Ruang sarapan Hotel Tentrem Semarang yang mewah dan nyaman
Paket sarapan memang sejak dulu menjadi ajang persaingan hotel-hotel kelas atas di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya. Mungkin Trippers ada yang ingat bahwa sarapan di Sari Pan Pacific Jakarta kira-kira 15-20 tahun lalu pernah menjadi trend setter di kalangan pecinta kuliner. Surabaya, punya hotel JW Marriott dengan ruang sarapan yang mewah dan melimpah. Bali, tidak usah dijelaskan lagi! Dari Gran Melia Nusa Dua sampai Andaz, menyajikan sarapan prasmanan yang tak kalah menarik.
Bagaimana dengan Semarang? Kota ini memang belum setenar yang lain urusan sarapan, tetapi justru ada ‘game changer’ yang siap mendobrak kancah sarapan nasional. Ya, namanya Hotel Tentrem!
Hotel Tentrem Semarang
Lobby Hotel Tentrem
Lobby Hotel Tentrem
Sebenarnya, merancang prasmanan sarapan di Semarang banyak tantangannya. Pertama: banyak saingan! Semarang tidak pernah kekurangan soto, pecel, pindang, dan kios lain yang sudah buka sejak pagi. Kedua: berhubung Semarang adalah pusat kuliner Jawa, lidah warganya terkenal rewel. Bikin soto tapi perkedelnya nggak enak misalnya, pasti dihina-dina! Itu sebabnya banyak hotel “menyerah” dan fokus pada ‘egg station’ dan sereal saja. Tetapi, tidak untuk Hotel Tentrem!
Baca juga: “Seafood Pak Jari Semarang: Sederhana Tapi Istimewa!”
Jam 8 pagi, setelah nge-gym, saya kaget melihat ruangan sarapan yang mewah dan penuh, namun masih nyaman. Aksen kuning dan coklat muda menghiasi ornamen ruangan, dengan meja marmer di mana jajaran hidangan dengan tutup pemanas menyambut tamu yang mencari makan. Tapi, kok lalu lintas di sini agak sepi, orang-orang pada ke mana? Lalu, saya menengok ke kanan dan nampaklah counter besar di ujung dengan antrean yang ramai. Plang merah di atasnya bertuliskan: “Tentrem Semarang Authentic Food”. Astaga, apa ini?
“Tentrem Semarang Authentic Food”
Suasana sarapan
Counter roti
“Ini ide dari owner kami, Pak Irwan Hidayat. Untuk membantu UMKM. Setiap pagi kami ambil stok baru supaya fresh, dan tidak boleh ditambah atau dikurangi” kata Chef Sky Lee, bosnya prasmanan Tentrem Semarang dan Yogyakarta. Di counter inilah mata saya terbelalak: ada Asem-asem Koh Liem, Nasi Ayam Bu Pini, Nasi Gudeg Abimanyu, Nasi Glewo, bahkan nasi goreng babat dengan bumbu gongso semarangan otentik. Muantap!
Nasi Ayam Bu Pini
Nasi pindang
Kemudian di gerobak seberang sana, ada sang legenda Soto Bokoran, lengkap dengan perkedel, sate kerang, dan tempe gorengnya. Persis aslinya, hanya bedanya di sini piringnya cakep dan makannya nggak pakai keringetan. Kalau digojek semua, ongkos kirimnya aja bisa lebih dari Rp100 ribu! Dan semuanya tersedia di sini dengan rasa otentik, sedap, dan higienis. Astaga, mak nyus tenan ini!
Soto Bokoran
Tahu pong gimbal
Wedang kacang, salah satu hidangan khas Semarang yang hadir di sarapan Hotel Tentrem
Lalu, apakah di sini ada signature dish yang dimasak sendiri? “Coba cicipi lumpia Semarang, ini kami bikin sendiri. Juga ada es krim Tolak Angin!” kata Chef Sky Lee lagi. Walaupun tidak lahir di Indonesia, sungguh hebat beliau mengolah hidangan lokal yang sangat otentik. Namun, saya pernah mendengar reputasi Chef Sky Lee di kuliner Tiongkok, jadi saya coba minta dibuatkan sup vegetarian. “Sayang, restoran Tiongkok kami sedang renovasi. Tapi, saya coba buatkan ya!” katanya, kemudian langsung menghilang ke dapur. Beberapa saat kemudian, beliau kembali dengan sajian bihun kering, cakue goreng, yang disiram dengan kuah jamur dan sup jagung. Aih, ciamik!
Sup vegetarian karya Chef Sky Lee
Waktu saya cicipi, memang Chef Sky Lee ini tidak malu-malu dalam soal rasa. Meskipun judulnya “vegetarian”, tapi rasanya gurih sedap dan komplet: dari dua jenis tekstur yang renyah, rasa tengah yang solid, sampai after taste manis dari jagung, menjadikan hidangan yang nampaknya sederhana ini spektrum rasanya komplet! Pantas saja, di tengah banyaknya opsi lumpia di Semarang, beliau cukup PD menyajikan lumpia bikinan sendiri: versi kulit yang tebal, dengan isian rebung dan telur yang manis gurih, komplet dengan kuah kentalnya, umbi bawang, dan cabe rawit. Enak!
Lumpia Semarang ala Tentrem
Namun rupanya masih ada kejutan lain: es krim rasa Tolak Angin. Cocok, secara Pak Irwan Hidayat adalah Presdir Sido Muncul! Rasanya bagaimana? Saya memilih dua scoop, satu tolak angin dan satu coklat, ditaburi irisan almond. Rasanya: wow, sedap sekali! Tolak Angin yang biasanya pedas semriwing bikin sendawa, diubah menjadi aroma menarik untuk tekstur es krim yang lembut meleleh di mulut. Semriwing, manis, tapi bukan vanilla. Sesuatu yang unik, Indonesia banget! Dan ketika bertemu coklat, aduhai, tambah serasi. Coklat memberi rasa earthy yang kuat, yang berpadu dengan Tolak Angin menjadi rasa baru yang unik. Waini, baru es krimnya orang pintar!
Es krim rasa Tolak Angin dan coklat
Setelah pamitan dengan Chef Sky Lee, saya menutup sarapan dengan jajan pasar dan mampir ke gerobak jamu Sido Muncul, sebuah pengingat akan asal-muasal hotel nan mewah ini. Melihat termos air panasnya, sangat jelas bahwa grup ini masih ingat akan sejarahnya sebagai UMKM. Dan kesahajaan inilah yang membuat mereka “tidak takut” menyajikan produk UMKM di ruang sarapannya, sesuai pepatah Jawa: “Kacang ora ninggal lanjaran”, alias kacang tidak lupa akan kulitnya. Mau merasakan sensasi sarapan yang boleh jadi adalah terbaik di Indonesia? Yuk, mampir ke Hotel Tentrem Semarang!
Gerobak Jamu Sido Muncul
Jamu Gemuk Sehat
Penulis bersama Chef Sky Lee
Hotel Tentrem Semarang
Jl. Gajahmada No. 123
Pekunden, Semarang
Telp: (024) 86005555
Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.