Tak jauh dari pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di Kalasan, Kabupaten Sleman, ada sebuah candi kecil yang menawan. Candi ini tak sebesar Prambanan, yang letaknya sekitar 4 km dari sana. Namun daya pikat dan suasana religiusnya lebih terasa. Candi itu bernama Sambisari. Dinamakan demikian karena letaknya memang ada di Desa Sambisari.
Jika ingin berkunjung ke sana, tak ada angkutan umum. Satu-satu cara adalah menyewa sepeda motor atau menggunakan jasa ojek online. Saya menganjurkan untuk menyewa sepeda motor karena kalau pakai jasa ojek online, untuk pulangnya susah mencari ojek online lagi. Maklum saja, jarak antara jalan utama dan candi lumayan jauh.
Perjalanan menggunakan sepeda motor dari pusat kota Yogyakarta sekitar 30 menit, menempuh jarak 12 km. Untuk masuk ke dalam candi, wisatawan lokal hanya mengeluarkan kocek Rp 5.000 saja.
DETIL CANDI
Candi ini letaknya di bawah, persis di tengah kompleks, dengan empat buah titik anak tangga di sekitarnya. Mirip sebuah candi yang tertimbun tanah sebelum ditemukan.
Kompleks candinya tak besar. Ada sebuah candi induk dan tiga candi perwara di depannya. Kondisi perwara ini sudah sedikit runtuh. Perwara utara dan selatan berukuran 4,9 m. Sedangkan perwara tengah berukuran 4,9 x 4,8 m.
Salah satu perwara
Di perwara tengah dan utara, di tengah ruangannya ada lapik berbentuk bujur sangkar, di atasnya ada padmasana (tempat untuk menaruh sesaji). Kompleks Candi Sambisari dikelilingi tembok batu putih berukuran 50 x 48 m. Di sisi-sisinya terdapat pintu masuk, kecuali sisi utara.
Luas candi induk hanya 13, 65 m, dengan tinggi 7,5 m. Tangga naik ke sela-sela diapit sayap tangga dengan ujung bawahnya dihias makara yang disangga patung seorang cebol dengan tangannya.
Di sisi-sisi candi induk kita bisa melihat tiga arca. Di sisi utara ada patung Dewi Durga (Ibu Dewa Ganesa, Dewa Kumara, dan Dewa Kala), di sisi timur ada Ganesa (Dewa Pengetahuan dan Kecerdasan), dan di sisi selatan ada Agastya (seorang resi dari India Selatan), di atasnya terdapat hiasan kepala kala.
Arca Agastya
Di dalam candi terdapat yoni yang di bawahnya ada hiasan naga. Di atas yoni ada lingga. Di dekat ruang informasi situs itu masih terdapat bebatuan yang mungkin saja bagian dari candi. Bebatuan itu mungkin belum didata dan disatukan ke dalam candi.
PENINGGALAN MATARAM KUNO
Cukup unik jika melihat posisi candi yang seperti terkubur. Candi ini berada sekitar 6,5 m di bawah permukaan tanah. Konon candi ini ditemukan secara tak sengaja oleh seorang petani pada 1966. Saat itu sang petani sedang mencangkul. Tiba-tiba, cangkulnya membentur batu, yang ternyata sebuah candi yang terkubur.
Posisi candi yang berada di bawah permukaan tanah bukan tanpa alasan. Menurut situs Wikipedia, kemungkinan besar candi ini tertimbun lahar Gunung Merapi yang meletus dahsyat pada awal abad ke-11. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya material batu vulkanik di sekitar candi.
Dari masa apa candi ini belum bisa dipastikan. Wikipedia menyebut, candi ini peninggalan Mataram Kuno yang dibangun pada masa Rakai Garung di abad ke-9. Pembangunannya, menurut beberapa ahli, semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan.
Para ahli menyimpulkan, candi ini berlatar belakang keagamaan Hindu Siwa. Kita bukan hanya bisa mengetahui warisan nenek moyang kita dahulu, namun bisa pula meresapi suasana religius yang pernah menyembul di sini.