38 OBJEK WISATA DI SUMBA. TRIPPERS SUDAH KE BERAPA TEMPAT? (Bagian 3-Tamat) 2020-10-16 08:45

Spot favorit Air Terjun Waimarang

 

Tak perlu berpanjang kata, Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT) memang telah menjadi destinasi favorit. Banyak sekali tempat indah yang ada di Sumba. MyTrip merangkumnya dalam 3 tulisan bersambung. Bagian pertama tempat-tempat di Kabupaten Sumba Barat Daya, bagian kedua Sumba Barat dan Sumba Tengah, dan bagian ketiga Sumba Timur.

 

Baca dulu: “Panduan Cerdas Eksplor Sumba (Bagian 1)” dan “Panduan Cerdas Eksplor Sumba (Bagian 2-Tamat)

 

SUMBA TIMUR:

23. Bukit Wairinding

Waktu favorit datang ke bukit bergelombang-gelombang keren ini saat sunrise maupun sunset. Ya, karena letaknya cukup tinggi dan sejauh mata memandang hanya terlihat barisan perbukitan. Spot utamanya adalah tempat dua sisi bukit bertemu yang ditumbuhi pepohonan yang menggerumbul. Cakep!

 

Dua sisi bukit bertemu yang ditumbuhi pepohonan yang menggerumbul

 

Area yang bisa dieskplor luas banget, jadi kalau ada waktu, blusukan-lah sampai ke ujung-ujungnya, Trippers akan mendapatkan angle foto yang sangat beragam.

 

O ya, rerumputan di bukit ini berwarna hijau kalau sedang musim hujan dan coklat gersang saat musim panas. Mana yang lebih cantik? Dua-duanya! Makanya kalau mau merasakan sensasi hijau maupun coklat, kudu datang ke sini dua kali di musim yang berbeda.

 

Bukit Wairinding berada di Desa Pambotanjara Kecamatan Kota Waingapu. Tiket masuk per orang Rp5.000, parkir mobil Rp10.000. Wajib juga isi buku tamu.

Waktu tempuh dari Waingapu: 30-40 menit, berjarak 33 km.

 

24. Pantai & Sabana Puru Kambera

Sebelum tiba di pantai yang berada di Desa Mondu Kecamatan Kanatang ini, kita akan melalui jalan beraspal mulus, turun naik dan lika-liku dengan kiri-kanan mostly sabana. Di salah satu lokasi yang agak tinggi, nun jauh di depan sudah kelihatan laut, dan di sekitarnya terhampar sabana dengan pohon-pohon menyembul di sana sini seperti bonsai, plus terkadang ada kawanan kuda liar merumput. Breathtaking!

 

Pemandangan breathtaking di Sabana Puru Kambera

 

Apalagi menjelang sunset, semburat warna oranye, pink, ungu memenuhi langit di segala penjuru. Padang sabananya seolah berkilau tertimpa cahaya matahari. Benar-benar membuai mata. Sunset bisa dinikmati di sini maupun di pantainya. Pantai yang menghadap Laut Sawu ini adalah salah satu spot sunset terbaik di Sumba. Garis pantainya panjang, diperkaya barisan pohon cemara. Jadi kalau mampir ke sini di tengah siang terik, bisa berteduh di kerindangan pohonnya. Tapi untuk mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan, direkomendasi datangnya menjelang sang surya bersiap pamit dari muka bumi.

Waktu tempuh dari Waingapu: 45-60 menit, berjarak 30 km.

 

25. Pantai Walakiri

Pantai ini populer dengan ciri khas bakau-bakau menari. Ya, barisan pohon bakau yang berkumpul di sudut barat pantai memang seolah menari meliuk-liuk. Mereka mencuat di atas pasir pantai gembur yang kalau basah terkena air laut berubah mengeras. Saat matahari mulai tenggelam dengan memendarkan semburat warna-warni di langit, bakau-bakau ini menjadi siluet yang sangat seksi.

 

Sunset dengan siluet bakau seksi di Pantai Walakiri

 

Selain bakaunya, secara keseluruhan pantai yang cukup panjang dengan ombak tenang ini nyaman untuk direnangi. Karena air laut biasanya surut sampai jauh, kita juga bisa jalan-jalan sampai ke tengah.

 

Secara administratif Pantai Walakiri berada di Kelurahan Watumbaka Kecamatan Pandawai. Tak ada tiket masuk. Hanya bayar parkir kendaraan. Mobil Rp10.000. Motor Rp5.000.

