TERNATE, ANTARA DANAU MISTIS DAN BENTENG YANG SERUPA ALAT VITAL PRIA 2017-04-28 00:00

Benteng Tolukko

 

Dulu yang tebersit di pikiran saat membaca kata Ternate di buku sejarah mungkin adalah pulau indah penghasil cengkeh dan biji pala, serta rakyat Ternate yang berhasil mengusir penjajah Portugis dari bumi Indonesia. Muncul rasa penasaran,  seberapa indahnyakah pulau ini sehingga menggiurkan bangsa asing untuk menguasainya?

 

DI MANA LETAK TERNATE?

Pulau seluas 547.736 km2 ini terletak di utara Laut Maluku. Bersama Pulau Halmahera, Morotai, Tidore, dan beberapa pulau lainnya, Pulau Ternate termasuk ke dalam Provinsi Maluku Utara. Gunung Gamalama yang berada di tengah pulau mendominasi pemandangan di Ternate.

 

Gunung Gamalama

 

BAGAIMANA MENCAPAI TERNATE?

Dari Jakarta ada beberapa penerbangan langsung menuju Ternate. Garuda terbang setiap hari pkl. 01.40 dini hari dan mendarat di Bandara Sultan Babullah Ternate pkl.07.25 (tanpa transit, durasi 3 jam 45 menit). Harga tiket PP Garuda mulai Rp 3 juta. Alternatif lainnya dengan Sriwijaya Air dengan pilihan terbang tengah malam atau jam 5 pagi, dan lama penerbangan 7 jam termasuk transit di Makassar. Harga tiket PP Sriwijaya mulai Rp 2,5 juta. Batik Air juga ada penerbangan ke sana.

 

APA SAJA OBJEK WISATANYA?

ISTANA KEDATON TERNATE

 

Istana yang letaknya sedikit ke utara dari Kota Ternate ini terkadang masih dipakai sebagai tempat kediaman sultan dan keluarganya. Tak heran kita mudah menjumpai ‘abdi dalem’ yang mengenakan baju kurung panjang di bawah dengkul berwarna hitam yang pada bagian pinggangnya dililit sabuk putih, dan celana panjang longgar berwarna putih. Mereka terkadang menemani turis yang berkunjung.

 

Di dalam istana yang luasnya 1.500 m2 ini kita dapat menemukan banyak barang peninggalan yang memiliki nilai sejarah tinggi, di antaranya keramik, jubah kebesaran, mahkota, singgasana, peralatan ritual dan perlengkapan perang. Yang menarik, konon mahkota tersebut mempunyai rambut yang bisa tumbuh sehingga untuk memotongnya perlu dilakukan ritual setiap Idul Adha.

 

Hal lainnya yang menarik adalah tulisan berbahasa Arab gundul di atas dinding balkon. Artinya keselamatan dan perlindungan untuk rakyat Ternate. Dari atas balkon teras ini kita dapat melihat lautan luas dan Pulau Halmahera. Nggak ada tiket masuk, beri donasi serelanya.

 

MASJID KESULTANAN TERNATE

Atap piramida bertumpuk

 

Dikenal sebagai kota Kesultanan Islam pertama di Indonesia Timur, Ternate pun mempunyai sebuah masjid tua. Dibangun sejak abad ke-17 zaman pemerintahan Sultan Hamzah. Meskipun sudah ratusan tahun, masjid yang arsitekturnya mirip Masjid Demak di Jawa ini tetap terawat. Letaknya +/-100 m dari Istana Kedaton.

 

Terdiri dari empat bangunan, ciri khas masing-masing bangunan terlihat jelas dari adanya empat tiang soko guru pada masing-masing atap. Bentuk atapnya bukan berupa kubah, melainkan atap piramida bertumpuk yang disebut tumpang limas atau kalau di Jawa disebut tajug.

 

PASAR BATU AKIK

 

Di atas Taman Dodoku Kapita Lau Ali di alun-alun kota, terdapatlah pasar yang menjual batu akik. Orang Ternate menyebutnya Batu Bacan, karena aslinya berasal dari Pulau Bacan, sebelah barat daya Halmahera.

 

Yang menarik, batu-batu itu dijual dalam berbagai rupa. Ada yang masih dalam wujud asli, dan sepintas seperti batu marmer, tetapi masih berbentuk bongkahan. Katanya, pilihlah batu yang kandungan minyaknya tinggi sehingga ketika disinari, pantulan cahayanya tembus dengan sempurna. Batu akik ini harganya bervariasi mulai Rp 50.000 hingga jutaan rupiah.

