
Sop Paling Janda yang pedas mandraguna
Paling Restoran terletak di Jalan Wolter Monginsidi Jakarta Selatan, lokasinya agak masuk ke dalam setelah sebuah toko fashion. Pintu masuk ke Paling Restoran benar-benar seperti "pintu ke mana saja"-nya Doraemon! Dari sebuah toko fashion, begitu membuka pintu, pelanggan akan disambut dengan lampu-lampu kristal yang menyala kuning keemasan, lukisan-lukisan elegan yang terpajang manis, serta furnitur mengkilap bernada hijau dan putih yang terkesan mewah. Selamat datang di rumah, rumah mewah di tahun 1980-an. Inilah konsep Paling Restoran: seperti makan di rumah mewah!
Suasana interior Paling Restoran. Mewah dengan lampu kristal dan furnitur mengkilap
Restoran terdiri dari lantai mezzanine dengan atap tinggi dan lantai 2 di sisi ruangan. Dari langit-langit, lampu-lampu kristal tergantung dengan megah, membawa suasana ruangan menjadi elegan. Tapi jangan kaget ketika membuka menunya! Harganya cukup bersahabat, per menu antara Rp50.000 sampai Rp170.000. Dan menunya adalah menu Indonesia dengan beberapa menu fusion. Misalnya, ada Opor Susu Sei Sapi, Nasi Goreng Hotel, dan Bakmi Bibie. Tetapi, nampaknya menu paling andalan resto ini memiliki kata "paling" di nama makanannya, seperti Iga Paling Cabe Ijo, Rawong Paling Daging, dan Sop Paling Janda. Apa? Sop Paling Janda?
Menu ini langsung menarik perhatian saya, karena saya sudah lama tidak ada kesempatan untuk menyambangi Sop Janda Bu Darmi di Cibitung yang menjadi pelopor gagrak Sop Janda. Ada satu ciri khas sop janda yang jarang disadari oleh pelanggan sehingga banyak yang mencoba menirunya tetap tidak berhasil. Wah, tantangan Paling Restoran semakin berat – apalagi namanya sudah bukan sekadar sop janda, tapi Sop Paling Janda!
Ketika pesanan saya datang, melihat penyajiannya saja saya sudah bernapas lega. Sop Paling Janda hadir dengan panci dengan pemanas portable untuk menjaga suhunya. Ketika tutup dibuka, nampak kuah kaldu sapi dan daging iga dan tulang muda berlemak yang dikelilingi dengan cabai rawit hijau segar. Wah, cocok ini, otentik! Ketika saya cicipi, memang rasa kuahnya yang gurih segar plus tendangan rasa pedas dari cabai rawit, langsung bikin semangat ketika makan. Apalagi –ini lebih lengkap dari Bu Darmi– dilengkapi dengan irisan jeruk nipis dan tambahan sambal hijau kalau dirasa kurang pedas. Wow, mantap!
Sop Paling Janda hadir dengan panci dengan pemanas portable
Kejeniusan Sop Janda terletak dari pemanfaatan kadar lemak tinggi di kaldu sapi dari daging iga dan tulang muda, di mana lemak dalam kuah kaldu sapi akan menyerap capsaicin –bahan kimia cabai rawit yang membawa rasa pedas– sehingga kuahnya terasa pedas tajam segar dan berpadu cantik dengan hidangannya. Dagingnya pun empuk, sedap. Kudos untuk Chef Harry yang setia dengan yang asli dalam menyajikan Sop Paling Janda ini. Mak nyus!
Menu lainnya juga menarik. Sop Buntut Tom Yam adalah sebuah fusion yang menarik antara sop buntut dengan kuah tom yam. Daging buntut sapi dimasak sempurna sampai empuk, kemudian dalam kuahnya yang biasanya bening, Chef Harry menambahkan bumbu rempah ala Tom Yam Thailand sehingga rasanya asam segar dan cocok dengan daging buntutnya. Bakso goreng, yang kami pesan sebagai appetizer, juga hadir tidak kaleng-kaleng: aroma dagingnya terasa, dan digoreng dulu sehingga renyah sempurna. Hidangan penutup yang kami coba juga menarik: Lapis Ijo adalah kue lapis pandan yang dipadukan dengan es krim vanilla, dan Es Senyum Manis memadukan sensasi segar buah-buahan dengan puding coklat.
Bakso Goreng
Es Lapis Ijo
Es Senyum Manis
Kalau Anda ingin membawa tamu asing mencicipi makanan Indonesia dengan tempat yang nyaman, Restoran Paling ini adalah salah satu pilihan yang cocok. Tapi kalau di hari hujan dan Anda butuh hidangan sederhana yang menghangatkan jiwa, Restoran Paling juga memiliki hidangan Misoa Ayam dan Bakmi Bibie. Sambil makan, suasana interior restoran yang mewah dan nyaman, bisa membuat kita bernapas lega dan rehat sejenak dari hiruk-pikuk Jakarta Selatan yang seolah siang-malam tak pernah berhenti berdenyut. Memang Paling Restoran ini paling bisa!
Paling Restoran
Jl. Wolter Monginsidi No. 36
Petogogan, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
No. HP: 085123930899
Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.