Waktu tempuh dari Waingapu: 25-30 menit, berjarak 22 km.

 

26. Air Terjun Tanggedu

Ini air terjun super keren!! Rugi ke Sumba kalau belum ke sini. Meskipun ke sininya penuh perjuangan baik berkendaranya maupun jalan kakinya. Lokasinya di Desa Tanggedu Kecamatan Kanatang.

 

Air terjun utama di Tanggedu

 

Area air terjunnya luas, dari aliran paling atas yang berupa sungai dan kolam alami, lalu menjadi air terjun utama yang cukup tinggi dan lebar, mengalir menjadi kolam alami, sungai-sungai dan ngarai-ngarai kecil dengan karakter tebing batu yang unik. Sungai dan ngarainya juga bercabang-cabang, ada yang membentuk air terjun lagi, juga membentuk lorong air deras dengan formasi dinding tebing yang berlapis. Airnya berwarna hijau tosca agak keruh karena pengaruh material kapur. Pokoknya banyak banget spot Instagrammable di sini. Alokasikan waktu minimal 2 jam, malah kalau bisa 3 jam supaya puas.

 

Jangan lupa ke sisi ini kalau ke Air Terjun Tanggedu

 

Waktu tempuh dari Waingapu: 1,5-2 jam, berjarak 50 km.

 

27. Air Terjun Waimarang

Berada di Desa Waimarang, Melolo, Kelurahan Watu Hadang Kecamatan Umalulu. Air terjunnya ada 3 tingkat, namun yang sering didatangi wisatawan dan foto-fotonya paling banyak beredar hanya tingkat pertama. Tingkat kedua dan ketiga agak sulit dicapai karena harus merayapi dinding batu.

 

Air terjun di tingkat pertama tingginya sekitar 2 m, mencurah membentuk kolam alami di bawahnya yang airnya hijau tosca. Di sekelilingya ada tebing batu berkarakter yang bikin tambah cantik. Menyegarkan sekali berenang di kolam ini. Airnya cukup dalam, jadi yang nggak bisa berenang cukup ‘icip-icip’ di pinggiran aja ya.

 

Air terjun tingkat pertama yang merupakan spot favorit di Air Terjun Waimarang

 

Untuk mencapai lokasi harus trekking dengan tingkat kesulitan moderat. Dengan kecepatan normal sambil sesekali berfoto butuh 30 menit untuk sampai sini. Sejauh ini nggak ada tiket masuk. Hanya bayar parkir mobil Rp10.000, motor Rp5.000.

Waktu tempuh dari Waingapu: 2 jam, berjarak 76 km.

 

28. Bukit Persaudaraan (Mau Hau)

Bukit yang letaknya di dalam kota ini nggak perlu perjuangan datenginnya. Mobil bisa naik dan parkir di area yang cukup rata di atas bukit. Tapi jangan puas cuma di area tengah bukit karena pesona bukit ini ada di ujungnya. Di ujung tebing terlihat mengampar persawahan khas Sumba dengan pohon-pohon lontar menjulang di sana-sini.

 

Pemandangan khas di Bukit Persaudaraan

 

Wisatawan datang ke sini biasanya untuk melihat sunrise. Begitu sang surya makin tinggi menjangkau langit, hamparan bukit luas pun makin tampak keindahannya.

Waktu tempuh dari Bandara Waingapu: 5 menit, berjarak 1,5 km.

 

29. Bukit Mondu

Bukit di Desa Persiapan Hawurut Kecamatan Matawai La Pawu ini menawarkan pemandangan yang berbeda. Bukan hanya bentangan lekuk-lekuk bukit saling berangkulan dan cekungan lembah-lembah luas, tapi juga ada hamparan ‘salju abadi’ di atas tebing di mana kita bisa menikmati lansekap keseluruhan yang spektakuler dari situ. Penampakan seperti salju ini sebenarnya lapisan batu kapur. Kita bisa berfoto di atas hamparan ‘salju’ dengan latar bukit berbaris-baris bergandengan di belakangnya. Mobil bisa masuk sampai ke lokasi, hanya tinggal jalan kaki sedikit.

 

Pemandangan indah mengampar di Bukit Mondu

 

Waktu tempuh dari  Waingapu: 1-1,5 jam, berjarak 42 km.

