Situs Megalitik Nahambanua Hiligoe
Pulau Nias di Sumatera Utara selain dikenal sebagai surga selancar, juga terkenal akan atraksi Lompat Batunya. Tapi tentu saja Nias bukan hanya itu. Banyak yang bisa dilihat dan dinikmati di Nias. Nias seperti juga Bali kental akan tradisi. Di banyak penjuru kita dapat menemukan rumah adat dan situs megalitik. Rumah adatnya bahkan banyak yang masih ditinggali. Total ada seribuan rumah adat dan ratusan situs megalitik di Nias. Sebagian besar ada di Nias Barat. Nah, tulisan ini hanya akan membahas tentang Kabupaten Nias Barat. Ya’ahowu!
TENTANG PULAU NIAS
Letak: 120 km ke arah barat dari daratan Sumatera.
Luas: 5.121 km2 (lebih kecil sedikit dari Pulau Bali).
Terbagi menjadi 4 kabupaten dan 1 kota: Kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, dan Kota Gunungsitoli. Gunungsitoli adalah kota terbesar dan gerbang masuk Nias.
TENTANG NIAS BARAT
Terdiri dari 8 kecamatan. Ibu kotanya Lahomi. Oleh masyakarat setempat Nias Barat disebut Tano Ba Gaekhula, atau Tano Aekhula, yang artinya “tanah tempat matahari terbenam.” Tagline wisata Nias Barat pun “Pesona Tano Aekhula.” Nias Barat merupakan bagian yang paling tradisional dari Nias bagian utara karena ada banyak situs megalitik di sini.
Baca juga: "Museum Pusaka Nias, Salah Satu yang Terbaik di Indonesia"
WAKTU KUNJUNGAN IDEAL
Untuk nonsurfing: September sampai April, ombak relatif tak terlalu besar.
Untuk surfing: April hingga November.
CARA KE NIAS
Terbang langsung ke Bandara Binaka Gunungsitoli dari Jakarta dengan Garuda Indonesia atau dengan Lion + Wings atau Batik + Wings via Bandara Internasional Kualanamu Medan atau via Bandara Internasional Minangkabau.
CARA KE NIAS BARAT & MENGEKSPLORNYA
Dari Gunungsitoli ke Kota Sirombu di Nias Barat yang berjarak 70 km berkendara 2,5-3 jam. Sebaiknya sewa mobil berikut supirnya untuk menuju atau keliling Nias Barat. Kendaraan umum antarkota sih ada, tapi sangat terbatas dan belum tentu melewati objek-objek wisata. Atau sekalian ambil paket tur dari agen travel lokal seperti Go Nias Tour (www.goniastours.com, nomor HP: 081260274444).
OBJEK-OBJEK WISATANYA
Pulau Asu
Pulau Asu adalah salah satu pulau yang ada di gugusan Kepulauan Hinako di pesisir barat Pulau Nias. Luasnya hanya 18 km2 dan dihuni 28 kepala keluarga. Pasir pantainya yang putih halus dan airnya yang bening menjadikan pulau ini favorit untuk wisata bahari. Bisa snorkeling, mantai, dan tentunya selancar (tepatnya di Pulau Bawa, yang berada di gugusan Hinako juga).
Dinamakan Pulau Asu yang dalan bahasa Nias artinya juga “anjing”, karena kalau dilihat dari atas bentuk pulaunya menyerupai anjing. Ada juga yang menyebutkan ASU ini singkatan dari Aurifa Safuriata Urugi yang artinya “tempat kehidupan terakhir yang aku temukan”. Sangat beralasan mengingat letaknya yang terluar di sisi barat Sumatera dan langsung berhadapan dengan Samudera Hindia.
Ke Pulau Asu bisa naik kapal umum reguler dari Pantai Sirombu, tapi berhenti di beberapa pulau lain. Lebih praktis sewa speedboat dari penginapan yang kita buking. Durasinya 30-45 menit dengan ombak yang relatif tenang.
Lebih lengkap tentang Pulau Asu bisa dibaca di sini.
