Mie Belitung Atep, legenda Belitung
Apa kabar Belitung? Saya terakhir ke Belitung kira-kira 10 tahun lalu. Setelah harga-harga tempat wisata umum melambung tinggi, Belitung pun muncul lagi. Selagi kualitas udara ibu kota masih menyedihkan, Belitung bisa jadi pilihan!
Baca juga: “10 Destinasi Populer di Belitung + Bonus Tips yang Tak Boleh Dilewatkan (Bagian 1)”
Meskipun harus terbang, bujet ke Belitung masih masuk untuk weekend escape dari Jakarta. Hanya terbang 50 menit, sudah bisa mendarat di bandara HAS Hanandjoeddin di Kota Tanjung Pandan, ibu kota Kabupaten Belitung. Tinggal sewa mobil lepas kunci sehari sekitar Rp250.000-300.000 (kontak WA Ferdi di 0851 5693 2163), dan sekalian sewa kapal saja. Siapkan satu hari eksplorasi dengan mobil, satu hari untuk full dengan kapal, dan satu hari lagi untuk santai. Berangkat!!!
Baca juga: “Panduan Cerdas Eksplor Belitung”
Hati sudah gembira ketika melihat langit biru dan angin segar semilir di Tanjung Pandan. Angin yang lebih manjur dari antibiotik, menyembuhkan batuk anak-anak dalam sekejap! Begitu sampai… lapar! Sarapan di mana?
Baca juga: “6 Kuliner Andalan Belitung, No.4 Pasti Bikin Kekenyangan”
Bakmi Achoi (nonhalal) menjadi pilihan pertama. Bakmi gagrak Bangka (menggunakan tauge) ini harusnya lebih otentik karena sangat dekat dengan pusatnya. Berbeda dengan Bangka ala Jakarta, tauge di sini bukan ditabur segar seperti pho Vietnam, tapi dilayukan lalu dicampur dengan bakminya, menghasilkan tarikan rasa manis yang unik. Lalu, bubuhi dengan jeruk kunci. Minumnya, es jeruk kunci juga --jangan lupa minta sedikit saja gulanya. Yang istimewa juga adalah pendamping bakminya --kuah mirip tahu kok, dengan bakso ikan kualitas juara bikinan sendiri, nggak kalah dengan bakso ikan Michelin Star di Old Airport Road Hawker Center Singapura. Cakep!
Bakmi Bangka Achoi
Kuah bakso ikan Achoi
Untuk versi halal, tinggal geser sedikit saja, ada Bakmi Atep, legenda bakmi Belitung. Belitung punya gagrak bakmi sendiri, termasuk famili “Lomiericus bakmiae” alias mirip “lo-mie” yang kuahnya kental dan manis gurih menggunakan kaldu udang yang dikentalkan. Bahannya unik: irisan kentang rebus, mie tebal (bukan keriting), dan bakso ikan goreng. Rasanya manis-gurih, dan sedap! Saya cukup kaget karena yang jual hanya dua outlet: Atep dan Acui yang lebih tradisional. Harusnya dijadikan ikon kuliner Belitung dong, supaya makin terkenal!
Mie Belitung Atep
Di Atep, kita juga bisa mencicipi ketam isi. Ketam alias rajungan memang banyak di Belitung, karena pantai di sini landai dan jernih. Di malam hari, dari teras hotel kami BW Suites nampak orang-orang mencari ketam dengan senter di kepala. Dan saya terhenyak, betapa enaknya ketam isi ini! Isinya bukan adonan saja, tetapi betul-betul serat daging kepiting beserta rasa dan aromanya yang sedap mandraguna. Wajib ajib kalau ke Belitung!
Ketam isi
Sebagai penulis buku Nasgor: Makanan Sejuta Mamat (2021), dan juga bagi semua penggemar nasi goreng Indonesia, ada satu tempat ‘ziarah’ penting di Belitung! Tersebutlah kisah Sang Tiarbah dari Bandung, yang jago masak superkreatif, berkelana dan menambatkan hatinya di Tanjung Pandan. Di masa pagebluk kopid tahun 2020, beliau memulai usaha waralaba “Nasgor Tiarbah” dengan menu andalan Nasi Goreng Dendeng Lemak dan memberikan nafkah bagi puluhan orang yang kehilangan pekerjaan akibat terdampak pandemi. Lawan pandemi dengan kuali, katanya! Tak heran kalau beliau kemudian membuka outlet Kuwali by Nasgor Tiarbah di Tanjung Pandan. Kalau yang ingin mencicipi nasgor dendeng lemak dengan QC dari bosnya langsung, silakan mampir! Di sini kita bisa juga memesan teh racikan yang cocok di-pairing dengan nasgornya. Memang sedap ini: tidak berlemak meskipun pakai lemak, tidak berkecap meskipun gelap, tidak berasap meskipun gurih-asap!