 

30. Bukit Tanarara

Tanarara berarti tanah merah. Tanah di bukit yang berada di Desa Maubokul Kecamatan Matawai La Pawu ini memang berwarna merah.Tapi tentu yang menjadi pesonanya bukan si tanah merah, melainkan bentangan bukit-bukit yang ditumbuhi rumput dan pepohonan hijau yang kalau musim kemarau berubah coklat kekuningan. Di puncak atau spot terbaiknya pandangan kita tak terhalang ke arah bentangan perbukitan sekaligus lembah yang seperti saling berangkulan, sehingga menghasilkan lensekap yang spektakuler. Dan karena lokasinya terbuka, tentu di sini kita bisa menanti sunrise maupun sunset.

 

Salah satu sudut Bukit Tanarara

 

Ke spot terbaiknya nggak perlu susah-susah karena mobil bisa mencapainya langsung. Hanya tinggal jalan kaki sedikit untuk ke ujung-ujung tebing atau batu-batu yang menjorok sebagai landasan untuk berfoto. Jalanan ke sini sudah bagus walaupun belum lebar dan berliku-liku. Tiket masuk belum diberlakukan. Biaya parkir kendaraan juga nggak ada karena memang tempat terbuka, nggak ada pengelola. Bagusnya ke sini menjelang sore karena kalau siang panas banget dan nggak ada pohon untuk berteduh. Juga nggak ada fasilitas apa pun.

Waktu tempuh dari Waingapu: 2 jam, berjarak 57 km.

 

31. Bukit Tanau/Tenau

Karakteristiknya agak mirip Bukit Wairinding, di mana spot utamanya yang berlatar matahari terbenam berupa lembah bergelombang akibat pertemuan dua bukit. Tapi spot yang mengundang untuk difoto bukan cuma di bagian itu. Eksplorlah ke segala penjuru, maka Trippers akan menemukan spot terbaik kalian sendiri. Sama dengan bukit-bukit lainnya yang berada di tempat terbuka, di bukit ini baik sunrise maupun sunset akan terlihat, dan tentu saja indah. Tidak ada tiket masuk maupun biaya parkir kendaraan di sini.

 

Lekukan cantik Bukit Tenau menjelang sunset

 

Waktu tempuh dari Waingapu: 20-25 menit, berjarak 12 km.

 

32. Kampung Adat Rende/Rindi

Bentuk rumah adatnya kurang lebih sama dengan rumah adat lainnya di Sumba, tapi yang khas dari Rende adalah adanya deretan kubur batu besar-besar persis di tengah halamannya. Beratnya bisa mencapai 2 ton. Kubur batu paling tua usianya sekitar 400-an tahun. Di setiap kubur batu ada tiang-tiang batu yang disebut penji. Nah di atas penji selalu ada patung ayam, babi, atau kerbau –ini menunjukkan saat diadakan upacara pemakamannya, binatang itulah yang dipersembahkan.

 

Kampung Adat Rende dengan kubur batu besar-besar di depannya

 

Kampung Adat Rende juga terkenal dengan ritual Batu Marah (Watumbeni). Dan dari kampung inilah Umbu Mehang Kunda, Bupati Sumba Timur berasal. Sang bupati telah meninggal tahun 2008, makamnya ada di Rende dan namanya kini dijadikan nama bandara Waingapu. Waktu MyTrip datang, kebetulan ada seorang wanita paruh baya keturunan raja Rende yang paham betul budaya Rende sehingga beliau bisa menjelaskan panjang lebar tentang rumah adat ini.

Waktu tempuh dari Waingapu: 1,5 jam, berjarak 75 km.

 

33. Pantai Watu Parunu

Pantai yang satu ini letaknya memang jauh dari Waingapu, di ujung tenggara Pulau Sumba, menghadap Samudera Hindia. Garis pantainya sangat panjang dan landai, sehingga walaupun berombak besar di tengah, pantai ini aman direnangi.

 

Karang bolong di Pantai Watu Parunu

 

Ciri khas pantai ini adalah adanya batu karang bolong di tebing sebelah kanan pantai yang di atasnya ditumbuhi satu batang pohon kecil. Saat air surut kita bisa mendekati batu dan menyeberang ke sisi satunya lagi melalui bolongan yang seperti terowongan itu. Pemandangan tebing “berukir” akan menanti kita di sisi yang tak tampak dari arah pantai itu. Batu karang bolong itu juga bisa dinaiki tapi butuh kehati-hatian.

