Bagian depan benteng berupa dua bastion bundar
Kalau Trippers sudah baca artikel ini sebelum pergi ke Ternate di Maluku Utara dan mampir ke Benteng Tolukko, pasti hal pertama yang ingin dilihat adalah, mana sih bentuk penis di benteng ini? Haha, sayangnya, kalau nggak motret pakai drone nggak kelihatan say bentuk yang kalian cari itu. Dan sayangnya MyTrip juga nggak punya foto Benteng Tolukko dengan drone yang akan menunjukkan dengan jelas bentuk itu –dengan dua bastion bundar di bagian depan, dan 1 bastion bundar sedikit meruncing di belakang. Silakan dibayangkan. Kalau penasaran, googling aja, pasti nemu kok fotonya. Dan Trippers pasti terkikik-kikik takjub, hehe...
Untuk ukuran benteng, Benteng Tolukko ini kecil saja. Tak akan kita temukan dinding tembok panjang mengular seperti lazimnya sebuah benteng. Dari tempat kita parkir kendaraan juga cuma selemparan batu. Nggak pakai acara jalan jauh, apalagi naik-naik tangga yang tinggi dan curam.
Baca juga: "Inilah Fakta Menarik Benteng Tahula di Tidore"
Di depan benteng terdapat taman bunga yang asri. Pintu masuk ke dalam benteng juga langsung terlihat, berupa lorong di tengah bangunan yang di kiri-kanannya berupa bastion dengan dinding bundar. Lorongnya nggak panjang, cukup lebar dan nggak gelap kok, karena bagian atasnya terbuka. Di ujung lorong ada tangga naik, pendek saja. Dan tibalah kita di bagian utama dan atas benteng.
Di depan benteng ada taman asri
Jalan masuk ke benteng berupa lorong
Bagian atas benteng, dengan latar belakang Gunung Gamalama
Dari atas benteng yang dikelilingi dinding kita bisa memandang tanpa terhalang ke arah Gunung Gamalama dan laut lepas ke arah Pulau Halmahera. Juga tepat di bawahnya terlihat atap rumah-rumah penduduk. Karena benteng ini memang berada di dekat perkampungan penduduk.
Pemandangan tak terhalang dari atas benteng
Dari Bandara Sultan Babullah Ternate ke benteng yang berada di Kelurahan Dufa Dufa Kecamatan Ternate Utara Kota Ternate ini berkendara hanya 7 menit, berjarak 2,7 km. Kalau dari pusat kota Ternate kurang lebih juga sama, 8 menit berkendara, 2,9 km jaraknya. Jadi kita bisa mampir ke Benteng Tolukko yang berada di pesisir timur Pulau Ternate ini dalam perjalanan dari kota ke bandara atau sebaliknya.
Baca juga: "Pantai Jikomalamo, Favorit untuk Snorkeling dan Diving di Ternate"
SEJARAHNYA
Benteng peninggalan Portugis ini dibangun tahun 1540 oleh panglima tentara Portugis yang menduduki Ternate pada masa itu, Fransisco Serao. Nama asli benteng adalah Santo Lucas. Ada dua versi kenapa namanya kemudian jadi Tolukko. Pertama, itu gegara orang lokal nggak bisa menyebut Santo Lucas, jadilah disebut Tolukkas atau Tolukko. Kedua, nama Tolukko diambil dari nama Sultan Ternate ke-10 yang bernama Kaicil Tolukko yang memerintah Ternate sejak tahun 1692.
Layaknya benteng, benteng yang dibangun di atas bukit batuan beku ini juga berfungsi untuk mempertahankan kekuasaan Portugis yang mengambil keuntungan dari perdagangan rempah-rempah di sini. Makanya di bagian bawah benteng ini ada lorong yang dulu tembus ke laut, sebagai jalur keluar masuk perahu-perahu kecil yang membawa rempah-rempah, sekaligus sebagai jalan rahasia untuk melarikan diri. Tapi sayang, saat dipugar tahun 1996 lorong ini ditutup demi alasan keamanan.
Dulu dari sini ada lorong tembus ke laut
Tahun 1577 benteng sempat diambill-alih oleh Kesultanan Ternate di bawah kepemimpinan Sultan Babullah. Tapi tak lama, kolonial Belanda mengambil alih tahun 1605, kemudian merenovasinya atas perintah Jan Pieter Both tahun 1610. Namanya diganti menjadi Fort Hollandia. Tapi karena akhirnya sudah tak dipakai lagi dan rusak, tahun 1864 Benteng Tolukko dikosongkan begitu saja oleh Belanda. Barulah tahun 1996-1997 oleh Pemerintah Republik Indonesia benteng seluas 1.252 m2 dan tingginya 6 m ini direnovasi dan kini dijadikan cagar budaya.
Sayang MyTrip belum menemukan sumber yang bisa menjelaskan kenapa benteng ini mengambil bentuk bidangnya (bisa dilihat dari atas) seperti alat kelamin pria. Hanya ada penjelasan bahwa benteng Portugis bentuk bastionnya memang bundar, bukan mata panah seperti benteng pada umumnya.
Tiket masuk: Rp10.000
Jam buka: 08.00-16.00
when was hydroxychloroquine first used hydroxychloroquine sulfate dangers of hydroxychloroquine
2021-02-12writing term papers for money 8 page research paper research paper on a person
2020-12-02