PANDUAN CERDAS EKSPLOR SUMBA (Bagian 1) 2020-10-12 00:00

Salah satu objek wisata andalan Sumba, Pantai Walakiri

 

Sudah cukup banyak film layar lebar, iklan komersil, maupun video klip yang mengangkat keindahan alam Pulau Sumba di NTT sebagai latar utamanya. Membuat Sumba makin populer dan dilirik wisatawan domestik yang butuh tempat-tempat baru untuk berlibur. Beberapa objek wisata andalan di Sumba pun terus berbenah memperbaiki ataupun menghadirkan fasilitas baru. Andai nggak terbentur Pandemi Covid-19 mungkin Sumba sudah melesat. Tapi ah, marilah kita tetap optimis pandemi segera berlalu. Supaya yang belum sempat ke Sumba bisasegera ke sana. Yang sudah, ayo datang untuk ke-2, ke-3, dan seterusnya. Buat persiapan, baca aja dulu panduan cerdasnya ya, yang dibagi menjadi dua tulisan.

 

DATA GEOGRAFI, TOPOGRAFI DAN IKLIM

Sumba bukan Sumbawa. Meski kedua pulau ini berdekatan, tapi beda sama sekali. Lagipula Sumba masuk Provinsi Nusa Tenggara Timur bersama dengan Pulau Flores dan Pulau Timor bagian barat plus pulau-pulau kecil lainnya seperti Pulau Rote, Sabu, Lembata, Alor dsb; sedangkan Sumbawa yang berada di barat laut Sumba masuk ke dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Pulau Lombok.

 

Di sebelah utara ada Selat Sumba yang memisahkan Sumba dengan Flores dan gugusan Kepulauan Komodo. Di timur membentang Laut Sawu yang memisahkannya dengan Pulau Sawu/Sabu dan Pulau Timor. Di sebelah barat dan selatan terhampar  Samudera Hindia.

 

Peta Sumba

 

Sumba luasnya +/-11.000 km2 (kira-kira 2x Bali), terdiri dari 4 kabupaten: Sumba Timur dengan ibu kotanya Waingapu (kota terbesar di Sumba), Sumba Tengah (Waibakul), Sumba Barat (Waikabubak), dan Sumba Barat Daya (Tambolaka atau Waitabula).

 

Topografi Sumba cenderung datar dan berbukit-bukit. Gunung tertingginya yakni Gunung Wanggameti hanya 1.225 mdpl, jauh lebih rendah dari dataran tinggi Dieng yang rata-rata 2.000 mdpl.

 

Walaupun cuacanya cenderung panas dan kering serta lembab, Sumba tak sekering dan setandus yang digambarkan selama ini. Hanya di bagian tertentu saja, terutama di Sumba Timur yang banyak padang rumput luas tak bertepi di mana kita akan sering melihat kuda-kuda liar merumput. Itu pun kalau musim hujan rerumputannya hijau. Meski banyak sabana, Sumba Timur tidak kekurangan air. Yang cenderung sulit air Sumba Barat dan Barat Daya. Mei-Oktober musim kering, November-April kemungkinan banyak hujan.

 

Kuda-kuda liar yang akan banyak Trippers lihat di Sumba Timur

 

PENDUDUK ASLI SUMBA

Penduduk asli yang mendiami Pulau Sumba disebut Tau Humba yang artinya orang Sumba.

 

BAHASA

Di Sumba Timur dialek yang dipakai adalah dialek Kambera. Cenderung satu dialek ini saja yang dipakai di seluruh Sumba Timur walaupun di beberapa daerah seperti Lewa dan Mangili Waijelu ada perbedaan logat pengucapan. Di Sumba Tengah dialeknya ada kemiripan dengan Sumba Timur dan kedua warga Timur dan Tengah bisa saling mengerti bila berbicara satu sama lain.

 

Nah kalau Sumba Barat dan Sumba Barat Daya dialeknya berbeda satu sama lain walaupun untuk beberapa suku ada kemiripan juga seperti Suku Waiwewa dan Loura.

 

Total keseluruhan di Sumba ada 10 dialek dan kebanyakan suku sulit berkomunikasi dalam satu dialek. Maka Bahasa Indonesia menjadi pilihan, menjadi bahasa pemersatu.

