PANDUAN LENGKAP & TERKINI KE CURUG KIARA DI PAMIJAHAN BOGOR 2021-09-29 16:40

Spot utama Curug Kiara di Desa Ciasihan

 

Kampung Raina Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Jawa Barat menyimpan potensi wisata yang luar biasa karena punya banyak curug yang cantik dan masih alami. Apalagi ditambah dengan gagahnya deretan pegunungan yang mendominasi cakrawala. Pesonanya ini mendorong MyTrip kembali lagi ke sini dalam jangka waktu tak sampai sebulan. Sebelumnya ke Curug Walet, kali ini ke curug-curug lainnya, salah satunya Curug Kiara.

 

CARA KE KAMPUNG RAINA

Cara ke Kampung Raina dari Jakarta bisa dibaca di artikel sebelumnya tentang Curug Walet. Pasang Google Maps ke “Curug Kiara Ciasihan”. Arahnya sama dengan ke Kopi Tubing Cafe & Resto, juga Poeti Mountain Resort dan The Michael Resorts. Setelah melewati Kopi Tubing masih terus melintasi jalan hutan hingga ketemu pertigaan, ke kanan, sudah terlihat gerbang Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Ya, Curug Kiara dan curug-curug lainnya di Kampung Raina Desa Ciasihan ini masuk kawasan taman nasional. Total perjalanan dengan mobil kalau dari Cawang atau Taman Mini Jakarta Timur 2,5-3 jam.

 

Google Maps pun bisa jadi mengarahkan kita melewati jalan yang sedikit berbeda setelah lepas dari belokan ke arah Pamijahan. Jadi bisa melewati Kopi Tubing, bisa juga nggak.

 

Di gerbang TN Gunung Halimun Salak kita diminta membayar tiket masuk kawasan per orang Rp10.000. Dari situ dimulailah jalanan beton yang sempit dan terus menanjak, sedikit berbelok-belok. Kalau papasan dengan mobil lain harus mencari bahu jalan yang sedikit lapang.

 

Sama dengan ke Curug Walet, parkir saja mobil di parkiran Curug Seribu, yang berjarak 10 menit dari gerbang TN Gunung Halimun Salak. Memang ada parkiran mobil lainnya yang lebih di atas lagi, tapi jalurnya cukup berbahaya, tanjakan terjal pas di tikungan tajam.

 

KONDISI TREKKING KE CURUG KIARA

Rute trekkingnya sama dengan ke Curug Walet, mulai terpisahnya di gerbang menuju jalur Curug Walet. Jadi dari parkiran ikuti saja dulu jalan beton di antara sawah dan rumah penduduk. Kali ini MyTrip mencoba jalur asli yang berupa susunan batu-batu alam, mengikuti jalur Curug Ciparay.

 

Di sini, ikuti jalur Curug Ciparay, lurus, tapi petunjuk resmi Curug Kiara ke kanan. Memang bisa dua-duanya.

 

Setelah jalan +/-10 menit, di pertigaan ambillah jalur kanan menanjak. Kalau ke kiri ke Curug Ciparay. 

 

Jalur ini ternyata setelah 5 menit ketemu lagi dengan jalur yang biasa, di mana ada pertigaan. Ikuti petunjuk ke arah Curug Kiara dkk dan Curug Walet, ke kiri.

 

Melewati jalur menanjak, ikuti petunjuk ke Curug Bungsu, karena memang satu arah dengan Curug Kiara.

 

Setelah itu melintasi jalur di samping saluran air.

 

Jangan lupa menikmati pemandangan cantik di sebelah kiri.

 

Setelah jalan santai +/-35 menit dari parkiran, tibalah di gerbang Curug Walet. Nah dari sini kalau ke Curug Kiara, ambil ke kanan. Ada flyer besar berisi foto curug-curugnya.

 

Jalur selanjutnya kembali jalur saluran air, datar.

 

Dan hanya sekitar 3 menit sampailah di gerbang Curug Kiara dkk.

