Pernah denger Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang? Pasti pernah ‘kan? Hal yang lumrah karena nama Tumpak Sewu memang sudah menyebar luas di kalangan para pecinta alam. Lalu bagaimana dengan Air Terjun Kapas Biru? Mmm, mungkin banyak yang belum pernah tahu. Air terjun ini letaknya di Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dan merupakan tetangga dekat Air Terjun Kabut Pelangi.
Kok bisa dinamakan Kapas Biru ya? Saya sempat tanya ke bapak-bapak yang kebetulan lagi nongkrong di tempat parkir. Beliau pun menceritakan asal mula pemberian nama Kapas Biru. Usut punya usut ternyata di air terjun ini dulunya mengalir air yang berwarna bening kebiru-biruan, namun entah mengapa saat ini warna kebiruannya hilang. Bapak itu juga nggak tahu apa penyebabnya, tapi yang pasti airnya tetap bening kok.
Kalau mau ke sana kondisi badan harus prima karena jaraknya sekitar 1 km dan rutenya lumayan ekstrem. Makin penasaran gimana rute buat sampai lokasi, tanpa buang-buang waktu saya pun langsung beli tiket masuk Rp7.500 dan bayar parkir Rp2.500 ke Mas penjaganya. Awalnya sih nyantai. Kita bakalan ngelewatin deretan kebun salak yang menjadi komoditi utama warga Desa Pronojiwo dan jalannya sudah berupa jalan semen pula. Eh, ternyata cuma sebagian kecil saja. Bagian selanjutnya, wow... Bener kata Bapak tadi, rutenya lumayan ekstrem.
Menuruni bukit dengan jalan tanah, bebatuan besar dan air sehingga nampak sangat becek dan licin, ada juga tangga dengan kemiringan 90° terbuat dari besi yang hanya bisa dilewati secara bergantian. Kondisi yang memerlukan kehati-hatian dan kewaspadaan inilah yang membuat perjalanan terasa lama. Kurang lebih 700 meter kalian akan berhadapan dengan jalan seperti ini, selebihnya sisa 300 meter berupa jalan tanah kering yang cukup nyaman dilalui. Meskipun demikian, suasana yang akan kalian rasakan masih begitu asri, di mana-mana nampak warna kehijauan tumbuhan ilalang serta pepohonan rindang yang membuat perjalanan terasa teduh. Pohon-pohon tersebut menjadi tempat hinggapnya kawanan burung tekukur yang masih banyak dijumpai di sana.
Pertanda air terjun sudah dekat adalah saat memasuki areal persawahan yang tidak begitu luas, setelah itu kalian akan menemui jembatan yang terbuat dari susunan bambu yang menjadi penghubung jalan menuju air terjun. Suara gemuruh yang berasal dari air terjun pun sudah mulai terdengar dari situ. Dan akhirnya... Yeay, saya sudah sampai!!!
Sumpah ini keren banget! Posisi air terjun dengan debit airnya yang sangat besar itu cukup dekat dengan posisi saya berdiri. Sampai-sampai mau ambil foto pun mesti dibikin repot karena lensa kamera kerap kali terkena gumpalan-gumpalan embun yang muncul akibat saking derasnya air.
Menariknya, setibanya di lokasi suasananya berubah menjadi dingin, bahkan airnya pun dingin hampir kayak air es. Arus aliran air di bawah juga lumayan kenceng lho ya. Jadi buat kalian yang mau basah-basahan mesti kontrol diri juga. Spot paling bagus berada persis di depan air terjun, di mana sebelumnya kalian harus melewati aliran air yang mengalir di bawah itu tadi, yang kedalamannya kurang lebih sepaha orang dewasa. Di situ nanti terdapat sebuah gundukan batu besar yang bisa kalian pakai sebagai pijakan untuk diambil foto dengan latar air terjun.
Sayangnya di lokasi air terjun ini fasilitas umumnya kurang lengkap. Sama sekali belum tersedia toilet umum dan juga warung, padahal perjalanan dari tempat parkir sampai lokasi butuh waktu 1 jam yang pastinya sangat menguras banyak tenaga. Ya, mau nggak mau sebelum ke sini siapkan dulu bekal air minum atau makanan. Satu-satunya fasilitas yang ada hanyalah gazebo yang bisa kalian pakai buat istirahat, kalau mau tidur-tiduran dulu boleh lah, asal nggak lupa waktu.
Buat kalian yang penasaran sama air terjun Kapas Biru, langsung aja pesen tiket pesawat dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng menuju Bandara Abdul Rachman Saleh Malang. Habis itu kalian bisa lanjutkan perjalanan dengan motor atau mobil sewaan. Jarak dari Bandara Abdul Rachman Saleh ke air terjun Kapas Biru sekitar 75 km atau butuh waktu kurang lebih 2,5 jam.
Gimana, serius nih nggak pingin nyoba ke sini?