Straciatella asli di tempat lahirnya, La Marianna
Saya kenal dengan Straciatella melalui cokelat Lindt di Austria. Coklat rasa straciatella adalah coklat putih yang dibubuhi bongkahan coklat biasa, yang menjadi favorit saya. Rasanya tidak terlalu manis, namun membawa aroma coklat yang unik. Nama “straciatella” sendiri ternyata berasal dari sebuah sup di wilayah Lazio, Italia. Cara membuatnya adalah dengan menebarkan kocokan telur pada kuah kaldu panas, sehingga membentuk bulatan seperti cendol. Nah, inilah “straciatella”! Nah, pada suatu malam di tahun 1961, pemilik restoran La Marianna di Bergamo, punya coklat sisa dari perayaan Paskah. Karena sedang membuat adonan untuk es krim gelato susu, dia lelehkan coklatnya, lalu ditebarkan pada adonan gelato yang dingin. Jadilah bongkahan coklat berbentuk cendol yang mewarnai adonan. Lahirlah straciatella! “Malam ini kita akan santap malam di La Marianna, tempat kelahiran straciatella!” kata teman saya. Wow, semangat!
Baca juga: "Warna-Warni Kuliner Austria"
Toko kue di La Marianna
La Marianna terletak di Citta Alta, sebuah kota berbatas tembok yang terletak di puncak sebuah bukit di Kota Bergamo. Untuk menuju ke Citta Alta, jalanan menanjak ke atas setelah lampu setopan yang cukup lama, dengan pemandangan indah ke arah Kota Bergamo di bawah, yang sedang cantik-cantiknya bermandikan cahaya sore di bulan September. “Parkir di sini sangat terbatas,” kata teman saya --dan jika parkir penuh, maka lampu setopan di bawah akan menyala merah permanen, mencegah mobil masuk, sampai ada yang keluar. Hmm, ide bagus untuk diterapkan di jalur Puncak!
Kami beringsut melalui jalan-jalan berbatu dan kecil mencari parkir, sampai menemukan satu tempat yang masih tersedia. Wow, cocok! Dari sini kami berjalan kaki, menikmati hawa sejuk dan lembutnya sinar matahari sore musim gugur, menuju La Marianna. Terdengar bel berdentang tepat jam 6 sore. “Dulu, pintu kota ditutup jam 6 sore, jadi yang di dalam kota harus tinggal sampai besoknya,” kata teman menjelaskan.
La Marianna adalah restoran klasik Italia yang bisa dibayangkan seperti restoran tempat tokoh film Lady and The Tramp dari Disney makan spageti sambil pacaran. Ya! Interior dengan pendaran warna lampu kuning, taplak dan serbet putih, serta gelas-gelas kaca bak Nia Daniati berjajar di meja. Kami disambut oleh seorang butler yang siap mencatat pesanan kami.
Interior La Marianna
Bar di lantai bawah La Mariana
Sebagai appetizer, satu piring dengan tiga jenis hidangan mini hadir di meja. Isinya unik: satu cawan tumisan jamur porcini, seiris sosis salami, dan seiris keju putih yang disebut tallegio, serta madu. Madu? Ya! Konon untuk mengimbangi rasa asin dari keju. Lalu, saya coba: ambil kejunya sepotong, lalu lumuri sedikit madu. Astaga! Paduan rasa yang terjadi cukup mengejutkan. Keju tallegio ini teksturnya padat dan berlemak, rasanya pun cenderung asin. Berpadu dengan sedikit madu, padanan rasanya ciamik tenan: ada gurih, ada sedikit asin, aroma keju berpadu dengan aftertaste khas dari madu. Wow! Apalagi jika dikombinasikan dengan salami yang asin, lalu tumisan jamur dengan mentega yang gurih sedap. Wow, kecil porsinya, tapi paduan rasanya cabe rawit!
Satu cawan tumisan jamur porcini, seiris sosis salami, dan seiris keju putih yang disebut tallegio
Keju dilumuri sedikit madu
Appetizer lainnya: roti dengan saus keju
Appetizer lainnya lagi: polenta (adonan jagung)
Di Italia, wajar memesan dua main course (primi piatti dan secundi piatti), yang pertama pasta dan yang kedua daging. Untuk yang pertama, saya memesan casonchelli, pasta khas Bergamo. Kota ini memiliki basis pekerja perkebunan, sehingga kuliner khasnya biasanya porsi besar dan rasanya kuat. Casonchelli adalah pasta seperti pangsit yang isinya keju parmesan dan salami. Casonchelli ditumis dengan sedikit mentega lalu ditaburi lagi dengan irisan bacon. Rasanya mengenyangkan, asin-gurih, sedap dan cocok untuk yang sedang lapar.
Casonchelli, pasta khas Bergamo yang seperti pangsit
Lalu apa main course keduanya? Apa lagi selain bistecca ala Fiorentina alias bistik sultan ala Florence. Kali ini dengan penyajian yang berbeda: sebuah meja kecil dipersiapkan di samping, kemudian dua orang butler datang untuk memotong dan membagi dagingnya. Matangnya pas benar! Daging merah merona, dengan kentang dan tomat. Lalu, untuk menaikkan rasanya, sang daging dibubuhi garam. Bukan garam sembarang garam: sale maldona alias garam dari Maldon, Inggris, yang dikeringkan dari laut seperti Desa Les di Bali dan diproduksi sejak 1882. Garamnya berbentuk serpihan, rasa asinnya kompleks khas garam laut, menghasilkan rasa akhir yang warbiyasak. Memang, bahan bagus nggak bakalan nipu. Mantap!
Bistecca ala Fiorentina
Butler beraksi memotong-motong daging
Kenyang? Iya sih, tapi ini ‘kan tempat lahirnya straciatella. Mosok nggak nyobain straciatella? Dengan konsep mepet-kiri-kanan di perut, saya pun nekat memesan straciatella. Yang dipesan hadir dengan presentasi mirip Ragussa Jakarta: di dalam sebuah gelas kaca tinggi, dengan stick biskuit, dan es krim di bawah. Hmmm, inilah rasanya straciatella asli! Coklat yang sedikit pahit berpadu dengan gelato yang putih manis, menghasilkan paduan rasa yang juga cantik. Inilah citarasa Lombardia: provinsi paling utara di Italia, dekat dengan Swiss, Austria, dan Jerman. Di sini kuat di keju dan ham, pengaruh tomat mulai berkurang, tidak sekuat di Parma. Mereka menyukai rasa yang lembut, dan gemar bereksperimen dengan bahan. Namun, masih berani nyeleneh, karena di hatinya masih Italia! Viva Straciatella! Viva Bergamo!
Straciatella, hadir dalam sebuah gelas kaca tinggi, dengan stick biskuit, dan es krim di bawahnya
La Marianna
Largo Colle Aperto 4
Bergamo, Lombardia
Italia
Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.