Gili Lawa Darat nggak kalah cantik dari Pulau Padar
Gili Lawa Darat di Taman Nasional Komodo memang nggak sengetop Pulau Padar. Namun sempat viral justru karena --sedihnya-- kebakaran pada 1 Agustus 2018. Sekitar 10 ha sabana yang berada di pulau sebelah utara Pulau Komodo ini habis dilalap si jago merah. Untung nggak ada korban satwa, apalagi korban jiwa manusia karena Gili Lawa Darat tidak berpenghuni, dan bukan habitat komodo, hanya rusa-rusa yang tinggal di sana dan semuanya selamat.
Maret 2019 akun Instagram Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengunggah foto Gili Lawa Darat yang sudah kembali hijau setelah melalui proses regenerasi secara alamiah. Dan sejak saat itu ada pos jaga di sana. Tapi saat itu masih belum kembali dibuka. Saya tidak menemukan data kapan Gili Lawa Darat dibuka lagi untuk umum setelah kebakaran, tapi berkaitan dengan pandemi Covid-19, Gili Lawa Darat dibuka kembali 1 Agustus 2021.
Dan saya pun kembali menginjakkan kaki di puncak Gili Lawa Darat pada 3 Juli 2022, dalam rangkaian trip Live on Board (LOB) TN Komodo selama 4 hari 3 malam dengan Phinisi Helena. Tidak seperti tahun 2015 ketika saya pertama kali ke Gili Lawa, kali ini harus lapor dulu di pos jaga, dan bayar tiket/retribusi. Kita juga wajib ditemani pemandu untuk mendaki bukitnya.
Ke Gili Lawa Darat, semua tamu wajib lapor
Ini pos jaga di Gili Lawa Darat
MyTrip di puncak Gili Lawa Darat Juli 2022
MyTrip di puncak Gili Lawa Darat, spot yang sama, Mei 2015
Jalurnya juga beda. Dulu jalurnya lebih curam dan lebih singkat. Langsung mengambil jalur short cut ke bukit yang paling kanan. Sekarang jalurnya lebih memutar, lebih jauh, tapi sedikit lebih landai. Tujuan akhirnya tetap sama, puncak bukit tertinggi di sebelah kanan atau turun lagi sampai ujung pulau. Highlight-nya tentu saja sunset yang terlihat dari sisi kanan jika kita memandang ke arah depan --ke arah Pulau Komodo. O ya, di jalur baru ini pun belum dibangun anak tangga seperti di Pulau Padar ya.
Dulu jalur short cut, dari dermaga ke ujung paling kanan, lebih terjal
Seperti ini jalur naiknya, dulu
Seperti ini turunnya, dulu. Saking terjal, mesti ngesot
Tapi jalur baru yang lebih memutar ini jangan diremehkan karena di beberapa ruas tetap terjal. Saat turun paling aman ya ngesot di bagian yang terjal. Atau lebih memudahkan jika membawa trekking pole. Ada juga jalur sempit dan ada semacam selokan di pinggirnya tapi tertutup semak sehingga bisa saja kaki kita terperosok, bahkan hingga terkilir.
Ini jalur baru, mulai menanjak dari sisi tengah
Jalur baru lebih landai, tapi di beberapa ruas ada juga bagian terjalnya
Kalau ditanya, cocokkah untuk anak-anak dan lansia? Lansia yang punya masalah lutut dan pergerakan langkahnya sudah terbatas tidak disarankan naik ke sini. Anak-anak di bawah 5 tahun juga sebaiknya nggak diajak. Anak-anak 6 tahun ke atas pun harus diawasi dan dijaga.
Bagi yang merasa nggak sanggup jalan sampai puncak yang memakan waktu antara 45-60 menit (bisa lebih, tergantung kecepatan dan kekuatan), jangan khawatir. Naik aja dulu, dan jangan lupa menoleh ke belakang setiap beberapa langkah. Karena pemandangannya bagus banget, bahkan walaupun kita hanya naik beberapa meter saja.
Baru naik beberapa meter sudah bisa melihat pemandangan seperti ini
Pemandangan di Pos 1, semenanjung Pulau Komodo seolah bertemu dengan Gili Lawa Darat
Kalau cuma mampu naik sampai Pos 1 aja, udah bisa berfoto dengan pemandangan cakep kok
Tahun 2017 saat kedua kalinya ke Gili Lawa Darat saya juga hanya naik ke bukit sebelah kiri yang jauuuuh lebih rendah dan landai. Karena saat itu saya mengajak para lansia umur 60-70-an tahun. Saat itu kami naik di pagi hari untuk melihat matahari yang baru muncul di ufuk timur. Ya, selain sunset, kita juga bisa melihat sunrise di Gili Lawa Darat. Dari bukit yang rendah itu pun, pemandangan di sekitar sungguh bikin mata enggan berkedip.
