Kerajaan Kupu-Kupu, julukannya
Kumpulan menara batuan karst dengan pahatan khas alam menjadi ciri khas Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang berada di Sulawesi Selatan. Belantara karst yang telah berusia ribuan tahun di sini tercatat sebagai yang terluas kedua di dunia setelah karst di Guangzhou China. Gua-gua yang terbentuk di kawasan ini menjadi favorit bagi pencari adrenalin.
Taman nasional seluas 43.750 ha ini berada pada kawasan Wallacea, yang didiami beberapa spesies endemik seperti kuskus Sulawesi, kuskus beruang Sulawesi, julang Sulawesi, musang Sulawesi, dan kangkareng Sulawesi, kera hitam (makaka), dan primata nokturnal tarsius.
Tarsius
Di kawasan inilah naturalis Alfred Russel Wallace pernah menjejakkan kakinya pada 1856. Wallace terkesima oleh warna-warni kupu-kupu, julang Sulawesi, dan alam karst Maros. Hingga ia menjulukinya “The Kingdom of Butterfly”.
Di antara belantara bukit-bukit karstnya terdapat gua-gua dengan lukisan manusia prasejarah. Terdapat 286 gua dan lebih dari 30 gua prasejarah. Gua-gua di sini berupa gua vertikal yang menantang untuk dijelajahi. Yang favorit bagi wisatawan adalah gua-gua yang berada di Taman Prasejarah Leang Leang.
TN Bantimurung Bulusaraung berada di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) Provinsi Sulawesi Selatan. Kota gerbang masuknya Makassar.
Penanda Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
CARA KE TN BANTIMURUNG BULUSARAUNG
Dari Jakarta naik pesawat ke Makassar selama 2,5 jam. Lalu disambung berkendara ke Kota Maros sejauh ±53 km dan butuh waktu 1-1,5 jam. Kalau lanjut ke Taman Leang Leang, jaraknya 25 km atau sekitar 45 menit berkendara.
Lokasi TN Bantimurung Bulusaraung
WAKTU KUNJUNGAN TERBAIK
Juni hingga Oktober.
Baca juga: “Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Lore Lindu”
KEGIATANYA
Keberadaan gua-gua vertikal membuat kegiatan susur gua menjadi favorit. Gua yang sering dieksplor karena banyak lukisan prasejarahnya adalah Gua Petta Kere dan Gua Pettae yang berada di Taman Leang Leang. Untuk susur gua wajib ditemani pemandu yang disediakan pihak pengelola. Tidak sulit untuk memasuki gua dan menemukan lukisan prasejarahnya yang berupa lima telapak tangan, satu buah tombak dan satu gambar babi rusa yang nampak seperti sedang melompat.
Lukisan prasejarah
Berdasarkan penjelasan dari pemandu, gambar tangan tersebut merupakan tangan perempuan yang berusia lebih dari 5.000 tahun. Gambar telapak tangan tersebut merupakan simbol penolak bala. Proses pembuatannya unik, yakni dengan cara menempelkan telapak tangan ke dinding gua, lalu menyemprotkan cairan berwarna merah dari dalam mulut. Cairan merah tersebut diduga berasal dari mineral merah hematite yang banyak sekali ditemukan di sekitar gua. Namun ada juga yang menyebutkan cairan merah tersebut adalah getah dari tumbuhan tertentu yang dikunyah seperti sirih.
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung juga memiliki gunung dengan Puncak Bantimurung setinggi 1.353 mdpl yang bisa didaki. Jalurnya relatif pendek dan medannya tak terlalu sulit sehingga menjadi favorit para pecinta alam.
Melengkapi susur gua dan mendaki gunung, di TN ini pengunjung juga dapat menikmati kesejukan air terjun yang berada tak jauh dari pintu gerbang taman nasional, Air Terjun Bantimurung namanya. Kita dapat melihat aneka kupu-kupu di penangkaran sebelum mencapai air terjun.
TIKET MASUK
Khusus untukTaman Leang Leang (Taman Karst dan juga Gua Pettae): Rp10.000.
Taman Prasejarah Leang Leang
it assignment help help writing dissertation research paper rater
2020-12-02