Mama Alfonsa menjelaskan proses pembuatan tenun ikat
Bisa jadi tempat ini luput dan tak masuk dalam daftar kunjung liburan di Flores. Bagi yang tak punya banyak waktu dan tujuan tripnya hanya untuk menikmati alam Flores nan permai mungkin memang Lepo Lorun tidak menjadi prioritas. Tapi bagi yang ingin merasakan pengalaman eksplor Flores yang lengkap dan bermakna, sentra tenun ikat yang berada tak jauh dari Kota Maumere Kabupaten Sikka Pulau Flores NTT ini pantang dilewatkan.
Para penggemar dan pemerhati wastra Nusantara pasti paham betul bahwa tenun ikat Flores adalah salah satu yang terbaik dan sangat diburu. Nah, di Sentra Tenun Ikat Lepo Lorun yang belokasi di Jl. Soverdi Kav.1-15 Desa Nita Kecamatan Nita Kabupaten Sikka inilah pengunjung bisa mendapatkan penjelasan dan melihat langsung proses pembuatan tenun ikat dari A hingga Z.
Baca juga: “100+ Destinasi Wisata Domestik yang Bisa Jadi Pilihan di Era Next Normal. Bagian 6: NTT”
Untuk ke sini dari Bandara Frans Seda Maumere arahkan kendaraan ke barat daya sejauh 14 km, sekitar 30 menit sudah tiba di lokasi.
Kalau beruntung, waktunya pas, seperti rombongan MyTrip yang ke sana Juni 2018, Trippers akan langsung disambut dan dipandu oleh Alfonsa Horeng, wanita asli Sikka berusia 46 tahun yang memprakarsai dan mengelola sentra tenun ikat yang diresmikan pada 24 Mei 2004 ini. Kenapa kalau beruntung? Ya, karena Mama Alfonsa sering mendapat undangan ke Jakarta maupun ke luar negeri dalam misi memperkenalkan tenun ikat Flores, yang merupakan budaya yang diwariskan turun-temurun oleh para leluhur.
Alfonsa Horeng, pendiri Lepo Lorun
Dalam bahasa Sikka Lepo Lorun artinya rumah tenun. Didirikan oleh Alfonsa, sarjana Teknologi Pertanian, bukan hanya sebagai pabrik pembuatan tenun ikat, tapi lebih kepada misi pelestarian budaya tenun ikat dan pemberdayaan para wanita lokal.
Para wanita lokal bekerja di Lepo Lorun
Begitu tiba di Lepo Lorun, sepasukan penari cilik putra dan putri yang diiringi musik tradisional yang dimainkan secara langsung akan menyambut kita. Mama Alfonsa pun ikut memainkan salah satu alat musik. Setelah itu, Mama Alfonsa akan menemani dan memandu Trippers berkeliling, menjelaskan langkah-langkah pembuatan tenun ikat.
Disambut tarian
Mama Alfonsa ikut main musik
Termasuk juga memperkenalkan aneka tumbuhan baik daunnya, kulit kayunya, atau batang kayunya yang menjadi pewarna alami bagi kain tenun. Aneka tanaman ini ada yang tinggal diambil dari kebun belakang ataupun pekarangan depan di komplek Lepo Lorun. Kita jadi tahu, proses pewarnaan dengan pewarna alami ternyata butuh bertahap-tahapi dan makan waktu. Bukan hanya sekali celup langsung jadi untuk menghasilkan warna yang bagus dan sesuai.
Mama Alfonsa menerangkan tentang pewarna alami
Proses mengikat benang mengikuti pola motifnya, yang membuat hasil kainnya disebut tenun ikat, juga diperlihatkan secara gamblang. Para pekerja yang mengerjakan semua proses ini adalah ibu-ibu lokal yang tinggal di sekitar, yang dikumpulkan oleh Mama Alfonsa.
Proses mengikat benang untuk membuat motif
Semuanya sangat menarik! Kita jadi paham kenapa tenun ikat yang proses pembuatannya sangat detil, semua serba manual dan butuh waktu yang amat panjang ini harganya mahal. Pokoknya, kualitas kain juga sebanding dengan harganya. Yang paham soal kain pasti tahu deh begitu memegang kain tenun ikat yang dijual di Lepo Lorun, ini memang kain berkualitas sangat bagus.
Baca juga: “Pantai Koka Bisa Menjadi Magnet Wisata di Sikka NTT Asal Saja Dikelola dengan Baik”
Kita juga bisa mencoba melakukan salah satu proses menenun, atau hanya sekadar bergaya untuk berfoto seolah kita sedang menenun betulan.
Pengunjung bisa mencoba menenun
Selesai menonton demo pembuatan tenun dan mendengarkan penjelasan Mama Alfonsa, rombongan yang sudah melakukan reservasi terlebih dahulu seperti MyTrip mendapat sajian makan siang lengkap. Tahun 2018, tarif untuk kunjungan satu rombongan Rp500.000 untuk mendapatkan penyambutan tari, penjelasan, dan makan siang. Di luar tarif wajib, kalau berkenan silakan beri donasi ya.
Makan siang di Lepo Lorun
Usai makan siang kita bisa melihat-lihat ke dalam toko yang menjual aneka suvenir berbahan dasar tenun ikat dengan motif khas Kabupaten Sikka. Yang dijual selain kain utuh, tentu juga sudah ada yang dibuat selendang, tas, baju, dompet, sarung handphone, bandana, sepatu, dll.
Ada tokonya juga
O ya, Lepo Lorun juga memiliki homestay yang disewakan kepada para wisatawan. Kebanyakan sih yang menginap di sini selama berminggu-minggu sekalian mengambil paket belajar menenun itu wisatawan asing. Bentuk bangunan dan suasana yang tradisional dan alami juga menjadi daya tarik bagi wisatawan asing.
Yuk, kapan Trippers mampir ke sini?