PENGGEMAR FANATIK MIE WAJIB TAHU TEMPAT SATU INI! 2018-10-07 00:00

 

Kalian hobi makan mie? Kalau ngaku penggemar fanatik masakan berbahan dasar mie, kalian wajib tahu keunikan proses pembuatan mie di Bantul ini. Namanya mie lethek yang pabriknya berlokasi di Dusun Bendo, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Lalu keunikannya apa ya? Nah, di sini saya mau bahas tentang keunikan pembuatan mie lethek.

 

Di zaman sekarang ini proses pembuatan mie sepenuhnya sudah banyak mengandalkan alat-alat modern baik untuk produksi mie halus maupun mie keriting. Tetapi tidak demikian dengan pabrik mie lethek. Ternyata mereka masih menyisipkan satu tahapan produksi tradisional yakni menggunakan tenaga hewan sapi jantan.

 

Baca juga: "6 Kuliner Andalan Belitung, No.4 Pasti Bikin Kekenyangan"

 

Bahan baku utama mie lethek adalah singkong yang telah diolah menjadi gaplek dicampur dengan tepung tapioka untuk dijadikan adonan di dalam bak besar. Selanjutnya adonan tersebut dicetak berbentuk kotak-kotak berukuran besar sebelum akhirnya dikukus pada tungku tradisional dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya.

 

Selesai pada tahap pengukusan, tahapan berikutnya adalah proses penggilingan dalam sebuah tempat yang besar berbentuk lingkaran. Di sinilah letak keunikannya, mereka melibatkan seekor sapi jantan berukuran besar yang dimanfaatkan tenaganya untuk proses penggilingan. Nampak seekor sapi menggiling dengan cara berputar mengelilingi tempat adonan berbentuk lingkaran tadi dan sesekali para pekerja mengaduk-aduk olahan menggunakan sendok kayu panjang.

 

Sapi jantan ikut menggiling

 

Selesai proses penggilingan, masuklah pada tahap pencetakan mie dengan menggunakan alat modern dan berakhir pada tahap penjemuran mie di areal halaman yang luas menggunakan alas mirip papan yang terbuat dari anyaman bambu. Pada tahap akhir inilah semua bergantung pada kondisi alam, terik matahari sangat dibutuhkan untuk pengeringan supaya mie bisa kering dalam waktu sehari. Namun jika cuaca mendung, proses penjemuran bisa memakan waktu hingga beberapa hari.

 

Proses penjemuran mie

 

Pabrik mie lethek telah berdiri sejak sekitar tahun 1940 dan mampu bertahan hingga sekarang. Pabrik ini juga dikenal memiliki pekerja dengan loyalitas tinggi di mana saat ini mereka rata-rata telah berusia 50 tahun ke atas. Jumlah pekerjanya kurang lebih 20 orang yang sebagian besar berasal dari Dusun Bendo dan sekitarnya.

 

Istilah lethek ini muncul lantaran mie lethek tidak seperti mie pada umumnya. Mie lethek memiliki warna yang kusam, kecoklatan dan kurang menarik. Mengapa demikian? Karena mie lethek sama sekali tidak menggunakan bahan pewarna sehingga wajar bila warnanya nampak keruh. Mie ini juga tidak berbahan pengawet, tapi meskipun demikian mie kering ini bisa bertahan hingga 3 bulan.

 

Mie lethek warnanya kusam

 

Jika kalian tertarik mengunjungi lokasi pembuatan mie lethek, terbang dulu ke Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Selanjutnya dari bandara lanjut dengan menggunakan kendaraan sewa roda dua atau roda empat, waktu tempuhnya sekitar 1 jam atau berjarak kurang lebih 35 km. Untuk masuk ke lokasi tidak dipungut biaya apa pun, kalian hanya diwajibkan mengumpulkan fotokopi identitas diri (KTP maupun SIM).

 

Atau buat kalian yang hanya ingin mencicipi masakan olahan mie lethek, bisa datang ke beberapa warung mie lethek antara lain Mie Lethek Pak Sur di Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak; Mie Lethek Mbah Mendes di Jalan Parangtritis Km 3.4; atau bisa juga Mie Lethek Pandawa di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon. Semuanya di Bantul.

 

Nikmat disantap

Teks: Arief Nurdiyansah Foto: Arief Nurdiyansah, Clara Soca Atisomya
Comment