
Cakalang Garo Rica di Restoran Paon Ikan
Di tengah belantara kuliner Gading Serpong yang menyediakan berbagai hidangan dari ayam Afrika sampai nasi goreng 1 kg, jarang bisa menemukan kuliner Indonesia yang benar-benar unik. Tapi, ketika mendengar nama "Paon Ikan" dan membaca konsepnya: hidangan Bali, Manado, dan Ternate, kami langsung tertarik. Budaya Kuliner Indonesia bisa dibagi menjadi dua wilayah yakni Barat dan Timur, dengan garis pemisah yang disebut "Garis Bondan" melintang antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Ciri khasnya adalah di Barat, bumbu kebanyakan dalam bentuk pasta: dihaluskan, ditumis, baru digunakan dalam masakan. Sementara di Timur, bumbu rata-rata dirajang dan digunakan tanpa ditumis. Sehingga cukup masuk akal memadukan Bali dengan Manado dan Ternate. Apalagi, memang wilayah Timur terkenal jago ikan. Menarik!
Ketika sampai, kami cukup terkejut bahagia karena restorannya yang tadinya kami bayangkan dari bambu dan tanpa AC, ternyata desainnya kekinian modern yang nampak rapi, adem, dan elegan. Bahkan restoran ini memiliki ruangan VIP yang bisa disewa untuk acara keluarga maupun rapat. Ada kursi dan meja di teras outdoor yang tentu saja penting untuk para ahli isap alias yang suka merokok setelah makan.
Restoran Paon Ikan, desainnya kekinian modern
Menunya cukup menarik dan kami memesan berbagai hidangan khas di Paon Ikan. Kami memesan Sop Kepala Ikan Asam (Bening), Cakalang Garo Rica, Ikan Barramundi Woku Daun, Ayam Tinoransak, Gurame Nyatnyat. Jadi, bisa terwakili kuliner dari Manado, Ternate, dan Bali, dalam satu meja. Menarik!
Hidangan yang pertama datang adalah Sop Kepala Ikan Asam (Bening) –disebut bening karena ada satu lagi versi sup kuah ikan yaitu kuah kuning yang menggunakan kunyit. Fungsi kunyit adalah menutupi rasa amis sehingga untuk menghadirkan kuah ikan bening yang baik, kesegaran bahan harus nomor satu. Dan itu dipenuhi dengan baik oleh Paon Ikan: kepala ikan yang dimasak segar dan lembut, tidak amis, dan berpadu cantik dengan kuah bening berempah dengan tarikan sedikit asam segar. Kuahnya menyerap kaldu dari kepala ikan kakap yang dimasak sehingga menjadi gurih dan sedap. Mantap!
Berikutnya Ikan Barramundi Woku Daun hadir dengan bentuk seperti pepes. Beda antara pepes Barat dan Timur juga konsisten: bumbunya segar diiris dan ditumbuk tanpa ditumis, sehingga rasanya segar dan sedap. Ikan Barramundi dengan daging tebal cocok untuk pepes, menjadikannya hidangan yang sedap. Ayam Tinoransak, satu lagi perwakilan Manado, juga tidak mengecewakan dengan rasa pedas dan rempahnya yang menarik.
Ikan Barramundi Woku Daun
Perwakilan Bali hadir dengan Gurame Nyat-nyat, juga cukup otentik. Nyat-nyat ini mirip dengan "pesmol" di Jawa Barat, salah satu resep peninggalan zaman Majapahit di dua wilayah tersebut. Eksekusinya cukup baik –langsung terasa beda antara bumbu Ternate/Manado dengan Bali, di mana Bali memiliki pakem "Base Genep" alias 15 jenis bumbu yang selalu dipakai sebagai dasar kuliner Bali. Rasanya langsung berbeda, karena jumlah rempahnya lebih banyak sehingga rasanya pun lebih kaya, namun intensitasnya tidak setajam Manado atau Ternate. Cukup menjadi tombo kangen mujair nyat-nyat yang populer di Bali.
Gurame Nyat-nyat
Perjalanan belum berakhir, karena masih banyak menu lain yang bisa dicoba. Pas selesai makan, kami penasaran melihat sebilah bambu yang dibawa oleh pelayan restoran – ternyata ada juga Ikan Masak di Buluh atau ikan yang dimasak di dalam sebilah bambu. Ini belum ada di menu, namun sangat khas karena aroma bambu dan panas bara api akan membawa rasa unik dalam bahan. Baiklah, kita jadwalkan untuk datang kembali!
Cakalang Rica
Rica Rodo
Serombotan Bali
Kalau ingin jalan-jalan tapi harga tiket pesawat dirasa masih mahal, yuk mampir ke Paon Ikan. Paling tidak lidah kita bisa "jalan-jalan" ke daerah eksotik tersebut tanpa harus terbang. Yuk!
Paon Ikan
Ruko Downtown Drive
Summarecon Serpong
Jl. Medang Lestari No. 28
No. HP: 081110001705
Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.