Nasi Goreng Dendeng Lemak
Kuwali by Nasgor Tiarbah
Belitung ‘kan wisata laut, wajib makan seafood dong? Tentu saja! Kami sempat mampir ke dua tempat. Yang pertama adalah legenda Kota Manggar, Belitung Timur: Rumah Makan Fega (0819 3253 6352). Entah kenapa namanya Fega, tapi resto ini luar biasa besar bak Bandar Jakarta, dengan servis dan harga yang tak kalah dengan ibu kota. Efektif, cepat, meskipun ramai dengan bus-bus pariwisata. Pesannya apa? Tentu saja tengiri bakar dan gangan ikan khas Belitung. Gangan adalah sup khas Belitung yang boleh jadi adalah variasi dari lempah, tapi beda. Rasanya gurih asam, dengan kaldu ikan, santan sedikit saja dan kadang-kadang ditambah nanas untuk rasa asam pedas. Tengiri bakar juga khas, sedap karena ikan tengiri segar yang melimpah di Belitung.
Pemandangan Rumah Makan Fega
Tengiri bakar RM Fega
Gangan ikan RM Fega
Untuk kepiting, di Tanjung Pandan ada jagoannya: namanya Seafood Ratu Rasa (0819 7775 9977). Kepiting di sini per kg (tahun 2023) Rp230.000, belum terkena “inflasi kepiting Jakarta”. Bumbunya standar, tapi ada menu baru yang populer yakni kepiting asap. Kepitingnya segar, dagingnya betul-betul dimasak dengan baik. Dan hidangan lain seperti cumi goreng tepung dan kangkung terasi juga sedap mantap. Recommended!
Kepiting Asap Ratu Rasa
Untuk versi seafood yang chinese food, ada Rumah Makan Thai Fa (071 922997). Ada ikan kerapu steam, cap cai, puyunghai kepiting, kekian goreng. Hidangan yang menjadi sedap lagi-lagi karena kombinasi antara bahan yang segar dan eksekusi dapur yang baik.
Cap cai RM Thai Fa
Kekian goreng RM Thai Fa
Ada satu dessert yang wajib kalau ke Belitung, lagi-lagi karena dekat dengan sumbernya di Bangka. Martabak manis alias hok lo pan, sejatinya bukan kuliner asal Bandung, tapi kuliner asal Bangka! Jejaknya dari Bangka ke Bandung dulu, baru ke Jakarta dan merebak ke seluruh Indonesia. Makanya, kalau lagi di Belitung, carilah martabak manis! Kali ini kami menemukan Pandan Jaya (0819 4916 4878) di Jl. Sijuk. Tahukah kamu, bahwa martabak manis dinilai dari adonan kuenya, bukan topping-nya? Kalau adonan bagus, tanpa topping pun sudah enak! Melihat sang koki mengaduk adonan sepenuh hati sebelum menuang ke wajan, sudah membuat saya percaya diri. Benar saja! Adonannya lembut, tidak ada rasa berpasir, dengan jaringan lubang-lubang yang membawa aroma mentega meruap sampai ke kerongkongan. Topping coklatnya kualitas bagus, kejunya pun mak nyus!
Martabak manis Pandan Jaya
Kalau mendengar “pantai” biasanya asosiasi kita adalah sambal matah dan sate lilit, Belitung punya ciri khas sebagai Pantai ala Melayu: pantai yang diselingi surau, rumah-rumah panggung dari kayu, gulai dan gangan, serta bakmi dan ketam isi. Justru karena masih “ayu” alias sedang mematut diri menjadi lebih menarik, sekarang saat yang tepat melirik Belitung. Jalannya bagus di seluruh pulau, hotelnya juga bersih dan rapi, serta opsi kuliner mulai banyak. Bagaimana dengan wisatanya? Tunggu tulisan berikutnya ya…
Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.