 

BENTENG TOLUKKO

 

Benteng bergaya Abad Pertengahan ini memang dibangun tahun 1540 oleh Fransisco Serrao pada masa pendudukan Portugis di Ternate, dengan nama Santo Lucas. Benteng didirikan di atas bukit menghadap Pulau Halmahera, untuk mengawasi gerak-gerik Kesultanan Ternate serta jalur lalu-lintas perdagangan rempah antara Pulau Ternate, Tidore dan Halmahera.

 

Benteng seluas 1.252 m2 ini sempat diambil alih tentara Belanda tahun 1610. Dinamai Benteng Holandia. Pemerintah Indonesia lalu menamai benteng ini sesuai nama salah seorang penguasa Kesultanan Ternate yang memerintah tahun 1692, yakni Tolukko.

 

Ada yang menyebutkan desain benteng ini jika ditilik dari atas menyerupai alat vital pria. Benteng ini terdiri dari dua lantai, terbagi atas dua bagian berbentuk silinder yang di tengah-tengahnya terdapat anak-anak tangga, dan  di bagian bawahnya berupa lorong yang dulu digunakan sebagai tempat perlintasan perahu-perahu kecil. Dari atas benteng kita bisa menikmati pemandangan kapal-kapal yang berlabuh dan Gunung Gamalama yang puncaknya diselimuti awan. Tidak ada tiket masuk, bayar seiklasnya.

 

BATU ANGUS

 

Bentuknya menyerupai bangunan megalitikum dan tingginya dapat mencapai 2 m --mirip Stonehenge di Inggris. Batu-batu yang tak teratur ini terbentuk secara alami dari lahar panas akibat letusan Gunung Gamalama sekitar abad ke-17. Bebatuan ini lama-kelamaan membeku. Oleh sebab itu kawasan ini dinamakan Batu Angus yang artinya bebatuan lahar yang hangus.

 

Areanya mencapai 10 hektar dengan seruas jalan berkelok-kelok sepanjang 200 m. Kita dapat menikmati keindahan alam Ternate berupa Gunung Gamalama yang selalu dinaungi awan dari sini. Tiket masuk Rp 5.000.

 

DANAU TOLIRE

Danau Tolire Besar

 

Danau ini terkenal berbau mistis. Konon siapa pun yang melemparkan batu ke arah danau tidak akan pernah mengenai bagian tengahnya, melainkan selalu jatuh di pinggiran danau. Batu-batu untuk dilemparkan dijual dalam satu kantong plastik seharga Rp 5.000.

 

Cerita mistis lainnya, kalau mendaki Gunung Gamalama yang terletak di atas danau, kita nggak boleh mengenakan baju berwarna mencolok. Jika melanggar, siap-siap saja ditelan alam rimba gunung, atau dimakan siluman buaya putih yang konon mendiami danau. Ada lagi yang mengatakan di dasar danau tersembunyi harta karun milik Kesultanan Ternate.

 

PANTAI SULAMADAHA

 

Jika punya cukup waktu untuk berenang, pantai ini pilihan tepat. Terkenal dengan airnya yang sebening kaca dan pasirnya yang berwarna hitam akibat erupsi vulkanik Gunung Gamalama. Pantai ini juga cocok untuk snorkeling. Apabila tidak suka keramaian, disarankan mengunjungi pantai ini selain akhir pekan. Tiket masuk: Rp 2.500.

 

PANTAI TOBOLOLO

 

Pantai ini masih alami ketimbang pantai-pantai lainnya. Secara geografis diapit dua pulau, yaitu Pulau Halmahera dan Pulau Hiri. Keunikannya adalah terdapatnya sumber mata air panas yang mengalir langsung dari Gunung Gamalama, namun rasanya tetap tawar.

 

PANTAI KASTELA

 

Terletak di sebelah selatan Kota Ternate,  berdekatan dengan Benteng Gamlamo dan Monumen Sultan Khairun. Perbedaannya, pasir pantai ini berwarna putih.

 

MENGINAP DI MANA?

Satu-satunya hotel *4 dengan pemandangan menghadap Pulau Maitara adalah Bela International Hotel. Tarif mulai Rp 900.000. Alamat: Jl.Raya Jati No.500 Ternate. Telp: (0921) 3121800.

 

ADA MAKANAN KHAS?

Ikan bobara bakar dan sambal colo-colo tak boleh diewatkan. Sambal colo-colo mirip acar dengan campuran irisan tomat, bawang merah, cabai merah, dan perasan jeruk nipis

 

ADA OLEH-OLEH KHAS?

Ukiran dari kayu manis, kerajinan bambu, berbagai kue kering (bagea, makron, halua, hempes).

 

Teks: Dina Mardiana Foto: Dina Mardiana, Raiyani Muharramah
Comment