 

Baca juga: “5 Spot Sunset Antimainstream di Seantero NTT

 

WAKTU TERBAIK KUNJUNGAN

- Untuk yang suka alam: April-Juli. Masih hijau tapi sudah tidak hujan.

- Untuk yang suka selancar: Mei-Oktober.

- Untuk yang mau menonton Pasola: Februari-Maret.

 

Ingin melihat padang sabana laksana karpet hijau tentu harus datang di musim hujan. Sebaliknya kalau lebih suka melihat sabana kering kecoklatan harus datang di puncak musim kemarau.

 

APA ITU PASOLA?

Sumba identik dengan Pasola. Adalah festival atau ritual perang adat antara dua kelompok laki-laki Sumba terpilih yang digelar di padang luas. Mereka berperang dengan cara memacu kuda sambil melemparkan tombak tumpul ke arah lawan yang juga memacu kuda. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Sumba Barat (Wanokaka dan Lamboya) dan Sumba Barat Daya (daerah Kodi).

 

Pasola

 

Pasola berlangsung tiap tahun pada bulan Februari hingga Maret di tanggal yang berbeda-beda tergantung keputusan rato (pemuka adat).Penyelenggaraannya tak cuma sekali, tapi bergantian diadakan di beberapa kampung di Kabupaten Sumba Barat. Selengkapnya tentang Pasola baca di sini.

 

Baca juga: “Area Hutan Bakaunya Nggak Luas, Tapi Sunset di Pantai Walakiri Sumba Memang Juara!

 

CARA KE SUMBA

Gerbang masuk Sumba dengan pesawat ada dua:

- Tambolaka di Sumba Barat Daya. Nama bandaranya: Bandara Tambolaka.

- Waingapu di Sumba Timur. Nama bandaranya: Umbu Mehang Kunda.

 

Bandara Tambolaka

 

Maskapai yang melayani:

- Lion Air/ Batik Air + Wings Air: Jakarta-Denpasar-Tambolaka

- Lion Air + Wings Air: Jakarta-Denpasar-Waingapu

- Nam Air: Denpasar-Waingapu

 

Sebelumnya Garuda Indonesia punya rute Jakarta-Tambolaka tapi sejak Juli 2019 ditutup.

 

Gerbang masuk lewat laut: Pelabuhan Waikelo di Tambolaka dan Pelabuhan Waingapu di Waingapu. Naik kapal PELNI bisa dari Sape di Pulau Sumbawa ke Tambolaka, atau dari Kupang ke Waingapu.

 

Baca juga: “100+ Destinasi Wisata Domestik yang Bisa Jadi Pilihan di Era Next Normal. Bagian 6: NTT

 

CARA KELILING SUMBA

Kendaraan umum seperti bus mini dan angkot, juga ojek memang ada. Tapi beberapa objek wisata nggak dilalui angkutan umum. Jadi sebagai wisatawan, apalagi dengan waktu terbatas, disarankan sewa kendaraan (pastikan ber-AC karena cuaca di Sumba sangat panas). Mobil sejenis Kijang disewakan +/-Rp500.000 (sudah termasuk supir + BBM) kalau hanya untuk di dalam satu area (yang dekat-dekat saja), tapi kalau keluar kota bisa sampai Rp1.000.000.

 

Kijang Innova, banyak disewakan untuk keliling Sumba

 

KONDISI JALANANNYA

Secara keseluruhan cukup baik, sudah beraspal mulus, apalagi jalan utama. Sekitar 2 tahun lalu juga sudah ada jalan tembus baru yang sangat mulus di Sumba Barat Daya. Tapi tentulah di beberapa ruas kita masih akan menemui jalan aspal yang rusak, atau jalan tanah berdebu atau berbatu-batu kecil. Tapi secara umum jalan-jalan masuk ke objek wisata bisa dimasuki mobil maksimal sejenis elf.

 

Jalanannya relatif baik, bisa dilalui mobil elf

 

Jarak tempuh Tambolaka-Waikabubak: 45 menit-1 jam.

Jarak tempuh Waikabubak-Waingapu: +/-3 jam.

 

(Bersambung)

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Narasumber: Pastor Robert Ramone (Rumah Budaya Sumba), Novi Felisia Foto: Mayawati NH, Raiyani Muharramah
Comment