Situs Megalitik Nahambanua Hiligoe
Patung yang berada di situs di Desa Sisarahili Kecamatan Mandrehe ini salah satu yang terbesar, tingginya +/-2,5 m. Patung manusia ini dibuat tahun 1778 sebagai penanda si pemilik rumah mendapatkan gelar bangsawan. Patung ini dipahat seolah memakai aksesoris seperti mahkota, kalung dan senjata. Kalung (kalabubu) yang dibuat dari tempurung kelapa adalah hiasan yang penting bagi pria Nias untuk menjaga leher dari tebasan musuh.
Patungnya besar, berada di depan rumah adat
Selain patung yang besar, ada beberapa menhir dan patung yang lebih kecil tersebar di halaman rumah adatnya yang berbentuk oval.
Menhir dan patung-patung lain
Dari jalan raya utama Gunungsitoli-Sirombu ke sini tinggal jalan kaki tak sampai 10 menit. Dibanding situs megalitik lain di Nias, situs Hiligoe ini paling mudah dicapai.
Rumah Adat Nias (Omo Hada)
Rumah adat Nias ada 3 jenis: Nias Utara, Nias Tengah, Nias Selatan. Perbedaan utama terletak pada bentuknya. Nias Utara lonjong/oval, dan berdiri sendiri. Nias Selatan persegipanjang, dinding-dindingnya menempel dengan tetangga. Nias Tengah juga persegipanjang tapi dindingnya tidak menempel dengan tetangga.
Rumah adat Nias Barat
Secara konstruksi sih sama. Berupa rumah panggung beratap rumbia dengan tiang-tiang kokoh yang disokong dengan kayu-kayu melintang di antara tiang-tiangnya. Uniknya, tiangnya nggak ditanam ke tanah, melainkan hanya didirikan di atas lempengan batu. Ini justru yang bikin tahan gempa. Semua sambungannya dengan pasak kayu, bukan pasak besi. Persamaan lainnya: di halaman rumah ada batu menhir.
Konstruksi tahan gempa
Rumah adat Nias Barat sekelompok dengan Nias Utara. Namanya dalam bahasa Nias: Omo Hada Laraga (rumah adat berbentuk oval khas Nias Utara).
Objek wisata lain di Nias Barat:
- Rumah Adat Nias Barat di Desa Sitolubanua
- Pantai Sirombu (ideal untuk melihat sunset)
- Batu bersusun di Pantai Falaete
- Pantai Fari’i
- Danau di Pulau Bawa
- Situs Megalitik di Lahomi
- Bale Hilimbowo (untuk melihat sunrise)
- Situs megalitik Tekhembowo di Desa Sisarahili
PENGINAPANNYA
Di Pulau Asu ada 4 pilihan: Ina Silvi Cottage, Puri Asu Resort, Asu Camp dan Sozinho Surf Lodge. Ina Silvi Cottage berupa rumah-rumah panggung seperti bungalow, satu bungalow bisa diisi berdua atau berempat. Semua bungalow menghadap pantai berpasir putih. Recommended. Kalau di kotanya, tepatnya di Onolimbu Lahomi yang terbaik ada Hotel Tokosa. Kalau di Gunungsitoli pilihan lebih banyak, tapi bukan chain hotel bintang.
Ina Silvi Cottage di Pulau Asu
KULINER KHAS NIAS
Gowi nifufu, penganan manis dari ubi rambat yang dicampur kelapa dan digiling, lalu dibungkus dengan daun boludamo. Kudu coba ini kalau ke Nias deh!
Gowi nifufu
OLEH-OLEHNYA
Kerajinan bola nafo. Berupa kantung yang dianyam dari daun sinasa (sejenis daun pandan), melalui proses yang cukup panjang. Teknik anyaman ini dipakai juga untuk membuat tikar, dompet dan selimut. Nah yang bentuk dompet bisa jadi oleh-oleh ‘kaan…
Menganyam bola nafo
Bola nafo sendiri artinya tempat/kantung afo. Afo adalah ramuan campuran daun sirih, pinang, kapur, gambir, tembakau. Afo ini merupakan suguhan penyambutan untuk tamu. Budaya ini sangat kental di masyarakat Nias, sampai kini.