Eksplor danau dengan perahu bermotor
Danau Sentarum, mungkin belum banyak dari kita yang pernah mendengar namanya yang tak setenar Danau Toba atau danau lainnya di Indonesia. Bagi Anda yang bergelut di bidang pelestarian lingkungan, penggiat fotografi alam liar ataupun wisatawan penikmat alam dan budaya, sebaiknya sempatkan diri berkunjung ke danau yang terletak di jantung Kalimantan ini.
Sebagai kawasan konservasi, Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) memiliki ekosistem yang unik dan menjadi salah satu perwakilan daerah hamparan banjir terluas di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Dari total luas 132.000 ha, lahan basahnya 127.393,40 ha yang terletak di hulu Sungai Kapuas, sekitar 700 km dari Kota Pontianak Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat.
Wilayah Danau Sentarum dan danau-danau di sekitarnya yang disebut Danau-Danau Kapuas terletak di suatu lembah yang terkurung pegunungan. Kondisinya sangat dipengaruhi tingginya curah hujan. Selama musim hujan air di bagian hulu Sungai Kapuas akan naik dan masuk ke danau melalui Sungai Tawang yang menghubungkan danau dengan Sungai Kapuas dan membentuk danau sementara.
Baca juga: "Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Teluk Cenderawasih"
Sekitar 9 hingga 10 bulan dalam setahun kawasan Danau Sentarum yang sebagian besar berupa cekungan akan terendam air dan pada musim kemarau panjang sebagian besar danau kering, hanya meninggalkan alur sungai dan hanya sebagian danau-danau permanen yang terisi air.
Danau kering saat kemarau panjang
Hingga saat ini Danau Sentarum merupakan kawasan penghasil ikan air tawar di Kalimantan Barat. Terdapat lebih dari 290 jenis ikan air tawar. Ikan siluk merah atau arwana merah dari Danau Sentarum konon merupakan jenis arwana yang terbaik. Jenis ikan hias asli dari Danau Sentarum adalah ikan botia yang bersisik hitam dan kuning keemasan.
Dari 1.519 jenis spesies burung yang ada di Indonesia sekitar 20 persennya atau 310 spesies berada di Danau Sentarum. Pada musim kemarau burung-burung pemakan ikan bermigrasi ke sini untuk mencari makan, di antaranya dari famili Alcedinidae seperti raja udang, serta berbagai spesies langka dari famili Bucerotidae (rangkong) dan Ciconiidae (bangau).
Selain itu, Danau Sentarum juga merupakan habitat berbagai primata langka seperti bekantan, kepuh, orang utan, ungko tangan hitam, dan kelempiau Kalimantan.
Baca juga: "Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Tanjung Puting"
Secara administratif TNDS termasuk dalam wilayah 7 kecamatan yaitu Kecamatan Badau, Nanga Kantuk, Batang Lupar, Suhaid, Selimbau, Jongkong, dan Bunut; serta 12 desa dan 45 dusun/kampung di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Kota gerbang masuknya Pontianak.
CARA KE TN DANAU SENTARUM
Lokasi TN Danau Sentarum
Ada beberapa cara yaitu melalui jalan darat maupun kombinasi antara jalan darat, jalan sungai dan jalan udara.
Dari Pontianak menuju Lanjak, ibu kota Kecamatan Batang Lupar yang merupakan pintu masuk Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu dengan bus atau taksi, dengan lama perjalanan 18-21 jam.
Perjalanan dari Pontianak ke Lanjak dapat lebih cepat ditempuh melalui Malaysia (sekitar 12-14 jam). Jika punya kendaraan pribadi dan paspor, Trippers dapat memasuki wilayah Sarawak di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong dan masuk kembali ke Indonesia melalui PLBN Nanga Badau di Kapuas Hulu.
Ada juga pesawat terbang dari Pontianak menuju Putussibau (ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu) sekitar 1 jam. Lanjut naik kendaraan umum atau travel dari Putussibau menuju Lanjak selama 1,5-2 jam.
Setibanya di Lanjak datangi pos TNDS untuk mengurus Simaksi (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi) sebagai wisatawan.
Baca juga: "Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Lorentz"
CARA MENGEKSPLORNYA
Alam dan budaya masyarakat yang tinggal di kawasan TNDS sangat menarik. Kita bisa mendapatkan pengalaman dengan mengikuti aktivitas masyarakat sehari-hari seperti menangkap ikan, berburu, panen madu hutan, dan mencari peruntungan melihat orangutan di kawasan penyangga.
Keseharian masyarakat lokal
Untuk mengelilingi danau ini kita harus menyewa perahu bermesin yang bisa disewa dari masyarakat di Lanjak.
