Inget ‘kan foto viral Gunung Gede-Pangrango yang diambil dari Kemayoran Jakarta Pusat oleh seorang fotografer Februari 2021 lalu? Sempat menjadi kontroversi karena foto itu dihubungkan dengan kualitas udara Jakarta yang lebih bersih karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Padahal Gunung Gede-Pangrango --dan juga Gunung Salak, memang hampir selalu terlihat dari Jakarta di pagi hari sebelum jam 9. Soal seberapa jelas konturnya terlihat dalam sebuah foto tergantung level kamera dan lensa yang dipakai, juga olah digitalnya.
Ah, tapi saya tak hendak membahas itu di artikel ini. Cuma bridging aja untuk masuk ke artikel ini, hoho. Seperti Trippers lihat, foto utama artikel ini adalah foto gunung yang tampak jelas dari jalan tol. Ya, itu Gunung Salak. Asli atau tempelan? Ya asli dooong…. Memang ada proses pengeditan dengan Snapseed dan Lightroom untuk lebih mempertegas, juga menaikkan kontras maupun saturasi. Tapi gunung dan semua yang tampak di foto, asli.
Beberapa tahun belakangan ini saya memang selalu menyiapkan kamera atau handphone saat dalam perjalanan darat, udara maupun laut. Yang paling excited memang memotret kemunculan gunung-gunung di tengah lautan awan dari pesawat terbang. Juga memotret formasi pulau-pulau, juga dari pesawat. Foto-foto dan cerita pengalamannya bisa dibaca di sini.
Untuk perjalanan darat, sayangnya, saya lebih sering menyetir, sehingga terkadang hanya bisa geregetan pengen motret. Seperti yang terjadi saat 8 November 2021 saya menyetir ke sekian kalinya melintasi Tol Jagorawi ke arah exit Sentul Selatan di pagi hari. Di KM 31 tiba-tiba menyembul Gunung Salak nan gagah tepat di hadapan --tentu jaraknya masih berpuluh-puluh kilometer. Sebenarnya bukan muncul tiba-tiba di KM 31, tapi dari KM 27 atau 28 gitu sudah ada penampakannya tapi masih belum sempurna anglenya. Saking terkagum-kagum, saya terlambat meminta keponakan saya yang duduk di sebelah untuk memotretnya.
Baca juga: "Daftar Rest Area dan Landmark Sepanjang Tol Trans Jawa"
Jadi, ketika tanggal 29 November 2021 saya melewati rute yang sama, di pagi hari juga sekitar jam 6 pagi, saya sudah meminta kakak saya untuk bersiap dengan handphone saya sejak di KM 27 atau 28. Saya pun berusaha menjaga jarak dengan mobil di depan supaya mendapatkan sudut pengambilan foto yang lebih luas.
Di awal-awal KM 31 Gunung Salak-nya memang masih terhalang papan penunjuk jalan tol berwarna biru.
Setelah melewati papan biru itu, dalam beberapa ratus meter, jepretkanlah terus kamera, karena posisinya lowong, dengan ada penampakan gedung tinggi di sisi kanan.
Tapi beberapa puluh meter kemudian agak terhalang papan penujuk jalan lagi dari sisi sebaliknya.
Jangan turunkan kamera, karena justru setelah itu kita akan mendapatkan angle terbaik Gunung Salak, tanpa terhalang, persis saat memasuki KM 32, pas exit IPC/Sirkuit Sentul/Nanggewer.
Memotret pakai handphone dari kaca depan mobil dengan kecepatan min 80 km/jam tentu menjadi tantangan tersendiri. Kita nggak boleh kehilangan momen. Idealnya sih pakai mode continuous, tapi sayang saya nggak menyiapkannya. Jadi kakak saya jepret-jepret berulang kali aja. Hasilnya ada yang goyang, blur, miring-miring. Untung ada yang lumayan, tapi tetap kurang tajam. Diedit-edit dikit, jadilah ditampilkan di sini.
Trippers yang punya hobi motret, apalagi punya skill yang mumpuni dan kamera yang canggih, coba deh mengabadikan Gunung Salak dari Jalan Tol Jagorawi yang menuju Bogor. Menurut saya penampakan Gunung Salak dari KM 31 sampai KM 32 ini salah satu yang terbaik. Jangan lupa tipsnya: cuci dulu mobil Anda, pastikan kaca depannya bersih; dan sebaiknya nggak ada barang pajangan atau apa pun di dashboard mobil supaya nggak ada bayangan di kaca.