KALAU DI PATTAYA ADA WALKING STREET, DI SUWON KOREA ADA WORKSHOP STREET 2020-02-22 00:00

Salah satu sudut Workshop Street

 

Dalam satu kesempatan pertemuan insan pers, ada seorang jurnalis senior mengatakan, “Turis datang berulang-ulang ke sebuah tempat bukan karena keindahan alamnya semata, tapi justru lebih karena ada event atau aktivitas menarik yang ditawarkan.” Setuju! Aktivitas yang menarik minat turis tentu tak hanya sebatas festival atau event tahunan. Justru aktivitas membuat kerajinan atau prakarya bisa sangat menyedot turis datang ke suatu tempat. Kota Suwon di Korea misalnya, mereka punya Workshop Street atau Handicraft Street atau Gongbang-geori. Di sana banyak sekali kelas membuat prakarya yang ditawarkan. Seruuu....

 

Workshop Street berada tak jauh dari lapangan luas di depan Hwaseong Haenggung Palace. Di sisi kanan lapangan, ada penanda jalan dari kayu bergaya Korea. Itulah jalan masuk ke Workshop Street, yang digadang-gadang sebagai mini-Insadong-nya Suwon. Merupakan jalanan tempat belanja yang nyeni dan sarat sentuhan budaya.

 

Penanda jalan masuk Workshop Street atau Handicraft Street

 

Jalan ini dipenuhi toko-toko kerajinan, galeri seni, kafe dan restoran yang interiornya cute, juga stand-stand kaki lima yang menjual aneka barang ataupun jasa. Beberapa dinding bangunan dihiasi mural-mural, baik yang mewakili simbol-simbol tradisional maupun yang bergaya futuristik. Banyak di antaranya favorit menjadi latar foto. Ada juga lampu-lampu menghiasi sudut-sudut jalan.

 

Salah satu sudut Workshop Street

 

Kelas membuat kerajinan diadakan oleh beberapa toko kerajinan. Ada kelas belajar membuat keramik, aneka aksesoris (kalung, cincin, gelang), gantungan kunci, dsb. Tinggal cari yang sesuai dengan minat maupun kebutuhan Anda. Asyiknya membuat sendiri, kita bisa mempersonalisasi motif atau dekorasinya. Dan hasil karya Anda ini bisa dibawa pulang, menjadi oleh-oleh maupun kado spesial yang sungguh ‘mahal’ harganya.

 

MyTrip bersama rekan-rekan dari travel agent yang diundang Suwon Cultural Foundation tahun lalu kebagian membuat gantungan kunci yang juga bisa menjadi pin/bros dari lempengan besi. Lempengan besi kecil-kecil sudah dibentuk seperti baju. Lalu kami diberikan juga cat bubuk yang bisa dicairkan atau dicampur sendiri sesuai selera, kuas mini, pinset, juga serbuk warna-warni dari batu yang ditumbuk halus.

 

Peralatan untuk membuat prakarya

 

Instruktur atau pelatih memberikan briefing dan contoh langsung bagaimana mengerjakannya. Pertama-tama cairkan dulu catnya dengan air. Lalu mulailah kami mengecat permukaan lempengan besi dengan warna dan motif suka-suka. Instruktur cuma berpesan, lubang kecil pada besi jangan sampai ditutup cat. Cat juga harus disapukan berulang-ulang sampai tebal. Selesai itu, taburkan serbuk warna-warni dengan pinset di atas lempengan besi yang sudah selesai diwarnai. Boleh taburkan secara acak, boleh juga membentuk inisial huruf atau bentuk apa pun yang dimaui.

 

Semua tekun berkreasi

 

Siap dibakar

 

Proses selanjutnya, lempengan besi yang telah bermotif dan masih basah dibakar dalam oven beberapa menit saja. Keluar dari oven, warnanya sudah terlihat matang dan serbuk batu meleleh. Besi tersebut masih perlu direndam dalam air, sebentar saja. Sudah jadi deh hasil karya kita. Fungsinya lubang itu ternyata untuk tempat memasukkan rantai gantungan kunci.

 

Gantungan kunci sudah jadi

 

Semua proses bikin prakarya yang kami lakukan itu tak makan waktu lebih dari 1,5 jam kira-kira. Biayanya 10.000 won (+/-Rp120.000). Ada juga kelas prakarya lain yang tarifnya 30.000 won (+/-Rp360.000).

 

Baca juga: "Anak-Anak Belajar, Emak-Emak Berfoto Keren di Samsung Innovation Museum Suwon"

 

Kalau tak mau mencoba bikin prakarya lainnya di toko lain, kita masih bisa menikmati waktu dengan mampir ke kafe-kafe, toko cake, toko eskrim, atau resto di sini yang cantik-cantik. Harga sih standar Korea lah, nggak bisa dibilang murah, tapi juga nggak sampai menguras kantong. Harga segelas juice semangka misalnya 5.900 won (+/-Rp70.000).

 

Jalan-jalan tak tentu arah sambil melihat-lihat kaki lima atau keluar masuk toko juga menarik. MyTrip sempat menghampiri kaki lima pembuat stempel nama. Nama bisa ditulis dalam huruf China maupun Korea, dan ada beragam tipe huruf. Batang stempel juga ada bermacam-macam, begitu juga dompet pembungkusnya. Yang MyTrip beli seharga 20.000 won (+/-Rp240.000).

 

Bisa pesan stempel nama

 

Toko penyewaan hanbok (kostum tradisional Korea) juga ada di jalan ini. Cocok banget sewa pakai hanbok di sini karena kita bisa memakainya sambil menyusuri Workshop Street, foto dengan latar mural-mural. Kalau sewa dalam waktu yang lebih panjang juga bisa sekalian jalan ke istana. Foto-foto di istana dengan berkostum hanbok pastilah menjadi foto kenangan yang sempurna. Sewa 1 jam harganya 15.000 won, 2 jam 25.000 won, 6 jam 40.000 won. Kalau tambah topi tambah 5.000 won.

 

Bisa sewa hanbok

 

Seru ‘kan menyusuri jalan dan bikin prakarya di Wokshop Street? Apalagi beda dengan Insadong di Seoul, yang di Suwon ini nggak terlalu penuh dengan turis. Jadi kita bisa lebih santai mengeksplornya.

 

Cara ke Suwon bisa dibaca di sini. Simak juga artikel selanjutnya tentang pengalaman membuat prakarya lain di Suwon.

 

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment