Gunung api yang satu ini memang sering menjadi berita karena sampai saat ini aktivitas vulkaniknya masih sering terjadi. Erupsi dahsyatnya yang memakan ratusan korban jiwa termasuk juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan terjadi Oktober dan November 2010. Tahun lalu, tepatnya 11 Mei, 24 Mei dan 1 Juni 2018 kembali meletus tapi tak ada korban jiwa. Tahun ini, 21 April 2019 Merapi mulai melontarkan lava pijar disertai awan panas. Begitu juga baru-baru ini, 14 Mei 2019 meluncurkan awan panas dan lava pijar. Statusnya ditetapkan level II atau waspada. Dan warga dianjurkan menjauh minimal sampai 3 km dari Puncak Gunung Merapi.
Berikut serangkaian fakta tentang Merapi yang disarikan dari panel-panel yang terdapat di Museum Gunung Merapi di Sleman Yogyakarta.
1. Gunung Merapi berada di perbatasan 4 kabupaten dari 2 provinsi yakni Kabupaten Sleman (Provinsi DIY), Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten (Provinsi Jawa Tengah).
2. Dimensi Merapi saat ini, tingginya 2.978 mdpl, diameter 28 km, luas 300-400 km2, dan volume 150 km3.
3. Gunung Merapi termasuk dalam daftar Decade Volcanoes bersama 15 gunung api dunia lainnya karena sifat bahaya letusannya yang mengancam populasi padat penduduk.
4. Geologi Gunung Merapi terbagi ke dalam 4 periode yaitu Pra Merapi (700.000 tahun yang lalu), Merapi Tua (60.000-8.000 tahun yang lalu), Merapi Muda (8.000-2.000 tahun yang lalu), dan Merapi Baru (2.000 tahun yang lalu sampai sekarang).
5. Merapi termasuk tipe gunung api strato. Gunung api strato adalah gunung api berbentuk kerucut yang tinggi, tersusun oleh lapisan-lapisan berupa lapisan lava yang telah mengeras, tefra, dan abu vulkanik. Tipe ini juga ditandai dengan lereng yang curam serta letusan eksplosif dan efusif yang periodik.
6. Secara geodinamika, Gunung Merapi terletak pada busur kepulauan yang terjadi akibat subduksi antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Magma Merapi berkomposisi andesit-basaltik.
7. Sedikitnya ada 2 kantong magma Merapi, pertama di kedalaman 2,5 km, dan yang lebih besar volumenya di kedalaman 6 km atau lebih. Laju ekstrusi lava rata-rata sejak tahun 1890 sekitar 0,1 juta m3 per bulan.
8. Istilah awan panas di Merapi memiliki padanan kata paling tidak dalam 6 bahasa antara lain bahasa Jawa, Belanda, Jerman, Inggris, Prancis, dan bahasa Indonesia.
9. Wedhus Gembel Merapi. Arti kata whedus adalah domba, sementara gembel artinya sekumpulan bulu yang menggumpal (lengket satu sama lain). Istilah wedhus gembel diberikan kepada aliran awan panas yang keluar dari kawah gunung yang membentuk gumpalan seperti bulu domba.
10. Erupsi Merapi dalam satu abad terakhir didominasi oleh ekstrusi lava dan awan panas karena runtuhnya kubah lava. Tetapi erupsi tahun 2010 tipenya eksplosif tanpa didahului munculnya kubah lava.
11. Letusan eksplosif Merapi pernah terjadi pada masa sebelum, sewaktu, dan sesudah dibangunnya candi-candi besar di Jawa Tengah abad ke-7 sampai ke-9 M, tetapi diragukan sebagai sebab pindahnya pusat kerajaan di Jawa Timur.
12. Interval waktu erupsi Merapi abad ini hanya beberapa tahun dengan perkiraan letusan besar yang terjadi tiap 100 tahun. Luncuran awan panas sebagian besar mengarah ke barat dan selatan dengan jarak jangkau rata-rata 6,5 km.
13. Tidak kurang dari 50 kejadian lahar di Merapi tercatat antara tahun 1822 sampai 2010. Kerusakan dan korban bersar terjadi Januari 1969 akibat lahar di hampir semua sungai yang berhulu di Merapi.
14. Energi kumulatif gempa vulkanik sebelum erupsi 2010 3x lebih besar daripada sebelum erupsi 2006. Jarak jangkau terjauh awan panas 2010 2x lipat jarak jangkau awan panas 2006 yang mencapai 7 km.
15. Korban erupsi Merapi tahun 2010:
- Di Jawa Tengah: 109 tewas, 2.527 mengungsi
- Di DIY: 277 tewas, 12.839 mengungsi