Air sungai berwarna hitam, khas lahan gambut
Taman Nasional Sebangu adalah perwakilan ekosistem hutan rawa gambut Kalimantan Tengah yang tersisa dan kondisinya masih baik. Sungai-sungai yang berada di kawasan ini pun menjadi urat nadi transportasi masyarakat lokal. Susur sungai adalah kegiatan utama wisatawan di Taman Nasional Sebangau. Mari kita menyusurinya lewat artikel ini.
Dengan total luas 568.700 ha, TN Sebangau merupakan kawasan yang berupa rawa-rawa gambut terluas di Indonesia dan berperan penting sebagai gudang penyimpanan karbon dan pengatur tata air. Terdapat tiga daerah aliran sungai utama di kawasan ini yakni Sungai Sebangau, Kahayan, dan Katingan.
Baca juga: “Wisata di Sekitar Palangka Raya: Bukit Batu (Pertapaan Tjilik Riwut)”
Di kawasan ini tercatat ada 35 jenis mamalia dan 13 di antaranya mendekati punah, antara lain owa, orangutan, beruk, kelasi, beruang madu, macan dahan, kucing hutan, kucing batu, kucing kepala pipih, binturong, musang pohon, bajing, dan tupai. TN Sebangau merupakan habitat asli orangutan dan populasinya terbesar. Sedangkan beberapa jenis ikan yang hidup di perairan kawasan ini di antaranya gabus, lele, bapuyu, kakapar, dan sambaling.
Orangutan
TN Sebangau masuk dalam tiga wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah yakni Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau. Kota gerbang masuknya tentu saja Palangka Raya, ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.
Peta TN Sebangau
CARA KE TN SEBANGAU
Dari Jakarta dengan pesawat ke Palangka Raya ±1,5 jam. Lalu lanjut perjalanan darat ke dermaga di Kereng Bangkirai Kecamatan Sebangau sekitar 20 menit. Dari situ perjalanan dilanjutkan dengan speedboat menyusuri Sungai Koran selama ±45 menit.
Atau dari Palangka Raya berkendara ke Kasongan (ibu kota Kabupaten Katingan) sepanjang 84 km, ditempuh ±1,5 jam. Lanjut lagi berkendara ke Baun Bango ±3,5 jam atau dengan speedboat ± 2 jam. Lanjut dengan speedboat lagi ke Panggu Alas ±2 jam.
Baca juga: “Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Danau Sentarum”
WAKTU KUNJUNGAN TERBAIK
Maret hingga Oktober.
KEGIATANNYA
Menyusuri aliran Sungai Koran di kawasan konservasi ini menjadi tantangan bagi para petualang alam liar. Air sungai berwarna hitam, khas lahan gambut, bukan hitam karena kotor. Berbagai burung khas, seperti elang kepala kelabu, kilik-kilik ilir, enggang gunung, bangau hutan rawa, dan kangkareng dapat dijumpai dari atas perahu saat memasuki hutan rawa gambut.
Bekantan
Primata bekantan juga sering terlihat melompat menyeberangi sungai, dari pohon ke pohon. Bekantan dapat ditemukan dalam koloni sekeluarga, membentuk kelompok empat sampai lima anggota.