Kota yang sering dijuluki “Jogja”-nya Jepang adalah Kyoto. Kyoto memang merupakan kota yang tenang dan penuh dengan nilai sejarah, seni dan budaya, just like “Yogyakarta” of Indonesia. Posisinya yang di antara 3 gunung setinggi 1.000 mdpl yaitu Higashiyama, Kitayama dan Nishiyama, membuatnya laksana dikelilingi benteng alami. Karena berada di lembah, sering terjadi perbedaan suhu yang ekstrem --musim panas akan terasa sangat panas dan musim dingin akan terasa sangat dingin. Dan ternyata Kyoto merupakan salah satu tujuan favorit untuk melanjutkan sekolah/kuliah.
Universitas Terbaik di Jepang:
17 universitas di Jepang telah masuk dalam daftar Universitas Terbaik 2015 versi QS World University dan US News 2015 dari seluruh universitas di seluruh dunia. Di Jepang sendiri urutan paling atas dipegang oleh University of Tokyo, dan diikuti oleh Kyoto University.
Kenapa Kyoto University?
Kyoto University tercatat telah menghasilkan 7 Nobel Prize di bidang Fisika, 2 Fields Medal (setara dengan Nobel Prize) di bidang Matematika, 1 Gauss Prize dan 4 Lasker Awards. Tak mengherankan kalau Kyoto University sudah menjadi pusat perhatian banyak peneliti kelas dunia yang memberikan dukungan sepenuhnya kepada universitas ini berupa perlengkapan, peralatan dan dana riset yang besar seperti World Premier International Research Center (WPI), Institute For Intrgrated Cell-Material Sciences (iCeMS) dan beberapa Global Center of Excellent (GCOE).
Hidup di Kyoto:
Dari sisi biaya jelas jauh lebih murah daripada di Tokyo, secara Tokyo kota metropolitan yang menawarkan banyak hal menggiurkan.
Makanan halal juga sudah bukan lagi hal yang sulit dicari, ada di Islamic Cultural Center dan Kyoto Rose Café (88-3 Miyagaki-Cho, Kawaramachi Kojinguchi-Agaru, Kamigyo-ku, Kyoto-Shi, Kyoto), dan masih banyak lagi lainnya.
Menurut data Badan Antar Universitas di Kyoto, ada lebih dari 7.000 mahasiswa asing yang masuk ke Universitas Kyoto tahun 2010. Daya tarik lain yang mengundang mahasiswa asing memilih Kyoto adalah kekayaan budaya di Kyoto, seperti Arashiyama Bamboo, Togetsukyo Bridge, Imperial Palace, Musium Manga dan kuil-kuil kecil yang bertebaran di seluruh pelosok Kyoto.
Jadi bagi Anda yang ingin melanjutkan pendidikan di Jepang setelah SMU, Kyoto merupakan pilihan yang tepat. Biaya hidup dan kuliah lebih irit dari Tokyo, seni budaya Jepang pun banyak bertebaran di seluruh Kyoto, universitasnya juga banyak mendapatkan pengakuan dunia (Nobel Prize) dan sudah pasti mendapat teman-teman dari seluruh pelosok dunia yang suatu saat mungkin akan menjadi bekal relasi di kemudian hari.
Cara Ke Sini:
Dari Jakarta menuju Kansai International Airport di Osaka (KIX) dulu. Ada beberapa maskapai yang melayani rute ini seperti Garuda Indonesia, AirAsia, Cathay Pacific, Malaysia Airlines. Ada yang direct tapi rata-rata transit di Singapura, Kuala Lumpur maupun Hong Kong. Harga tiket PP mulai Rp 6 juta. Lama penerbangan mencapai 6-7 jam (di luar transit).
Dari Bandara Kansai rombongan langsung menuju Kota Kyoto dengan Rapid Train. Stasiun Rapid Train tepat di depan bandara, hanya 5 menit berjalan kaki. Perjalanan kereta ke Kyoto 90 menit.
Lanjut ke Kyoto bisa dengan Limousin Bus dengan tiket 2.550 yen, perjalanan 150 menit atau dengan Haruka Train dengan tiket 3.170 yen, perjalanan 100 menit. Kedua transportasi ini ada di luar lokasi bandara Kansai.
Hotel di Kyoto:
Banyak penginapan di Kyoto, dari yang murah hingga yang harga per malamnya extra-ordinary mahal minta ampun. Tapi penginapan berkisar Rp 1-1,5 juta juga sudah nyaman kok, ada AC dan heater, bersih dan higienis, walaupun kamar hotelnya relatif kecil. Wifi ada hampir di setiap hotel. Salah satu hotel yang direkomendasi MyTrip yaitu Hotel Unizo Kyoto, tarifnya Rp 1,5 jutaan, lokasinya di pinggir jalan besar, strategis dekat dengan pusat perbelanjaan dan stasiun KA, dan di bawahnya ada coffee shop.