BETAHNYA TUH DI SINI 2016-04-01 07:00

 

 

Siapa pun yang pernah datang ke danau (ranu) yang berada di ketinggian 2.400 mdpl di pinggang Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini pasti sepakat, danau ini bikin betah! Juga bikin kita ingin balik lagi dan lagi.

Merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru, Ranu Kumbolo memesona dengan serangkaian keindahan di sekelilingnya. Segala lelah terbayar begitu kita mulai melihatnya mengintip dari balik rimbun pepohonan yang kita lalui dalam perjalanan trekking dari Ranu Pani (2.100 mdpl) selama kurang lebih 4-5 jam dan melewati 4 pos di jalur Watu Rejeng.

 

 

Bukit di sekeliling danau menguning

 

 

Edelweiss di tepi danau

 

Danau seluas 15 hektar ini airnya biru kehijauan dengan sebarisan bukit merangkulnya. Saat musim kemarau, rerumputan di bukit sekeliling danau menguning, berkilau. Pohon edelweiss juga banyak tumbuh di sekitar danau. Para pendaki yang hendak menggapai Puncak Mahameru kebanyakan akan mendirikan tenda di sini, tepatnya di sisi utara dan barat danau. Air danau yang tawar dan bersih tentu sangat berguna sebagai sumber air para pendaki.

Suhu udara di sini justru melebihi dinginnya basecamp Semeru berikutnya yang lebih tinggi yaitu Kalimati dan Arcopodo. Tengah malam hingga dini hari suhu bisa mencapai di bawah nol derajat! Brrr... Tapi jangan buru-buru masuk ke tenda karena sayang melewatkan pemandangan sejuta bintang berdesakan dan milky way di langit. Spektakuler!

 

 

Sunrise

 

 

 

Kabut mengambang di atas danau

 

Di pagi buta juga segeralah keluar dari sleeping bag untuk menanti matahari tersembul dari balik dua bukit di ujung danau. Mirip gambar kita zaman SD. Cuma bedanya, latar depannya bukan jalan lurus dengan sawah di kiri kanannya, melainkan danau. Suasananya eksotis dan mistis apalagi demi melihat Ranu Kumbolo ditelikung kabut. Untaian kabut bak kapas mengambang-ngambang di atas air danau.

 

Ada Apa Lagi Selain Danau?

 

Ayek Ayek

 

Di belakang area kemping di sisi utara danau terhamparlah padang rumput maha luas yang disebut Ayek-Ayek. Ayek-Ayek juga dikelilingi perbukitan hijau yang penuh dengan pohon cemara. Di sini juga ada jalur pendakian, tapi lebih curam. Pendaki umumnya mendaki lewat jalur Watu Rejeng yang lebih landai.

 

 

Tanjakan Cinta berbentuk hati

 

 

Pemandangan dari atas Tanjakan Cinta

 

Di belakang danau sisi barat ada tanjakan yang memisahkan area danau dengan padang rumput lainnya lagi. Namanya Tanjakan Cinta. Entah siapa yang memulai menyebutnya Tanjakan Cinta, yang jelas kalau dilihat dari jauh, tanjakan yang menembus dua bukit ini menampakkan bentuk hati. Dan konon, kalau kita mendaki tanjakan ini sambil membayangkan yang tersayang tanpa menoleh ke belakang dan tanpa berhenti, niscaya kita akan bahagia bersamanya. Percaya? Nggak perlu diperdebatkan lah. Yang penting sampai atas tanjakan, langsunglah menoleh ke belakang, ke arah danau, karena rugi banget kalau nggak noleh. Pemandangan danau dari atas sini bikin hati tambah tenteram.

 

 

Bunga ungu di Oro Oro Ombo

 

 

Para pendaki melintasi Oro Oro Ombo

 

 

Usai berpuas menatapi danau dari atas Tanjakan Cinta, lanjutkan lagi hingga Anda menemukan padang rumput lain yang nggak kalah luas dari Ayek Ayek. Namanya Oro Oro Ombo. Kalau datang saat bunga-bunga ungunya yang mirip lavender tumbuh menyebar di sekujur padang (sekitar Mei-Juni), wuuaahhh bisa nggak kelar-kelar deh berfoto-foto narsis di sini. Tapi jangan sampai gegara pengen foto bagus lantas jadi merusak tanaman bunganya ya!

 

Pokoknya, Ranu Kumbolo benar-benar menawarkan kaleidoskop keindahan yang kumplit dari sebuah danau!

 

Waktu Terbaik: Mei-September.

 

Info: Ke Gunung Semeru yang terdekat dari Kota Malang. Dari Malang naik mobil sewa atau angkutan umum ke Desa Tumpang, 30 menit, lalu lanjut dengan jeep ke Desa Ranu Pani 1,5 jam. Jarak Ranu Kumbolo dari titik start di Ranu Pani 10,5 km, dengan waktu tempuh trekking santai buat pendaki amatir 4-5 jam. Gunakan jasa pemandu lokal dari Ranu Pani.

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment