GUDEG YU NAP GOES TO RAFFLES: KHAS JOGJA YANG LARIS MANIS DI SINGAPURA! 2024-10-26 20:45

Hidangan Gudeg Yu Nap di Hotel Raffles

 

Pada tanggal 2-8 Oktober 2024 Hotel Raffles Singapura mengadakan sebuah acara spesial. Bekerja sama dengan Gudeg Yu Nap dari Bandung, hotel bersejarah ini menghadirkan santap malam unik yang menghadirkan gudeg! Gudeg ini dimasak di lokasi dengan bahan-bahan yang dibeli di Singapura. Tentu saja, ada beberapa modifikasi yang dilakukan, tetapi tidak mengurangi rasa. Itulah sebabnya tim Gudeg Yu Nap sampai menghadirkan 3 orang untuk meracik dan mempersiapkan makanan, memastikan rasanya otentik!

 

Tim Gudeg Yu Nap berpose di Hotel Raffles

 

Hotel Raffles adalah salah satu permata wisata Singapura. Hotel ini bermula sebagai penginapan dengan 10 kamar yang dimiliki Sarkies Bersaudara dari Armenia, yang didirikan pada tanggal 1 Desember 1887. Awalnya hotel ini berada di pinggir pantai, sehingga menjadi penginapan favorit tentara Inggris yang ditempatkan di Singapura. Tapi, pantai itu sekarang hanya tersisa namanya saja --alamat Raffles adalah “Beach Road” atau Jalan Pantai-- sementara pantainya sekarang sudah menjauh karena reklamasi tanah Singapura yang cukup agresif. Meskipun sekarang sudah di tengah kota, masih tersisa sedikit aura santai ala pantai dari arsitektur kamarnya: teras dengan kipas angin (sekarang menjadi ruangan tamu), koridor luas di depan kamar, dan struktur bangunan tinggi yang menyediakan ruang untuk angin sepoi-sepoi dari pantai mendinginkan ruangan.

 

Tangga jati elegan dan ruangan yang didesain untuk mengalirkan udara sepoi-sepoi pantai

 

Selamat datang di Hotel Raffles Singapura! Masuk pintunya saja sudah “seram”: sebuah bundaran dengan dasar kerikil kecil, zaman dulu sekaligus berfungsi sebagai “alarm” karena pasti berbunyi “krak krak” ketika ada orang yang melangkah mendekat. Pintu masuknya tinggi megah, dengan seorang penjaga berpenampilan Sikh berseragam lengkap --turban, janggut panjang, badan tinggi besar dan pandangan mata yang seolah berkata, “Anda sopan, kami segan!” Tapi, jangan takut! Meskipun wajahnya seram, petugas ternyata sangat ramah, selalu siap membantu bahkan menunjukkan lokasi tempat acara yang dituju. Beliau sudah puluhan tahun bekerja di Raffles, menjadi saksi hadirnya selebriti dari Michael Jackson sampai Ferdinand Marcos!

 

Kiri ke kanan: Leslie Danker, karyawan senior Raffles, Jeffrie Sie dari Gudeg Yu Nap Bandung, dan sang Doorman Sikh berseragam lengkap

 

Masuk ke dalam, kita dibuat kagum oleh lampu kristal yang menggantung di langit-langit, kontras dengan tangga dari kayu jati yang berwarna coklat gelap nan elegan. Ukiran sederhana namun berwibawa, nampak menghiasi sudut ruangan yang selaras dengan guci-guci Tiongkok antik sebagai pajangan. Inilah gaya aristokrat Inggris!

 

Lobby Hotel Raffles dengan lampu kristal yang menggantung di langit-langit

 

Gaya aristokrat ini paling kuat terasa di The Tiffin Room, tempat sarapan di Raffles. Makanan yang kita pesan hadir dengan set piring, sendok, garpu, wadah roti, dan semuanya beralaskan keramik cantik. Kita juga bisa mengambil makanan prasmanan, yang hadir tidak berlebihan namun elegan. Pastry yang dibuat dari buah ara, beri hitam, dan stroberi, rasanya pun pas sekali, tidak kemanisan. Karena yang terkenal di sini adalah dim sum, saya juga mencicipinya: kualitas terbaik dan dibuat satu per satu! Dan sambil bersantap, kita bisa menikmati pemandangan ke kebun samping di mana sebuah air mancur dari keramik berwarna biru kehijauan menjulang tinggi dengan motif detail yang sangat cantik. Tak heran, banyak influencer sibuk berfoto di depannya kalau siang hari!

