Hidangan di RM AC Andoenk
Setelah perjalanan darat Jakarta-Jambi-Jakarta selesai, akhirnya kami memesan nasi padang lagi di Jakarta. Kami buka bungkusannya, lalu kami cicipi isinya. Duh, kok terasa hambar ya? Mungkin, karena kami baru saja mencicipi nasi padang “original” di Sumatera!
Baca juga: "Kopitiam Jambi, Sebuah Institusi Makan Pagi"
Anggapan bahwa “semua nasi padang rasanya sama” langsung buyar jika kita berkelana di Sumatera. Di Sungai Lilin, kota kecil dalam jalur Lintas Sumatera Palembang - Jambi, kami sempat berhenti di RM Pincuran Gadang. Sebenarnya rumah makan ini sederhana saja --namun ketika sepiring nasi padang berisi gulai cubadak (nangka), telur dadar, rendang, dan sambal cabai hijau meluncur ke depan kami, selera kami langsung terbit. Rendangnya empuk dan berempah, siraman kuah gulainya kental dan berani, sambalnya pedas dan segar. Harganya di bawah Rp20K. Sedap nian!
Hidangan di RM Pincuran Gadang
Sambal cabai hijau petai teri
Kota Jambi, yang jaraknya dekat dengan Padang, tentu memiliki standar tinggi dalam dunia nasi padang. Di sini banyak jagoannya: RM Munir dengan rendangnya, RM Gatot dengan patin tempoyaknya. Tapi untuk hidangan utama, jagoannya adalah Aroma Cempaka. Kali ini kami mencicipi AC Andoenk, mantan cabang Aroma Cempaka yang kini berganti nama.
Baca juga: “RM Gatot Jambi, Sedia Patin Tempoyak Sedap!”
AC Andoenk adalah rumah makan padang versi “mewah”, mirip dengan Pagi Sore di Jakarta. Ruangannya bersih dan luas, terang dan adem karena full AC. Pegawainya sigap menerima pesanan, dan menghadirkan hidangan di meja. Jangan lupa minta menu spesialnya: jangek (kerupuk kulit) yang disiram kuah gulai!
Interior RM AC Andoenk
Interior RM AC Andoenk
Jangek yang disiram kuah gulai
Tak lama kemudian, pelayan hadir menyajikan berbagai hidangan di meja. Wow, pesta dimulai! Khas juga di Jambi: gulai jengkol dan jengkol balado. “Kancing lepis” di sini dimasak sampai lembut, dengan tekstur seperti kentang. Aromanya sangat lembut, nyaris tidak terasa. Yang membedakan adalah aroma gulainya! Sedikit pedas, dengan bumbu rempah yang tajam, membuat rasanya sangat kuat. Jengkol baladonya juga tidak kalah pamor, malah nampak lebih cerah dengan warna merah dan aroma minyak kelapa nan segar. Lamak bana!
Jengkol balado
Menu paling sohor di sini adalah ayam gorengnya! Gagrak padang, ayam selalu tanpa kulit. Ayam gorengnya gurih sedap, dengan sedikit tarikan asin, empuk mandraguna. Di sini juga ada gulai ayam dengan bumbu yang kuat dan sedap. Satu lagi: gulai kepala patin, dengan kuah gulai ringan berwarna kuning, menambah pilihan dalam hidangan kami. Suap demi suap membuat kami semakin kalap, dibuai aroma racikan minyak kelapa, rempah, dan santan yang tak hentinya membuat selera terbit. Bandrolnya lumayan, Rp50K per orang, tapi kalo kata anak Jaksel: worth it banget!
Ayam goreng
Gulai ayam
RM AC Andoenk
Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 70
Paal Lima, Kota Jambi
No. Telp: 0741 41588
RM Pincuran Gadang
Sungai Lilin, Musi Banyuasin
Palembang
No. HP: 085271003325
Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.