WAKTU KUNJUNGAN TERBAIK
Antara Agustus hingga November atau pada saat peralihan musim. Pasalnya, danau ini hanya berisi air selama 10 bulan saja, sedangkan pada musim kemarau menjadi kering dan bisa dilalui kendaraan bermotor.
Bulan Oktober menjadi salah satu pilihan karena biasanya ada Festival Danau Sentarum yang merupakan agenda tahunan pariwisata di Kapuas Hulu. Pada saat ini juga biasanya musim panen madu hutan di kawasan danau.
Festival Danau Sentarum
DURASI IDEAL
Setidaknya luangkan waktu 5 hari termasuk perjalanan pulang pergi dari tempat asal.
KEGIATANNYA
- PANEN MADU HUTAN
Madu hutan merupakan salah satu primadona Kabupaten Kapuas Hulu. Salah satu wilayah penghasilnya berada di kawasan TNDS. Bila waktunya tepat, kita bisa menyaksikan langsung proses panen madu hutan.
Panen madu hutan
Kunjungi perkampungan yang ada di sana, salah satunya Semangit di Kecamatan Selimbau. Desa Semangit hanya bisa ditempuh menggunakan jalur air. Naik speedboat dari Lanjak sekitar 1 jam. Setibanya di Semangit kita bisa menghubungi Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS), lembaga yang menaungi kelompok petani madu di sana.
- MENIKMATI PANORAMA DARI BUKIT TEKENANG
Puncak Bukit Tekenang salah satu tempat favorit menikmati pemandangan Danau Sentarum dari ketinggian. Untuk ke bukit di tengah Danau Sentarum ini kita harus naik speedboat sekitar 30 menit.
Pemandangan danau dari Bukit Tekenang
Perjalanan menuju puncak bukit setinggi 128 m ini dimulai dengan menapaki anak tangga di belakang Tekenang Resort. Anak tangganya cukup terjal dengan kemiringan hampir 45 derajat. Jika cuaca cerah, Bukit Tekenang adalah tempat terbaik untuk menyaksikan sunrise di TNDS.
- MENGAMATI SATWA LIAR
Salah satu tujuan utama orang datang ke TNDS adalah untuk mengamati dan memotret satwa liar. Tapi namanya alam liar, nggak ada garansi kita akan melihat aneka satwa liar yang hidup di sana. Area yang kita datangi dengan speedboat tentu terbatas hanya sekitar danau. Sedangkan untuk bisa melihat orang utan, mesti jalan kaki ke lokasi pengamatan, salah satunya di Bukit Peninjau. Itu juga kalau beruntung. Selain orang utan, aneka burung dan satwa lain juga masih bisa kita temui.
- TINGGAL BERSAMA MASYARAKAT
Kawasan TNDS maupun kawasan penyangganya dihuni dua kelompok masyarakat yaitu Dayak dan Melayu yang hidup berdampingan. Kita bisa menginap di rumah masyarakat di perkampungan atas air di kawasan danau seperti di Semangit dan kampung lainnya.
Suasana perkampungan atas air
Kita juga bisa menginap di Rumah Panjai (rumah betang) yang dihuni masyarakat Dayak Iban di Desa Sungai Pelaik dan Meliau.
PENGINAPAN
Untuk bisa menikmati sunrise di Bukit Tekenang sebaiknya menginap di resor yang dikelola pihak TNDS. Sedangkan untuk konsumsi kita bisa masak sendiri atau minta tolong petugas resor untuk mencarikan tukang masak. Bisa juga menginap di rumah warga, tersedia homestay dengan tarif berkisar Rp50.000 per orang.
Tekenang Resort
TIPS
- Sebaiknya bawa uang tunai selama berkunjung ke danau.
- Untuk bisa melihat orang utan, bertanyalah kepada masyarakat dan minta dipandu apabila Trippers menginap di Rumah Betang Sungai Pelaik maupun Meliau.
- Bawa lotion anti nyamuk.
- Gunakan pemandu lokal dari kelompok masyarakat atau bisa menghubungi Komunitas Pariwisata Kapuas Hulu (KOMPAKH) untuk mencari informasi tentang pariwisata di Kapuas Hulu.
- Pemandu diperlukan untuk membantu kita mengkoordinasi perjalanan serta melihat dan mengenali hewan apa saja yang muncul.
- Jangan lupa untuk mengurus Simaksi sebelum masuk ke dalam kawasan.
Hubungi KOMPAKH di:
Telp: 0567 22026
HP: 081352601248
Email: kompakh@gmail.com, info@kompakhadventure.com
Website: http://kompakh-indonesia.or.id