Melihat binatang di habitat aslinya adalah atraksi wisata yang menarik minat banyak orang. Salah satu yang menawarkannya adalah Pantai Lovina di Bali. Ya, sudah lama sekali paket dolphin tour ini ditawarkan, sebagai jualan utama Lovina. Kawanan lumba-lumba di perairan Lovina terus setia memunculkan diri bahkan melompat kegirangan di antara perahu-perahu jukung berisi wisatawan yang mendekatinya. Juni 2021 lalu saya khusus memasukkan Lovina dalam itinerary, karena ingin juga merasakan keriaan itu.
Baca juga: "Sudah Pada Kangen Liburan ke Bali Yaa?"
MENGINAP DI MANA DAN BERANGKAT JAM BERAPA?
Supaya nggak harus berangkat dinihari banget, kami memilih menginap di Lovina. Hotel Melamun di Desa Banyualit menjadi pilihan. Hotelnya bagus dengan kamar luas yang sangat nyaman dan suasana sarapan yang menyenangkan, harganya terjangkau, Rp 400.000 per malam. Lokasinya strategis, cuma 5 menit jalan kaki ke pantai di Banyualit, salah satu tempat pemberangkatan perahu-perahu jukung untuk dolphin tour. Jadi bangun cukup pukul 05.45, minum teh manis, pukul 06.00 jalan kaki ke pantai. Pukul 6 pagi memang waktu yang disarankan untuk memulai dolphin tour. Karena kawanan lumba-lumba akan banyak bermunculan antara pukul 6 hingga 9 pagi.
Suasana menyenangkan di Hotel Melamun, Lovina
Ada juga sih rombongan tur yang menginapnya di kawasan Denpasar atau Kuta, tapi harus berangkat setidaknya pukul 02.30 dinihari karena perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam, menempuh +/-95 km, dengan jalanan yang berkelok-kelok naik turun terutama di kawasan tengah Pulau Bali. Jadi ya kalau saya sih sarankan nginepnya di Lovina. Pilihannya banyak kok, dari homestay, hotel standar, sampai yang mewah tentunya.
Trippers juga bisa memilih menginap di Pemuteran atau di Menjangan (bukan di pulaunya tentu, tapi di Desa Pejarakan, di Teluk Banyu Wedang). Berkendara sekitar 1,5 jam ke Lovina.
Juga bisa menginap di Singaraja dengan waktu tempuh berkendara 35 menit ke Lovina.
Pagi buta jam 6 sudah harus siap naik perahu
PASTI KETEMUKAH LUMBA-LUMBANYA?
Ya, kabar baiknya adalah, kemungkinan melihat lumba-lumbanya hampir 100%. Karena memang di sini habitat dan jalur migrasi kawanan lumba-lumba sejak dari zaman dulu. Kalaupun gagal melihat, itu hanya karena wisatawannya kurang sabar menunggu. Ya, area perairan tempat muncul lumba-lumbanya luas. Garis pantainya di pesisir Bali Utara membentang lebih dari 8 km yang berada di beberapa desa, selain Kalibukbuk, juga ada Desa Banyualit, Kaliasem, Anturan, Tukad Mungga, Pemaron-- semuanya di Kabupaten Buleleng. Kadang lumba-lumbanya muncul jauh dari bibir pantai, bisa sampai 7 km, tapi kadang juga dekat, tak sampai 1 km. Nggak tentu.
Seperti pengalaman kami, awalnya Pak Keprak yang membawa kami pagi itu, mengarahkan perahu jauh ke arah timur. Sambil kami menanti sunrise syahdu yang memerahkan langit. Tapi sayang, nggak terlihat satu pun ujung moncong lumba-lumba. Hampir satu jam kami di situ, jauh ke tengah laut, hanya ada perahu kami. Akhirnya perahu dibalikkan ke arah barat, barulah bertemu perahu-perahu lain, dan kami pun melihat kawanan lumba-lumba yang dinantikan. Jadi kalau 1 jam pertama nggak ketemu lumba-lumbanya, sabar aja, jangan ngajak pulang. Pasrahkan saja sama tukang perahunya.
Pengemudi perahu kami tengah berusaha mencari lumba-lumba
Menikmati sunrise dari atas perahu
Pak Keprak dari awal berangkat terlihat membawa bensin cadangan di jerigen 5 liter. Dan benar saja, bensin cadangan itu terpakai. Total durasi kami berada di laut sampai nyaris 3 jam, padahal biasanya rata-rata 2 jam. Puassss deh melihat lumba-lumba beiringan lelumpatan di kiri-kanan depan-belakang perahu kami. Kami sempat juga melihat 2-3 ekor lumba-lumba berakrobat melompat tinggi di spot yang berbeda-beda, sendiri-sendiri.
Senang sekali bisa melihat lumba-lumba berakrobat
Kami hanya membuat video, tidak memotret. Karena dengan hanya menggunakan ponsel maupun kamera poket, super kecil kemungkinan mendapatkan hasil foto yang bagus karena gerakan lumba-lumba begitu cepat. Perlu peralatan fotografi memadai dan teknik memotret yang mumpuni untuk menghasilkan foto lumba-lumba yang bagus. Jadi foto yang saya hadirkan di sini hasil screenshot dari video.
MUSIM TERBAIKNYA KAPAN?
Kabar baiknya lagi, sepanjang tahun lumba-lumbanya nongol dan berseliweran, tidak peduli musim apa. Jadi silakan datang di bulan apa pun.
BERAPA BIAYANYA?
Sewa satu jukung Rp300.000 bisa untuk 6 penumpang. Kalau mau gabungan dengan penumpang atau wisatawan lain, per orang bayar Rp70.000. Walaupun hanya berdua, kami memilih sewa perahu karena di masa pandemi masih jarang tamu, akan sulit mendapatkan perahu untuk barengan. Kedua, ya karena masa pandemi juga, saya memperkecil kesempatan berada satu perahu dengan orang lain, kecuali pengemudi perahu tentunya. Retribusi untuk masuk pantainya sendiri nggak ada. Jaket pelampung termasuk dipinjamkan.
Perahu jukungnya bisa buat berenam
O ya, banyak juga travel agent yang menjual paket dolphin tour Rp150.000 per orang termasuk sarapan seusai menonton lumba-lumba.
Pantai Lovina berpasir hitam
BISA BERENANG DI PANTAINYA?
Pantai-panti Lovina berpasir hitam. Jadi meskipun ombaknya relarif tenang dan aman direnangi, tapi kurang semenarik pantai pasir putih. Lagipula orang datang ke Lovina memang tujuan utamanya ya buat lihat lumba-lumba.