Suasana di dalam Chamas Brazillian Churrascaria
Selain karena sepak bola, Brazil juga terkenal karena cara jamuan makan khas yang disebut churrascaria. Asal katanya dari bahasa Portugis “churrasco” yang artinya panggangan atau barbecue. Rodizio, adalah istilah di mana pelayan restoran mengantarkan satu tusuk daging ke meja, lalu pelayan mengiriskan daging panas meleleh sedap itu untuk diambil oleh pelanggan dan disantap dalam keadaan panas. Sedap!
Nah, restoran jenis ini ternyata ada di Kota Surabaya. Namanya Chamas Brazillian Churrascaria, yang terletak di Vasa Hotel Jl. H.R. Muhammad Surabaya. Resto ini memiliki interior yang elegan, dengan pemanggangan di sebelah kanan dan ruangan makan di sebelah kiri. Barbecue yang kesannya “makanan sederhana” menjadi canggih di sini: mejanya dilapisi kain putih selevel fine dining, dengan gelas wine siap diisi produk wine terbaik dari seluruh dunia. Mantap!
Baca juga: “Gocapan di Surabaya, dari Soto Lanjut Rawon”
Kata kunci dari churrascaria adalah: daging! Tim Chamas dengan sigap menancapkan tiang panggangan berisi daging beraroma sedap yang siap diiris dan disantap. Primadonanya ada dua: tenderloin, daging sapi tanpa lemak, di sini matang sempurna berwarna merah dengan kondisi masih meletup panas dan beraroma sedap. Lalu sirloin, daging berlapis lemak yang juga istimewa. Lemak sapi memang memiliki rasa dan aroma tersendiri yang bisa membuat selera terbit! Serat daging sirloin yang lebih tipis, membuat potongan demi potongan sirloin terasa nikmat apalagi sambil menggigit lemaknya yang “mak nyes”. Sedap! Sajian daging masih banyak lagi: ada daging ayam, sosis, dan daging domba yang membawa dimensi rasa dan aroma yang berbeda. Semuanya bisa dinikmati dengan pilihan saus di antaranya salsa dan chimicurri.
Pemanggangan
Daging siap dihidangkan
Tapi, andalan Chamas bukan cuma daging! Setelah berkali-kali makan daging, justru yang dinanti adalah… nanas! Nanas yang ditaburi gula dan kayu manis, dipanggang sebentar di api, kemudian diiris dan disantap. Rasanya manis, segar, dengan rasa sepat khas nanas, plus aroma kayu manis yang memikat. Wow, ini betul-betul cocok untuk menetralkan lidah yang sedari tadi menyantap daging.
Nanas favorit di Chamas
Uniknya Chamas, ada beberapa menu “kearifan lokal” di sini. Jantung ayam, ternyata sedap dipanggang dan disajikan ala churrascaria. Lalu ada tahu dan tempe, yang dibubuhi garam kemudian dipanggang. Tahunya lembut dan sedap, dengan tarikan asin di permukaan dan kulit yang renyah, memberi sensasi tersendiri.
Jantung ayam, disajikan ala churrascaria
Tahu tempe khas Chamas
Di Chamas, bukan cuma hidangan utamanya yang spesial. Ada hidangan pendamping “wajib” ala Brazil sepeti pão de queijo (sejenis roti dari bahan singkong dan keju) dan feijoada, sup dari kacang hitam. Rasanya mirip stew atau goulash, namun tekstur kacangnya mengingatkan pada es kacang merah ala Palembang. Hadir juga kue-kue khas Brazil seperti quindim: kue lunak berbasis kelapa yang dibubuhi marshmallow, teksturnya unik dan menarik. Kemudian ada juga kue semacam cupcake dari bahan jeruk yang segar dan menarik. Jangan kaget kalau bertemu pesepak bola terkenal asal Brazil di sini, seperti Jacksen Tiago, pelatih Persebaya. Silakan mampir kalau mau merasakan sensasi berbeda di Kota Pahlawan ini.
Feijoada, sup dari kacang hitam khas Brazil
Quindim, kue khas Brazil
Chamas Brazillian Churrascaria
Hotel Vasa Surabaya
Jl. H.R. Muhammad No. 31
Telp: (031)7301888
Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.