 

Penyajian sarapan di The Tiffin Room

 

Pastry yang dibuat dari buah ara, beri hitam, dan stroberi

 

Air mancur keramik di waktu malam

 

Acara santap bertema gudeg diadakan di Raffles Courtyard yang terletak di sayap belakang bangunan hotel. Gudeg ditata dengan rapi, menjadi hidangan berkelas tak kalah keren dengan lokasinya. Dan rupanya event ini cukup populer! Banyak tamu hadir untuk mencicipi gudeg dan krecek, dan rela merogoh kantong cukup dalam. Rupanya, di Singapura memang tidak ada gudeg, sehingga acara ini ampuh sebagai pengobat rindu akan selera Nusantara. Penjualan gudeg mencapai 600 porsi selama seminggu, sebuah jumlah yang fantastis! Boleh bangga sebagai orang Indonesia, melihat para tamu  semangat mencicipi gudeg dan krecek sambil memandang jajaran toko mewah di samping hotel: Rolex, Hublot, dan Prada. Ya, kulit sapi kalau di Italia jadi Prada, kalau di Jogja jadi krecek!

 

Tim Gudeg Yu Nap menyiapkan nangka

 

Dubes Indonesia untuk Singapura, Bapak Suryopratomo dan Ibu yang berkenan hadir

 

Ketika mendapat kesempatan mengintip ke kamar Raffles, kita bisa melihat definisi mewah ala Singapura. Yang pertama: ruangan yang luas! Kamar dibagi tiga: ruang tamu di depan, ruang tidur di tengah, dan kamar mandi dengan bath tub di belakang. Semua kendali lampu dan AC diatur menggunakan tablet yang tersedia di ruang tamu dan di kamar tidur. Atap yang tinggi, ditambah pencahayaan yang elegan, menambah kesan mewah kamar ini. Belum lagi pihak hotel menyediakan kudapan berupa campuran kacang berbumbu gula melaka produksi lokal dan teh merek Raffles yang memiliki rasa “Singapore Sling”. Sabunnya menggunakan merek Omno, merek terkenal untuk spa yang juga produk lokal Singapura. Ya, meskipun mewah, semua barang yang digunakan adalah barang lokal Singapura. Luar biasa semangat Raffles untuk mendukung produk lokalnya!

 

Interior kamar Hotel Raffles yang anggun aristokratik

 

Bath tub di kamar mandi di kamar Hotel Raffles yang luas dan mewah

 

Jika Anda lapar dan malas jalan keluar hotel, Raffles menyediakan dapur 24 jam untuk menyajikan makanan sesuai pesanan Anda. Makanannya pun bukan kaleng-kaleng: steak tenderloin, lobster sandwich, dan carpaccio daging sapi! Ya, ini bukan dapur hotel nasgor dan mie goreng! Ketika pesanan datang, butler akan hadir dengan mendorong sebuah cart mewah ke dalam kamar. Lalu, dengan sigap beliau menyiapkan piring dan mangkuk --lagi-lagi keramik cantik ala aristokrat Inggris-- dan menyajikan pesanan di ruang tamu. Rasanya tentu saja sedap. Dan yang mengejutkan adalah ketika kami memesan laksa Singapura. Penyajiannya aduhai dan rasanya wow, sedap sekali! Hadir komplet dengan chou tofu atau tahu berjamur, aromanya sedap segar, udangnya renyah sempurna, bihunnya lembut mandraguna dan baso ikannya bak manna dari surga! Rupanya The Raffles benar-benar serius mendukung produk lokal, bahkan hidangan Laksa Singapura-nya pun dibuat istimewa, tak kalah dengan aglio olio! Bagaimana dengan Indonesia? Yuk ah, makan krecek lagi!

 

Butler menyajikan hidangan di dalam kamar

 

Laksa Singapura di Hotel Raffles yang sedap rasanya

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin) Foto: Harnaz Tagore, Jeffrie Sie
Comment