Pulau Kelor kini
Kalau Trippers ke Pulau Kelor di Labuan Bajo (tepatnya 3,2 km dari Kota Labuan Bajo) sekarang-sekarang ini, jangan bingung kalau menemukan ada spanduk kuning KPK. Awal Desember 2021 memang sempat terjadi kehebohan sehubungan dengan adanya orang yang menjual Pulau Kelor pada sebuah situs jual beli online. Wah, gimana ceritanya sampai bisa begitu?
Ada spanduk kuning KPK di Pulau Kelor
Jadi Pulau Kelor itu statusnya memang sudah lama disewa oleh sebuah keluarga pebisnis di Labuan Bajo. Sudah 10 tahun lebih memegang HGB (Hak Guna Bangunan) atau HGU (Hak Guna Usaha), tapi pihak pebisnis ini tak kunjung memanfaatkannya. Harusnya dalam 2 tahun sudah dimanfaatkan. Mereka malah berusaha menjualnya seharga Rp100 miliar (ada juga berita yang menyebutkan Rp100 juta saja). Akhirnya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pun segera bertindak menyita atau menyegel Pulau Kelor dalam rangka penertiban aset-aset negara dan optimalisasi pendapatan negara. Pulau-pulau di Indonesia memang tidak ada yang boleh dimiliki pihak swasta atau perorangan, apalagi diperjualbelikan.
Baca juga: "Yuk Kita Buka Peta NTT untuk Mengenalnya Lebih Dekat"
Tapi tenang aja Trippers, pulau yang bisa dijangkau 30 menit dengan speedboat dari Kota Labuan Bajo Pulau Flores NTT ini masih bisa bebas dikunjungi wisatawan. Nggak ditutup aksesnya. Kita masih bisa naik ke atas bukitnya untuk menikmati pemandangan super cantik!
Pemandangan cantik Pulau Kelor sebelum perubahan
Tapi ooppss… Pulau Kelor kini telah berubah. Tak sesepi dan setelanjang dulu. Sekarang sudah dibangun dermaga, juga gazebo. Ada disewakan alat-alat water sport meskipun tak banyak. Dan di bawah kerindangan pohon-pohon di atas pasir putihnya sudah ada jejeran warung tenda.
Ada dermaga, pengunjung bisa berfoto-foto di sini
Ada warung-warung tenda
Tahun 2013 pertama kali MyTrip ke sini, pulau ini sungguh polos. Tak ada apa-apa selain pesonanya. Saat itu kami menghabiskan sore di hamparan pasir putihnya yang lumayan luas. Bukit di belakang belum ada jejak-jejak bekas didaki. Saat itu memang kami tak berpikir untuk mendaki bukitnya dan melihat pemandangan dari atas yang ternyata sangat memukau. Bisa menikmati seluruh bagian pulau yang datar dari ujung ke ujung tanpa diganggu pengunjung lain sama sekali, begitu saja sudah sangat membuat bahagia. Saat itu kami juga sempat berenang-renang cantik di salah satu sisi pantainya. Serasa private island deh!
Pulau Kelor masih polos
Belum ada jejak pendakian di bukitnya
Menikmati Pulau Kelor saat masih polos dan sepi
Tahun 2017 MyTrip kembali, Pulau Kelor masih tetap polos. Belum ada dermaga, belum ada warung-warung tenda. Tapi jalur naik ke bukit sudah ada. Maka naiklah kami demi melihat pemandangan dari atas. Jalurnya sangat terjal, berupa tanah merah berpadu dengan kerikil cadas, tanpa ada pohon atau apa pun yang bisa dijadikan pegangan. Cukup licin dan menyulitkan. Di beberapa bagian ada undakan alami bekas pijakan, tapi sebagian lagi tanpa undakan. Meskipun untuk mencapai spot terbaiknya nggak terlalu jauh --nggak sampai 10 menit-- tapi jalur ini nggak cocok buat lansia maupun anak-anak di bawah 7 tahun. Ada baiknya Trippers juga memakai sepatu kets atau minimal sendal gunung, jangan sendal jepit. Kalau punya trekking pole, dibawa, ini sangat membantu terutama saat turun.
Pulau Kelor tahun 2017 tetap polos tapi sudah ada jalur pendakian di bukitnya
Jalur naiknya cukup terjal
Turun lebih sulit, nggak ada pegangan
Pemandangan yang dilihat dari atas luar biasa cantik! Jadi jangan sampai nggak naik selama kakimu masih kuat ya... At least naiklah sampai sudah terlihat lekukan pasir putihnya. Nggak perlu sampai atas-atas banget. Makin ke atas malah pemandangan lekukan pasir putihnya tertutup.
Minimal naik sampai terlihat seperti ini, lekukan pasir sudah terlihat
Naik lagi sedikit maka pemandangan yang didapat lebih sempurna
Desember 2021 MyTrip kembali ke Pulau Kelor membawa rombongan, ya itu… kondisinya sudah sangat berubah. Untungnya keberadaan warung-warung tenda ternyata tak mengurangi kecantikan Pulau Kelor yang dilihat dari atas bukit. Karena dari atas, warung-warung itu tertutup rindangnya pepohonan. Adanya dermaga dan gazebo juga nggak merusak pemandangan, hanya menambah aksen saja. Selebihnya tetap sama, selain lekukan pasir putih dan gradasi air lautnya, pemandangan jajaran bukit dengan highlight bentuk segitiga/kerucut di seberangnya tetap menjadi pemandangan epik Pulau Kelor.
Pulau Kelor 2021
Pulau Kelor yang dulunya hanya dijadikan pulau persinggahan dalam perjalanan dari Labuan Bajo ke Pulau Rinca (untuk melihat komodo) kini malah sudah masuk dalam itinerary utama trip ke Labuan Bajo (tepatnya eksplor TN Komodo). Tujuan utamanya ya naik bukit untuk melihat pemandangan. Kalau mau snorkeling juga sebenarnya bisa. Tapi spot snorkeling yang lebih favorit di area TN Komodo adalah Pulau Manjarite, Pulau Kanawa, Taka Makassar, juga Pink Beach yang di Pulau Komodo.
Berminat mengunjungi Pulau Kelor dan tempat-tempat indah lainnya di Labuan Bajo? Hubungi MyTrip di 0811821006 atau klik di sini.