Sunrise di Gili Lawa Darat
Bukit sebelah kiri, jalurnya lebih landai, lansia masih bisa
Dari bukit rendah di sebelah kiri pun pemandangannya nggak kalah bagus
Dari bukit rendah di sebelah kiri pun pemandangannya nggak kalah bagus
Dari bukit rendah di sebelah kiri pun pemandangannya nggak kalah bagus
Jadi saran saya, kalau sudah tiba di Gili Lawa Darat, selama kaki masih bisa diajak melangkah, harus banget naik, semampunya. Lekukan pulaunya baik dari sisi Gili Lawa sendiri maupun dari Pulau Komodo di seberangnya dengan semenanjung kecilnya itu, dari ketinggian berapa pun dipandang, ya cakep! Nggak ada ruginya berupaya naik sampai level mana pun.
Ini pemandangan dari Gili Lawa Darat, belum sampai titik tertinggi pun sudah bagus
Kalau sanggup ya tentu saja harus sampai puncak karena selain pemandangan utama ke arah Pulau Komodo, ternyata pemandangan ke belakang alias ke arah Gili Lawa Laut pun cantik! Bahkan pemandangan ke arah bukit bersalur-salur dengan sinar mentari sore mengintip di baliknya pun memukau. Pokoknya sejauh mata memandang, 360 derajat, indah, indah, indah, dan indah!
Dari puncak, turun lagi ke ujung di bawah sana untuk mendapatkan pemandangan terbaik
Kalau nggak turun lagi ke ujung, dapat pemandangannya seperti ini
Pemandangan sempurna dari puncak bagian ujung
Berfoto di spot terbaik
Berfoto di spot terbaik
Pemandangan ke arah sebaliknya, ke arah Gili Lawa Laut
Sinar mentari sore mengintip dari balik bukit bersalur-salur
Kalau tujuannya menunggu sunset di puncaknya, jangan lupa bawa senter atau headlamp karena pasti dalam setengah jalan turun sudah gelap. Memang sih pakai flashlight dari HP juga bisa, tapi lebih leluasa pakai headlamp, tangan bisa bebas berpegangan di jalur terjal.
Sunset dari Gili Lawa Darat
Bulan apa sebaiknya datang ke sini? Tergantung mau lihat perbukitan diselimuti rumput dan tanaman hijau atau yang sedang berwarna coklat kering? Datang di musim hujan tentulah hijau, dan musim kemarau coklat.
Di bulan April masih agak hijau
Di bulan Juli sudah coklat
O ya, bagi para penyelam, Gili Lawa ini juga dikenal karena menawarkan beberapa dive site andalan di sekitarnya. Sebut saja salah satunya Castle Rock. Yang saya ingat dari site ini, arusnya kuat dan ikannya tentu saja banyak, termasuk ada banyak hiu. Posisi Castle Rock memang sudah di luar, lepas utara Gili Lawa Laut. Gili Lawa Laut sendiri di utaranya Gili Lawa Darat. Juga ada dive site bernama Shot Gun, di channel yang terbentuk antara Gili Lawa Darat dan Gili Lawa Laut. Ini arusnya juga sangat gila.
Peta Gili Lawa
Perairan di sebelah selatan Gili Lawa Darat sendiri, karena terlindung teluk yang terbentuk dari Pulau Komodo di hadapannya, berair tenang dan menjadi lokasi kapal-kapal LOB berlabuh malam hari. Kapal kami pun berlabuh di situ malam itu.
Perairannya terlindung, menjadi lokasi tepat bagi kapal LOB berlabuh
Kalau mau ke Gili Lawa Darat, pilih paket LOB yang 4 hari 3 malam. Karena kalau paket 3 hari 2 malam biasanya sih nggak sempat ke sini. Kalaupun sempat, agak dipepet-pepet jadwalnya.
Untuk trip Labuan Bajo alias eksplor Taman Nasional Komodo silakan hubungi MyTrip di 0811821006. Kami bisa mengatur private trip dengan aneka bujet maupun menempatkan Anda pada join/shared trip terjadwal.