 

Curug Kiara berada satu area dengan 3 curug lainnya yakni Curug Batu Ampar, Curug Susun, dan Curug Bidadari. Karena bisa sekaligus ke 4 curug, tiket masuknya per orang Rp20.000.

 

Dari gerbang, jalur menuju Curug Kiara berupa susunan batu-batu, awalnya datar,  kemudian lama-lama menurun cukup terjal.

 

Tapi nggak jauh kok, nggak sampai 10 menit tibalah di area di mana kita sudah bisa melihat aliran air, bagian atas Curug Kiara. Tapi belum jelas terlihat.

 

Di sebelah kanan ada jembatan, bukan ke sini ya…

 

Ke arah kiri ada jalur menurun. Pilih ke sini, ada petunjuk ke Curug Batu Ampar, Curug Bidadari. Yep, masih satu arah dengan Curug Kiara.

 

Tak sampai 1 menit tibalah di jembatan anyaman bambu, spot di mana kita bisa melihat pemandangan pertama Curug Kiara. Jadi total trekking 50-60 menit dari parkiran.

 

Dari jembatan terlihat titik awal curahan air, dan melongok ke bawah terlihat kolam alami yang terbentuk di dasar curug. Taksiran MyTrip tinggi curugnya +/-30 m.

 

Tapi jangan berhenti di situ, karena tersedia tangga kayu yang bisa mengantar kita ke bagian terbawah curugnya. Tangganya nyaris 90 derajat, sepanjang belasan meter. Cukup kokoh, tapi harus hati-hati.

 

Airnya bening sekali di bawah dasar tangga.

 

Nah untuk mendapatkan best view Curug Kiara yang diapit dua tebing, bahkan terlihat juga jembatannya, kita harus turun ke air di dekat dasar tangga tersebut. Tapi harus lihat kondisi tinggi dan arus airnya ya. Saat MyTrip datang di bulan September 2021, cukup aman untuk turun ke situ. Tripod juga masih stabil ditancapkan. Tapi makin maju mendekati celah dua tebingnya, makin dalam dan arusnya lumayan.

 

Terlihat jembatan bambunya dan ujung atas tangga kayunya

 

Bagi yang bisa berenang, cukup aman untuk mendekati celah dua tebing itu, seperti yang MyTrip lakukan. Tapi untuk maju terus apalagi naik ke atas batunya cukup sulit. Sebaiknya jangan memaksakan, apalagi hanya demi berfoto. Kalau debit air sedang kecil, bisa saja naik ke batu yang di tengah itu, seperti beberapa foto yang terlihat di Instagram.

 

Berenang mendekati celah dua tebingnya

 

Untuk mendapatkan foto Curug Kiara seperti yang dipajang di pintu gerbangnya di mana curug dan tangga di sebelah kanannya terlihat, cukup sulit. Pertama tentunya harus memakai lensa wide bahkan super wide. Kedua, harus sangat mundur hingga ke batas batu yang membentuk curug kecil lagi. Saat aliran air deras, agak berbahaya ke titik itu.

 

Jadi, nikmati saja curug dan pemandangan sekitarnya dengan mata karena sungguh melenakan. Atau bagi yang bisa berenang, nikmati airnya yang sangat dingin. Apalagi kalau pas nggak ada pengunjung lain, waaahh…. paradise!

 

FASILITASNYA

Di sekitar Curug Kiara nggak ada toilet maupun warung. Tapi fasilitas ini ada di dekat gerbang yang nggak jauh dari curugnya. Jadi bagi yang mau basah-basahan jangan khawatir nggak ada tempat ganti. Atau buat yang mau lanjut ke tiga curug lainnya (Curug Batu Ampar, Curug Susun, Curug Bidadari), ganti bajunya belakangan aja.


Bagi yang mau membawa anak, disarankan hanya yang berumur 7 tahun ke atas. Itu pun harus diawasi ketat terutama saat melewati jalur di samping saluran air dan saat turun tangga ke bagian bawah Curug Kiara. 

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Mayawati NH, Raiyani Muharramah
Comment