Waktu tempuh dari Waingapu: 2,5-3 jam, berjarak 129 km.

 

34. Kampung Raja Prailiu

Kampung adat yang satu ini berada di dalam Kota Waingapu. Rumah adatnya hanya tinggal sedikit  dan beberapa kubur batunya pun menyebar, nggak seperti di Rende. Sebelum berkeliling sebaiknya sowan dulu ke satu rumah utama, duduk di bagian depannya untuk mendengarkan penjelasan penghuni di situ. Dan kita akan disuguhkan sirih pinang sebagai ritual penyambutan tamu. Nggak harus dimakan kok! Hehe.

 

Kain-kain Sumba yang memikat hati di Kampung Raja Prailiu

 

Kita juga bisa memakai baju adat dan berfoto. Baju adatnya berupa kain, ikat kepala dan hiasan kepala, sementara untuk bajunya, tetap memakai baju kita. Makanya cocoknya pakai baju putih, atau minimal polos. Untuk memakai baju adat dan berfoto tentu saja kita harus memberikan donasi tambahan ya. Usai itu kita bisa mulai berkeliling termasuk melihat-lihat kain tenun Sumba yang banyak digantung-gantung. Motif dan warnanya bikin ngiler, bagus-bagus! Banyak pula penjual suvenir berupa ukiran-ukiran kayu yang memajang dagangannya di teras rumah adat.

 

35. Pantai Tarimbang

Pantai yang berada di Desa Tarimbang Kecamatan Tabundung dan menghadap Samudera Hindia ini merupakan salah satu surga bagi peselancar dengan ombak kelas dunianya. Tapi bagi yang nggak berselancar juga tetap bisa menikmati pantai berpasir putih yang memiliki tebing batu kapur yang elok ini. Lokasinya tak terlalu jauh dari TN Laiwangi Wanggameti. Akses ke sini masih agak sulit.

Waktu tempuh dari Waingapu: 2 jam, berjarak 87 km.

 

Baca juga: "Saat Airnya Hijau Maupun Coklat, Air Terjun Lapopu di Sumba Tetap Memesona"

 

36. Air Terjun Laputi

Air terjun berundak-undak yang di bagian atasnya ada danau keramat (Danau Laputi) ini sering digadang-gadang sebagai Niagara-nya Sumba. Berada di dalam kawasan TN Laiwangi Wanggameti.

Waktu tempuh dari Waingapu: 3 jam, berjarak 113 km.

 

37. Taman Nasional Laiwangi Wanggameti

Hutan seluas 47.000 hektar ini mewakili semua tipe hutan di Pulau Sumba. Ada air terjun, gua, keragaman flora dan fauna. Juga ada nilai tambah lain yakni keberadaan kuburan kuno khas Sumba yang diukir dengan beberapa motif hewan maupun figur pria dan wanita.

 

Di sepanjang perjalanan juga ada beberapa hal menarik. Selain hamparan sabana, kita juga bisa melihat kawanan kuda liar merumput atau bahkan menyeberang jalan di depan mobil kita. Belum lagi arakan awan bergumpal-gumpal di langit biru cemerlang.

Waktu tempuh dari Waingapu: 3 jam, berjarak 114 km.

 

Baca juga: "Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Manupeu Tanah Daru"

 

38. Rambu Chiko

Kita bisa mencoba memakai kain Sumba di Rambu Chiko

 

Pusat kerajinan kain tenun sekaligus toko seni ini berada di Prailiu, masih di dalam Kota Waingapu. Berkunjung ke sini, kita akan dipertontonkan demo proses pembuatan kain tenun Sumba yang rumit, membutuhkan ketelatenan dan memakan waktu lama. Termasuk diperlihatkan proses pewarnaan alaminya. Setelah itu kita dipersilakan masuk ke dalam tokonya untuk melihat-lihat aneka kain Sumba yang cantik-cantik. Kita berkesempatan mencoba memakai kain Sumba dan berfoto. Syukur-syukur ada yang cocok, belilah. Tapi kalau nggak membeli, mereka juga nggak gusar kok.

 

Jadi, dari 38 objek yang sudah MyTrip tampilkan, Trippers sudah ke berapa tempat? Masih pengen lagi ke Sumba? Just pack & go!

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Hemawati NH, Mayawati NH, Patrys Joy
Comment