Kawah Gunung Kelud
Semenjak letusan tahun 2014 beberapa lokasi favorit di Gunung Kelud hanya tinggal kenangan. Seperti gardu pandang di puncak Gunung Gajah Mungkur untuk menyaksikan matahari tenggelam sekaligus kawah Kelud dari atas sudah hancur. Sementara pemandian air panas juga telah ditutup karena sering terjadi longsor. Alhasil hanya menyisakan beberapa lokasi saja. Meskipun demikian, view-nya tak kalah fantastis. Objek utama yang terdiri dari Kawah Gunung Kelud, Puncak Gajah Mungkur, Tebing Sumbing dan Terowongan Inlet Ganesha berada di satu lokasi.
KAWAH GUNUNG KELUD
Kawah Gunung Kelud yang berwarna hijau pupus sepintas mirip dengan 1 dari 3 kawah Gunung Kelimutu di Ende, Flores, NTT. Sebelum terjadi erupsi tahun 2014 kawah Gunung Kelud tidak terlihat karena tersumbat oleh kubah yang bentuknya mirip seperti anak Gunung Kelud. Setelah terjadi erupsi, kubah tersebut runtuh dengan meninggalkan sisa-sisa material yang tersebar ke seluruh sisi tebing.
Waktu yang tepat untuk menuju kawah Gunung Kelud antara April hingga Agustus atau saat musim kemarau. Pagi hari kawahnya akan nampak lebih kemilau oleh sorotan cahaya matahari terbit. Lain halnya saat musim hujan, kemungkinan besar kawahnya tak terlihat sebab tertutup kabut. Bisa juga warna kawah yang semula hijau pupus berubah menjadi kuning kecoklatan karena frekuensi curah hujan yang tinggi.
Bagus juga datang saat 1 Muharam atau 1 Suro, saat sesepuh Gunung Kelud melakukan Larung Sesaji yakni upacara adat tolak bala dengan menghaturkan sesembahan berupa bunga 3 warna, telur ayam kampung dan kemenyan yang dilarung ke kawah Gunung Kelud.
PUNCAK GAJAH MUNGKUR
Gajah Mungkur berada persis di sisi kawah Gunung Kelud. Puncak gunung ini jika diamati memiliki bentuk mirip kepala binatang gajah dengan belalainya yang menjulur ke bawah. Pada saat erupsi tahun 2014 gunung yang berabad-abad setia menemani Gunung Kelud ini hancur lebur dan abu vulkaniknya menyebar ke sebagian besar Pulau Jawa. Gardu pandang di puncaknya pun ikut musnah. Padahal ini tempat favorit untuk melihat kawah Gunung Kelud di sela hijaunya pegunungan. Hingga sekarang belum ada informasi mengenai pembangunan ulang gardu pandang yang baru.
Tak hanya diam, kini Gunung Gajah Mungkur telah berevolusi seolah berusaha menyembuhkan luka selama beberapa tahun lamanya. Bentuk kepala yang menyerupai kepala gajah perlahan mulai terlihat lagi. Bersama dengan Tebing Sumbing, Gunung Gajah Mungkur seakan menjadi penyempurna sekaligus pengawal pribadi Gunung Kelud yang tetap gagah perkasa.
TEBING SUMBING
Tebing Sumbing tepatnya berada di sebelah kanan pintu keluar Terowongan Inlet Ganesha. Tebing Sumbing merupakan susunan batuan andesit berwarna abu-abu gelap yang mempunyai tinggi sekitar 200 m dengan bentuk meruncing di puncaknya dan bentuk membulat pada puncak lain di bawahnya.
Tebing ini beberapa kali pernah digunakan sebagai lokasi panjat tebing meski sebenarnya tidak semua bagian tebing memiliki susunan batuan andesit yang keras. Kabarnya masih terdapat pula bagian-bagian yang mudah lepas, sehingga amat berbahaya jika berguguran tepat mengenai pemanjat yang berada di bawahnya.
Selain harus mematuhi prosedur keamanan seperti penggunaan helm saat memanjat, kewajiban lain adalah mengurus beberapa perizinan mengingat wisata ini termasuk wisata ekstrem dan berisiko. Perizinannya meliputi kelengkapan surat rekomendasi dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kediri, surat izin kegiatan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri, surat pemberitahuan ke Polsek Kecamatan Ngancar dan surat pemberitahuan ke Kantor Vulkanologi.
Baca juga: "Taman Agro Margomulyo, Rekreasi Keluarga di Lereng Gunung Kelud"
TEROWONGAN INLET GANESHA
Adalah terowongan peninggalan zaman Jepang yang dibangun sebagai akses masuk saat inspeksi ke Kawah Gunung Kelud. Banyak yang mengira terowongan ini adalah Terowongan Ampera, padahal bukan. Pada tahun 1905 Pemerintah Belanda membangun dam di sepanjang Sungai Badak untuk mengalihkan aliran lahar dari area permukiman. Ternyata usaha ini gagal lantaran karena letusan tahun 1919 dam ikut tersapu lahar. Hanya dalam waktu kurang dari 1 jam aliran lahar telah menjangkau 38 km, dengan menelan korban 5.160 jiwa dan merusak 15.000 ha lahan produktif.
Sejak letusan tahun 1919 Pemerintah Belanda mulai membangun terowongan paralel bawah tanah sebanyak 7 buah untuk mengendalikan air kawah. Proyek besar ini rampung tahun 1926 dan berhasil mempertahankan volume kawah tetap 2,5 juta m3. Pada tahun 1966 Pemerintah Indonesia membuat sebuah terowongan baru tepatnya 45 m di bawah terowongan lama. Pembangunan selesai tahun 1967 dan diberi nama Terowongan Ampera.
Pintu masuk Terowongan Inlet Ganesha
Jadi Terowongan Inlet Ganesha dan Terowongan Ampera adalah 2 terowongan yang berbeda. Posisi Terowongan Inlet Ganesha berada di atas 7 terowongan paralel buatan pemerintahan Belanda dan juga Terowongan Ampera. Terowongan yang memiliki panjang 125 m dan lebar 6 m ini menjadi akses yang menghubungkan langsung dengan kawah Gunung Kelud.
MYSTERIOUS ROAD
Adalah fenomena alam berupa medan magnet yang terletak 5 km dari pintu gerbang wisata. Mysterious Road memiliki panjang kurang lebih 100 m, ditandai dengan garis-garis putih yang melintang di jalan. Kenapa dinamai misterius? Karena meskipun jalan ini berupa tanjakan, kendaraan tetap bisa melaju pada posisi netral dan tidak mundur sama sekali. Beberapa orang sempat menguji menggunakan media lain seperti botol air mineral. Hasilnya pun sama, botol yang diletakkan dengan posisi tertidur perlahan akan bergerak naik. Silakan mencoba, namun tetaplah waspada terhadap arus lalu lintas di jalur ini.
Cara ke Gunung Kelud baca di sini.