Di kota apa pun Anda tinggal di seluruh penjuru Indonesia, antara tanggal 27 September hingga 27 Oktober 2019, sering-seringlah mampir ke berbagai pusat perbelanjaan. Karena dalam waktu sebulan itu diselenggarakan Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival (WICSF) 2019. Acara ini diadakan oleh Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI). Menginjak tahun ke-4 penyelenggaraan, WICSF kini telah menjadi Calendar of Event Kemenpar RI.
“Jadi selain Indonesia Great Sale di bulan Agustus, Indonesia juga punya WICSF di bulan September-Oktober. Bedanya dengan tahun lalu, kali ini hampir semua anggota APPBI ikut, ada sekitar 300-an. Dinas pariwisata daerah juga banyak yang ikut terlibat sehingga akan ada banyak outlet makanan khas daerah. Apalagi penyelenggaraan tahun ini bertepatan dengan perayaan 10 tahun penetapan batik Indonesia secara resmi masuk ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia oleh UNESCO. Akan ada dijual macam-macam batik. Selain diramaikan oleh orang Indonesia sendiri, diharapkan acara ini juga makin dikenal dunia luar dan turis-turis mancanegara akan banyak berdatangan. Jumlah kedatangan turis meningkat, pendapatan UMKM-UMKM pun meningkat,” jelas A. Stefanus Ridwan S. Selaku Ketua Umum DPP APPBI pada saat konperensi pers Selasa 17 September 2019 di Gedung Sapta Pesona Jakarta.
Pada kesempatan yang sama Menpar Arief Yahya mengungkapkan betapa pentingnya Indonesia menjadi destinasi kuliner dan belanja jika ingin meningkatkan jumlah kunjungan wisatatawan asing maupun pemasukan dari pariwisata. “Karena 30-40 persen spending turis adalah untuk kuliner dan belanja. Rata-rata spending turis per kedatangan adalah USD 1.220. Bayangkan berapa banyak untuk kuliner dan belanja,” jelas Pak Menteri. Sayangnya, beliau menambahkan, Indonesia masih lemah dalam hal destinasi kuliner dan belanja untuk wisman. Pertama, karena Indonesia nggak punya makanan nasional yang sungguh-sungguh dijagokan. Tidak seperti Thailand dengan tom yamnya, Malaysia dengan nasi lemaknya, Singapura dengan laksanya. Baru belum lama ini Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) telah memutuskan soto sebagai makanan nasional. Sementara kemenpar sendiri menetapkan lima: soto, rendang, sate, nasi goreng dan gado-gado.
Kedua, masih kata Pak Menteri, Indonesia belum punya destinasi wisata kuliner yang menjadi top of mind para wisman. Ketiga, Indonesia juga belum punya banyak restoran Indonesia yang representatif di luar negeri. Dari segi keringanan belanja dengan aturan tax free atau tax refund, Indonesia juga masih kalah dengan Singapura. Aturan tax refund kita berlaku untuk nominal belanja minimal Rp5 juta. Kurang kompetitif. Satu lagi, Jakarta sebagai ibu kota juga nggak punya factory outlet.
Semua hal tersebut masih menjadi pekerjaan besar bersama. Vita Datau sendiri selaku Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar RI menegaskan target timnya adalah mendatangkan wisman sebanyak mungkin untuk datang dan berbelanja di Indonesia. Diharapkan lewat WICSF yang merupakam kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah lebih banyak lagi daerah bergerak memajukan produk kuliner dan belanja unggulan, sehingga tercapai tujuan Indonesia sebagai surga belanja bagi wisman.
Acara pembukaan WICSF 2019 akan digelar di Main Atrium Pluit Village Jakarta pada Jumat 27 September 2019. Acara tersebut akan dihadiri Menpar Arief Yahya, komunitas food blogger dan selebritis ibu kota.