Ada dua tempat di Tanah Papua yang pamornya begitu megah, yakni Raja Ampat di Papua Barat dan Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Lembah Baliem, selain alamnya aduhai, juga ada satu festival akbar digelar di sini setiap tahun, yakni Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB). Festival tertua di Papua ini sudah diadakan sejak 1989 dan tahun 2016 ini akan memasuki penyelenggaraan ke-27. Acara utama akan digelar tanggal 8-10 Agustus 2016 di Distrik Walesi, setelah sebelumnya diadakan jamuan makan dengan mengundang tamu dari Kedutaan Besar 8 negara tanggal 7 Agustus 2016, dan ditutup tanggal 11 Agustus 2016 dengan Karnaval Budaya yang melibatkan banyak anak sekolah dan paguyuban di Kota Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
Tak mau acaranya begitu-begitu saja, kali ini Pemerintah Kabupaten Jayawijaya menggandeng Event Management yakni PT. Artetika Media Kualita untuk membuat festival kali ini lebih menarik dan berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya. “Tampilannya akan jauh lebih bagus, berbobot dan berkualitas,” ujar John Wempi Wetipo, Bupati Jayawijaya dalam konferensi pers yang digelar Kamis, 21 Juli 2016, di Double Tree by Hilton Jakarta Diponegoro, Cikini, Jakarta Pusat.
Acara wajib yang telah menjadi ciri khas FBLB tentunya tetap dipergelarkan seperti tarian perang-perangan, bakar batu, lomba tiup alat musik pikon yang juga melibatkan turis mancanegara, karapan babi, lempar sege (tombak) yang semuanya melibatkan 40 distrik di Kab. Jayawijaya. Lalu apa yang baru?
Walden Hood Sinaga, Pejabat Pembuat Komitmen, yang juga hadir hari itu menemani Pak Bupati bersama Alpius Wetipo (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Jayawijaya), dan Yohanes Walilo (Sekretaris Daerah Kab. Jayawijaya), menjelaskan apa saja yang istimewa dari festival yang kali ini mengambil tema “Warisan Budaya Sebagai Jejak Peradaban”. Pertama, FBLB kali ini sudah dipusatkan di satu tempat yakni Distrik Walesi, di mana pengunjung bisa sambil menikmati “Lembah Surga”. Dan kali ini bakal ada atraksi terjun payung oleh TNI AU dari Biak yang akan membawa bendera Merah Putih dan bendera FBLB raksasa, yang disambut tarian kolosal dari 400 anggota TNI. Jamuan makan malam untuk para wakil Kedubes juga merupakan hal baru, di mana saat itu akan disuguhkan ragam kuliner khas Jayawijaya dan khas Nusantara lainnya. Para tamu juga akan dihibur oleh paguyuban-paguyuban dari satu kabupaten yang akan menampilkan tarian khas dari berbagai daerah di Indonesia.
Tiket masuk termasuk parkir kali ini digratiskan, namun semua pengunjung akan mendapatkan gelang barcode sesuai standar entry gate pada festival bertaraf internasional. Dari gelang barcode itu diharapkan jumlah pengunjung mancanegara maupun domestik akan lebih terdata. Tak cuma itu saja, perwakilan dari PT. Artetika juga membocorkan bahwa di festival ini nanti bakal ada tarian kolaborasi antara tarian Papua dan India (kerjasama dengan Kedubes India). Kebayang ‘kan betapa hebohnya?
“Jangan lupa juga cicipi udang selingkuh yang cuma ada di Wamena,” pesan Pak Bupati sambil berharap semoga FBLB kali ini dihadiri oleh beberapa menteri yang selama ini ternyata sekali pun tak pernah datang.
Wah kemajuan ya pakai EO acaranya kali ini
2016-07-22