Berpose di gerbang Pulau Rinca
Namanya kaum perempuan berkumpul ya, dua orang aja rame, apalagi lebih. Kalau perempuan ABG yang kumpul, obrolannya biasanya seputar aktor, penyanyi atau band cowok yang lagi hits atau tren mode terbaru. Kalau perempuan matang 30-40-an tahun beda lagi obrolannya, walaupun ehem, pasti tetap ada obrolan soal lelaki. Nah, bagaimana kalau yang kumpul oma-oma 60-70-an tahun?
Mengobrol santai di kapal
Para oma yang adalah tante-tante saya yang berjumlah 5 orang tak pernah kehabisan bahan obrolan saat melewatkan waktu bersama-sama di atas kapal selama 4 hari 3 malam di perairan Taman Nasional Komodo, Flores, NTT. Ada saja yang diobrolin. Waktu mereka saya tinggalkan kurang lebih 1 jam di bawah pohon rindang di Pulau Kelor, sementara saya naik ke bukit dan menikmati pemandangan dari atas, mereka asyik mengobrol –sambil berdiri aja gitu—dan masih belum kelar juga ngobrolnya sampai saya jemput kembali. Entah apa yang diobrolin. Mereka tampak tidak bosan menunggu.
Di Pulau Sembilan
Yang jelas sih, mereka yang orang rumahan nggak pernah ngobrolin yang canggih-canggih, nggak ada obrolan soal politik, dan pastinya nggak pernah ngobrolin soal cowok cakep ya.... Tapi, ssst... pernah juga suatu ketika di ruang makan sambil ngabisin ikan bakar, mereka bergosip soal kemungkinan salah satu dari mereka menyusul jejak Nani Wijaya :-) Yang digosipin sudah kelar makan duluan dan duduk di dek atas.
Obrolan soal anak, soal cucu, juga pasti berseliweran tiap saat. Ada oma yang bertekad melarang cucunya datang ke Pulau Komodo dan Rinca pas dengar dari pemandu, bahwa komodo akan sangat reaktif saat mendengar suara anak kecil menangis atau teriak-teriak. Oma sayang cucu.
Menikmati sunset sambil ngobrol di sundeck
Paling favorit ngobrolin soal makanan dan hubungannya dengan penyakit. Kalau menu ikan yang disajikan, mereka nggak ragu menghabiskan sampai licin tandas. Tapi begitu cumi dan udang, semua menahan diri. Takut kolestrol. Obrolan pun kadang berpindah ke soal penyakit yang diidap orang lain karena kurang pandai mengontrol makan.
Pernah ada salah satu oma nggak enak badan dan turun ke kamar saat siang hari, oma lain yang adalah kakaknya merasa cemas, turun menyusul ke bawah. “Ngecek masih napas atau nggak,” katanya...
Yang seru juga melihat mereka belanja di pusat suvenir di Pulau Komodo. Dari ujung ke ujung hampir semua penjual dihampiri. Ya nanya harga T-shirt, ya replika komodo dari kayu, ya kalung mutiara. Udah beli, eh beli lagi... Nggak kelar-kelar! Yang mau dioleh-olehin banyak banget. Ya anak, menantu, cucu, pembantu, dll. Sampai-sampai ada 1-2 penjaja mengikuti kami hingga dermaga. Seneng lah para penjaja kalau wisatawan yang datang model oma-oma begini, walaupun nawarnya juga kejam, hahaha....
Bermain air di Taka Makassar
O ya, saya ternyata menemukan satu kesamaan mereka dengan genk ngetrip saya yang isinya mayoritas wanita 30-40-an tahun. Mau tahu apa? Saat trip masih berlangsung, mereka juga sudah merencanakan trip bareng selanjutnya! Warbyasak omaaa....