MENILIK KEBUN ANGGUR HATTEN DI SANGGALANGIT DAN INDAHNYA SINGARAJA: PESONA WISATA BULELENG BALI UTARA (2) 2023-07-23 11:45

Pemandangan Vinyard

 

Selain Lovina, Bali Utara masih menyimpan pesona lain. Di Sanggalangit Kecamatan Gerokgak, ada satu tujuan wisata menarik yaitu kebun anggur (vinyard) Hatten. Hatten Winery adalah perusahaan yang berdiri sejak 1994 di Sanur, Bali, memproduksi wine dengan dua brand utama, yakni Hatten Wines dengan buah anggur Indonesia dan Two Island dengan buah anggur Australia. Dengan meningkatnya penjualan Hatten Wines yang membutuhkan buah anggur lokal, sejak 2014 Hatten Winery mulai membangun perkebunan anggur di Kabupaten Buleleng. Sejak itulah Hatten Vinyard mulai dibangun, dan prestasi terakhirnya adalah berhasil menanam dan memanen anggur Syraz untuk pertama kalinya di Indonesia. Menarik!

 

Baca juga: “Dari Dolphin Sampai Daluman: Pesona Wisata Buleleng Bali Utara (1)

 

Banyak negara sudah menawarkan wisata kebun anggur, seperti Margaret River di Australia atau Bordeaux di Prancis. Paket wisata ini sudah begitu kental pakemnya: melihat kebun, mencicipi wine, lalu makan di chateau alias rumah produksinya. Tapi di Bali jenis wisata ini belum populer, sehingga langkah Hatten Vinyard dalam memulainya perlu diapresiasi. Masuk ke kebun anggur lalu melihat barisan pohon anggur yang biasa hanya ada di Bordeaux, kini ada di Bali, seperti mimpi rasanya. Apalagi, pemandangan anggur ini berpadu dengan birunya laut di sisi utara, sementara di bagian selatannya pegunungan di Bali Tengah nampak biru-hijau gagah membentuk dinding tinggi yang atasnya diselimuti awan. Indah!

 

Kebun anggur dengan latar pegunungan

 

Berpose sambil memetik anggur

 

“Justru Bali punya potensi bagus mengembangkan anggur, karena di sini tidak ada musim dingin sehingga bisa terus dipanen,” kata Pak Kadek dari Hatten Vinyard yang menemani kami. Hatten Vinyard sudah membangun beberapa lokasi yang cantik untuk berfoto, misalnya menara pandang yang membuat pengunjung bisa memandang jauh sampai ke laut, lalu ada atap tinggi dari pohon anggur yang merambat. Tentu saja tak ketinggalan kesempatan mencicipi anggur Sweet Alexandria dari Hatten Wines di Welcome Center Hatten Vinyard. Rasanya yang manis segar, terasa lebih enak ketika dinikmati langsung di kebunnya! Untuk reservasi, bisa menghubungi via direct message di IG @hattenwines.

 

Salah satu lokasi cantik untuk berfoto, atap tinggi dari pohon anggur yang merambat

 

Mencicipi anggur Sweet Alexandria dari Hatten Wines dengan pohon anggur jenis Solaris

 

Bersama Pak Kadek dan tim Hatten Wines

 

Penjual anggur di Gerokgak

 

Bagaimana dengan kulinernya? Tenang, ada Mina Segara! Lokasi makan ini memang dekat dengan Lovina, di Jalan Raya Seririt-Singaraja. Mina Segara adalah rumah makan hidangan laut khas Bali. Kita bisa memesan ikan dengan tiga jenis bumbu: asam manis, bakar, atau sup. Tempatnya sederhana, tetapi cantik dengan pemandangan ke arah laut. Hidangannya pun mantap: ikan bakarnya dieksekusi dengan baik, ikan gorengnya pun gurih dan sedap. Tapi bintangnya di sini adalah supnya! Sup ini kuahnya panas berlimpah, dan kolagen ikan dari bagian kepala menambah gurihnya kuah sehingga sedap rasanya. Apalagi dibarengi dengan berbagai macam kerupuk dengan harga Rp1.000 per kantong. Sedap!

 

Hidangan di Mina Segara

 

Belum sah mengunjungi Singaraja jika belum mencicipi dua kuliner andalannya: siobak dan jukut undis. Siobak adalah hidangan dari daging babi yang diberi kuah kental manis berbumbu go hiong (five spices). Rasanya manis-gurih, khas sekali memang, bisa ditemukan di Siobak Khe Lok atau Siobak Aye. Satu lagi jukut undis adalah hidangan berkuah yang dibuat dari kedelai hitam, bisa ditemukan di Warung Pojok Bu A-Ing di Taman Soenda Ketjil.

 

Siobak Singaraja

 

Jukut undis, bisa ditemukan di Warung Pojok Bu A-Ing

 

Di Warung Pojok Bu A-Ing juga ada nasi ayam

 

Ketika pertama kali mencicipi hidangan ini, kita langsung paham selera Singaraja: rasa gurih-manis, tidak terlalu berbumbu, dan menggunakan bahan yang unik. Karena Singaraja memiliki komunitas Tionghoa yang cukup kuat, boleh juga mencicipi chinese food di sini! Salah satunya adalah Rumah Makan Gandi di Jl. A. Yani Singaraja. Andalan di sini selain puyunghai, ada juga kolokee, ayam goreng tepung yang ditumis dengan kuah kental dan sayuran. Penggunaan timun sebagai sayuran menjadi ciri khas di sini, yang bisa kita temukan sampai ke sup ikan di Sanur. Menarik!

 

Kolokee di Rumah Makan Gandi, Singaraja

 

Sudut pecinan Kota Singaraja

 

Selain Singaraja, ada satu lagi kawasan menarik di Bali Utara: Pantai Pemuteran. Kawasan Pantai Pemuteran terletak di sisi jalan antara Gerokgak dan Gilimanuk. Kawasan ini memiliki pantai yang cantik dan menjadi tujuan wisata turis mancanegara yang ingin mencari suasana tenang. Memang, jajaran hotel cantik dan kafe-kafe unik dalam lingkup kecil, mungkin mengingatkan kita pada Pantai Pangandaran atau Pantai Kuta tahun 1970-an. Kami sempat mampir di Seen Reef, sebuah tempat konservasi penyu di mana anak-anak bisa melihat tukik (anak penyu) dalam kolam dan memahami betapa pentingnya usaha untuk melestarikan penyu. Mahkota daerah Pemuteran tentu saja adalah Taman Sari Bali Resort & Spa, di mana pengunjung bisa menikmati suasana Bali yang khas, dengan pemandangan gunung di sisi selatan dan pantai persis di depan resor. Asri, indah, dan santai, seperti Kuta Bali tahun 1970-an!

 

Taman Sari Bali Resort & Spa

 

Bali tetap indah, dan menjadi pilihan utama untuk liburan. Dengan kembalinya turis mancanegara ke daerah Bali Selatan, eksplorasi kawasan Bali Utara menjadi alternatif menarik, mengingat daya dukung yang terbatas di wilayah selatan. Mudah-mudahan akses dari bandara ke Buleleng bisa diperbaiki, supaya ekonomi wisata bisa juga mengalir ke Buleleng, hidden gem yang sesungguhnya!

 

Baca juga: “Kangen Berat ke Bali? Ke Besakih dan Singaraja Yuk!

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin) Foto: Harnaz Tagore, Dok. Taman Sari Bali Resort & Spa
Comment