Pasir pantainya asyik buat goler-goler
Hari ketiga eksplorasi kami di Pulau Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku adalah hari eksplor darat dengan naik mobil, tanpa naik perahu. Tapi bukan berarti nggak ke laut lho… Tujuannya tetap aja ada ke pantai, salah satunya Pantai Metro atau lebih dikenal dengan sebutan Pantai Madwaer. Kami tak berharap terlalu banyak secara dua hari sebelumnya sudah sangat terpuaskan dengan keindahan Pantai Ngurtafur, Pantai Ngurbloat, Pulau Baer, dan Pulau Adranan. Tapi ternyata pantai yang satu ini juga layak dipujiken.
Pantai Madwaer ini sayang deh kalau nggak dikunjungi
Pantai Madwaer terletak di bagian selatan Pulau Kei Kecil, tepatnya di Desa Madwaer Kecamatan Kei Kecil Barat Pulau Kei Kecil. Dari Pantai Ngurbloat yang menjadi homebase, sebenarnya kalau menyusuri Jalan Kabupaten di pesisir barat, melewati jembatan di Desa Rumadian yang menghubungkan desa itu dengan ujung tanjung di seberangnya, lalu terus ke selatan hingga tiba di Madwaer, tentu lebih cepat, bisa ditempuh berkendara 1-1,5 jam, jaraknya 44 km. Tapi waktu kami ke sana Oktober 2019, jembatannya sudah kurang aman untuk dilalui mobil. Jadilah kami memutar, mengikuti Jalan Kabupaten ke arah Bandara Langgur, terus ke selatan menyusuri pesisir timur, melewati Desa Elaar, hingga tiba di Madwaer, total perjalanan berkendara sekitar 2 jam. Lihat dua peta di bawah ini agar paham perbedaan rutenya.
Rute tercepat/normal dari Ngurbloat ke Madwaer, menyusuri pesisir barat. Yang dilingkari adalah area jembatan
Rute yang kami lalui kurang lebih seperti ini, menyusuri pesisir timur
Biasanya wisatawan ke Madwaer sekalian ke Kawasan Ekowisata Ohoi Tamngil di Desa Rumadian, Gua Hawang, Pantai Kelapa Miring di Kampung Wab, dan terakhir Bukit Masbait untuk melihat sunset. Begitulah juga kami.
Baca juga: "Jangan Lupa Cicipi Pisang Goreng Enbal Saat Liburan di Pulau Kei Ya..."
Oke, balik ke topiknya, tentang Pantai Madwaer. Begitu kami tiba, pantainya sepi, nggak ada pengunjung lain selain kami. Tapi ada cukup banyak bocah-bocah lokal sedang bermain. Lokasi pantai memang dekat sekali dengan perkampungan warga. Tak jauh dari rumah-rumah mereka, ada semacam tanggul yang memisahkan dengan area pantai. Di barisan tanggul itu juga dibangun tulisan yang cukup besar “Metro Beach” dengan warna merah-putih.
Tulisan “Metro Beach” di atas tanggul yang memisahkan pantai dengan perkampungan
Bocah-bocah lokal yang malu-malu difoto
Di balik tanggul dan tulisan besar-besar itu tersedia bale-bale seadanya di bawah kerindangan pohon-pohon kelapa dan beberapa pondokan. Di situlah kami membuka bekal makan siang dan bercengkerama dengan para bocah lokal. Saya nggak sempat melihat dan mencari tahu apakah bangunan kecil yang tampak di ujung itu toilet atau bukan. Yang jelas, pantai ini minim fasilitas. Nggak ada warung, jadi memang harus membawa bekal makan siang kalau ke sini. Tapi kalau kelapa muda ada, bisa minta dipanjatkan dan dibelah di tempat, langsung makan, segerrr…
Membuka bekal makan siang di bale-bale
Pantai di sini sepi pengunjung bukan karena nggak menarik tapi karena jauh aja sih. Tipe pantainya mirip Pantai Ngurbloat. Garis pantainya panjang dan lebaarrrr banget area berpasir putih dan lembutnya. Air lautnya biru hijau jernih dan bergradasi. Di barisan belakang juga terdapat pohon kelapa berjejer-jejer, ada yang sudah miring-miring batangnya. Saya tebak karena secara kontinyu tertiup angin kencang. Ya angin di sini memang kencang. Kami terutama merasakan saat membuka bekal makan siang, kantong plastik kalau nggak ditindih bisa bertebaran.
Pantainya panjang dan lebaarrrr banget
Area pasir pantai yang lebar menggoda kami untuk berfoto goler-goleran dengan drone. Sekalian supaya badan kami merasakan langsung kelembutan pasirnya walaupun saat siang terik itu pasirnya sedang panas-panasnya, hahaha…
Kami bergoleran di pasir pantainya
Di sini kami nggak bermain air mengingat tiadanya fasilitas bilas dan perjalanan kembali cukup jauh. Dari baca-baca beberapa sumber di internet katanya sih selain asyik buat berenang dan main-main dengan gelombang, pantai ini ombaknya cocok buat surfing. Sunset di sini juga bagus katanya. Sayang, kami masih kepingin ke pantai lain dan menanti sunset di Bukit Masbait yang nggak jauh dari Pantai Ngurbloat, tampat kami menginap. Lain waktu lah ke Kei lagi.
Mau trip ke Pulau Kei? Hubungi Maya The Dreamer di WA 0811821006 atau email mytripjustpackandgo@gmail.com