Air Terjun Lapopu
Bayangan tentang kegersangan di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur lenyap manakala kita menyambangi Taman Nasional Manupeu Tanah Daru. Hutan tropis yang rimbun dan sungai berair deras akan menyapa kita, terutama jika kita mendatangi air terjunnya. Salah satunya Air Terjun Lapopu, andalan taman nasional di Sumba ini. Air terjun, burung, hutan rimbun dan budaya Sumba menyatu di Manupeu Tanah Daru.
TN Manupeu Tanah Daru seluas 87.984,09 ha ini merupakan perwakilan hutan musim semi peluruh dataran rendah yang tersisa di Pulau Sumba. Tipe vegetasi lainnya yang ada di kawasan ini yakni padang alang-alang dan semak, maupun padang rumput dan bekas lahan pertanian yang telah ditinggalkan, hutan pantai dan bakau.
Baca juga: “Kampung Adat Prai Ijing Pasti Masuk Dalam Itinerary Sumba Trip”
Meskipun rimbun di beberapa tempat, tapi lansekap utamanya tipikal alam Sumba yakni berupa padang rumput luas yang diramaikan kawanan kuda liar.
Sebanyak 87 jenis burung termasuk 7 jenis endemik pulau Sumba ada di sini yaitu kakatua cempaka, julang Sumba, punai Sumba, sikatan Sumba, kepodang-sungu Sumba. Burung julang sumba dan kakatua cempaka merupakan burung yang paling langka dan terancam punah khususnya di Pulau Sumba. Taman nasional ini juga memiliki 57 jenis kupu-kupu termasuk tujuh endemik Pulau Sumba, 9 jenis mamalia, 15 jenis reptilia dan 6 jenis amphibia.
Kakatua Sumba
Sekitar 274 jenis tanaman tumbuh di kawasan ini di antaranya suren, taduk, kesambi, pulai, asam, kemiri, jambu hutan, cemara gunung.
Di kawasan taman nasional ini terdapat Air Terjun Lapopu dan Air Terjun Matayangu. Airnya yang bercampur dengan kapur membuatnya berwarna hijau susu.
TN Manupeu Tanah Daru menduduki tiga wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur. Kota gerbang masuknya: Tambolaka (ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya).
CARA KE TN MANUPEU TANAH DARU
Dari Jakarta terbang ke Tambolaka transit di Denpasar. Penerbangan Denpasar-Tambolaka 1 jam. Durasi penerbangan total Jakarta-Tambolaka tergantung berapa lama transitnya.
Dari Tambolaka berkendara ke kawasan TN Manupeu Tanah Daru sekitar 1 jam. Kalau ke Air Terjun Lapopu +/-1,5 jam. Kalau dari Waikabubak (Sumba Barat) berkendara 30-45 menit.
WAKTU KUNJUNGAN TERBAIK
April-Oktober.
KEGIATANNYA
- Berenang di Air Terjun Lapopu
Warna airnya yang hijau membuat siapa pun ingin segera menceburkan diri begitu sampai di air terjun setelah trekking ringan 15-20 menit menyusuri jalur teduh di tepi sungai dangkal, menyeberangi jembatan bambu, melangkahi lintasan berbatu dan berair. Tapi hati-hati kalau mau berenang mendekati air terjunnya karena arusnya cukup kencang.
Berenang di Air Terjun Lapopu
Bagi yang nggak mau basah-basahan, cari saja sudut-sudut cantik untuk berfoto. Lumayan, buat konten Instagram.
Baca juga: “Saat Airnya Hijau Maupun Coklat, Air Terjun Lapopu di Sumba Tetap Memesona”
- Bermain-main di Air Terjun Matayangu
Air terjun yang satu ini juga tak kalah menarik. Bukan cuma menarik secara lansekapnya karena jauh lebih tinggi, tapi juga menarik dalam hal kisah budaya di baliknya. Matayangu merupakan tempat ibadah orang Merapu (orang asli Sumba), dan dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur.
Di sini kita juga bisa berenang dan bermain-main di kolam-kolam kecil yang terbentuk di bawah air terjun. Rute menuju ke sini melewati padang sabana dan hutan perawan Sumba yang masih rimbun.
- Mengenal Lebih Dekat Budaya Sumba
Masyarakat Sumba masih memegang teguh dan menjalankan adat-istiadatnya. Tak heran kita banyak menemukan rumah-rumah adat beratap rumbia dengan menara menjulang yang masih terpelihara dengan baik di beberapa perkampungan di dalam kawasan taman nasional. Kuburan batu yang diukir dan ditempatkan di depan rumah adat juga menjadi objek foto yang menarik.
- Bird watching
Julang Sumba
Terutama untuk melihat burung julang Sumba pada bulan September.
Objek lain yang menarik untuk dikunjungi di antaranya: Pantai Maloba, Pantai Aili, Pantai Marabakul, Pantai Hipi, Pantai Konda, Gua Kanabuwulang, Gua Liang Bakul.
PENGINAPANNYA
Fasilitas untuk wisatawan masih sangat terbatas. Toilet dan kamar bilas di air terjun saja kurang memadai. Rumah makan juga tidak ada. Apalagi penginapan. Jadi untuk menginap sebaiknya di kota saja, di Tambolaka, Waikabubak, atau Waingapu.
paper writer free writing speech sociology homework help
2020-12-02