WONOSOBO LAGI: CANDI SETYAKI DAN DURIAN KESENENG 2023-07-25 00:05

Durian Keseneng di Wonosobo

 

Wonosobo memang nggak ada habisnya. Kunjungan ke Dieng di Wonosobo kali ini membuahkan satu tujuan baru: dari pintu masuk arah Museum Kailasa, belok kiri sebelum pintu masuk Kompleks Candi Arjuna, ada jalan setapak yang menyusur kira-kira 100 meter. Suasana langsung sunyi, ketika kita menyusuri jalan ini. Begitu sampai, nampak sebuah bangunan nan tinggi semampai: inilah Candi Setyaki!

 

Candi Setyaki

 

Konon inilah candi tercantik di Dieng, karena ukirannya sudah detail dan merupakan candi yang relatif lebih muda dibanding lainnya. Ada ukiran hewan seperti kera, kijang, dan singa, serta ukiran dewa-dewi yang sudah tidak utuh. Di bagian dasarnya terlihat tanah berlumut, yang memang menjadi penunjuk bahwa seluruh kawasan ini dulunya terendam air. Melihat tingginya candi, kami kagum bagaimana nenek moyang kita dulu bisa membuat bangunan seperti ini. Indah!

 

Ukiran kijang di Candi Setyaki

 

Ukiran kera di Candi Setyaki

 

Di Dieng, tiket masuk kawasan Candi Arjuna juga berlaku untuk Kawah Sikidang. Kami pun mampir ke Kawah Sikidang, di mana pengunjung bisa berjalan kaki di atas jembatan kayu dan menikmati pemandangan kawah yang nampak seperti permukaan planet lain. Asap membubung dari beberapa lubang, meniupkan asam sulfat (Solfatara) dan Hidrogen Sulfida yang berbau khas. Jika kamu mau berpetualang, keluarlah dari jembatan dan masuklah ke areal kawah! Maka kamu bisa melihat warna-warni batu akibat proses geologis, kristal-kristal sulfur atau belerang yang menggantung di batu, atau aliran air dengan ganggang hijau muda yang mengalir bagaikan situasi planet di film Star Wars. Menarik!

 

Pemandangan Kawah Sikidang

 

Berpose di Kawah Sikidang

 

Setelah dari kawasan Dieng, kami punya satu tujuan baru: durian! Berhubung musim durian telah tiba, kami berharap akan menemukan lapak durian di tengah kota. “Ooo, ada tempat durian!” kata sahabat kami yang orang Wonosobo. “Mari saya antar…” Dan ternyata yang disebut “diantar” adalah naik mobil cukup jauh di luar kota. “Jangan malam-malam sampai di sana, karena tempatnya sepi. Sebaiknya siang atau sore…” katanya. Wow, tambah penasaran. Bukannya durian itu makin malam makin seru?

 

Baca juga: “Amazing Wonosobo (3) Menggapai Dieng, Negeri di Awan

 

Jalan berbelok ke punggung bukit di mana kami mulai mengenali pepohonan yang banyak tumbuh di sana. Itu pohon durian! Dan dari sebuah jalan besar, kami diarahkan masuk ke jalan-jalan kecil, masuk ke hutan. Ya, hutan durian! Pemandangan luar biasa, duren-duren (bukan kelompok vokal bule tahun ‘90-an) bergelantungan membuat kami berpikir sepertinya harus pakai helm! Dan di sisi jalan, mulai ada rumah-rumah kecil dengan mobil yang diparkir di depannya, dan teras rumah tersebut penuh duren. Selamat datang di Desa Wisata Durian, Dusun Keseneng!

 

 

Dusun Keseneng Desa Randuagung Kabupaten Wonosobo adalah sentra pohon durian yang dijadikan kawasan wisata durian. Mobil-mobil, beberapa berplat B, nampak parkir di depan beberapa rumah kecil yang menyajikan durian. Di depan rumah sudah ada bangku, suguhan seperti opak dan ketan goreng, serta wastafel dan tisu. Kami diantar ke satu rumah, di mana sang ibu pemilik rumah langsung menghidangkan durian lokal produksi Keseneng. Mau pahit, manis, ada semua! Kami pun menikmati suasana makan durian di bawah pohon durian, sambil takjub dengan fasilitas yang disediakan. Setelah mencicipi, memang enak sih. Tapi, sepertinya yang di rumah ujung jalan di depan, lebih enak! Penasaran? Ya, harus segera kembali lagi Wisata Durian ke Dusun Keseneng!

 

Durian Keseneng

 

Durian Keseneng

 

Durian Keseneng

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment