

 

Berfoto di halaman gereja

 

BERKUNJUNG KE SINI

Jangan datang saat hari Minggu karena ada misa dan pengunjung umum nggak bisa masuk. Kalau datang di hari biasa memang bisa saja pintu gereja terkunci, tapi kita bisa mendatangi gedung Graha Santo Fransiskus Assisi Sasi Kefamenanu di belakang gereja yang merupakan sekretariat gereja. Kita bisa minta pintu gereja dibukakan. Jangan lupa beri donasi serelanya di kotak donasi yang disediakan di dalam gereja.

 

Dari Kota Kupang ke Kota Kefamenanu yang berjarak 195 km berkendara 4-5 jam, melewati jalanan beraspal mulus, Jalan Nasional Trans Timor.

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment