Sisi lain Piaynemo
Keindahan Raja Ampat di Papua Barat selalu muncul di video-video wisata Indonesia, termasuk di video yang baru saja memenangkan penghargaan dunia ”Wonderful Indonesia: The Journey of a Wonderful World”. Tak terhitung pula majalah, website atau blog yang mengulas tentang Raja Ampat lengkap dengan panduan cara ke sana, apa saja yang harus dilakukan atau dikunjungi, berapa bujet yang harus disiapkan, dan sebagainya. Namun, masih banyak saja pertanyaan-pertanyaan yang sangat mendasar dilontarkan oleh mereka yang sama sekali buta tentang Raja Ampat. Berikut ini beberapa pertanyaan dan jawaban yang dirangkum MyTrip dari pengalaman ditanyai banyak orang selama ini.
Di Raja Ampat air lautnya sebening ini
”Mungkinkah mengeksplor Raja Ampat hanya berdua saja?”
Mungkin, kalau bujet Anda tak terbatas alias bayar berapa pun Anda punya dan rela. Perlu diketahui, keliling Raja Ampat itu hanya bisa dilakukan dengan menyewa speedboat. Dan, berhubung area yang dijangkau jauh-jauh, plus harga bensin di Raja Ampat sangat fluktuatif dan cenderung meroket di atas harga standar terutama saat musim ramai, biaya sewanya pun mahal. Kalau hanya patungan berdua, bagi pelancong kebanyakan, apalagi pelancong berbujet terbatas, tentu dirasa sangat mahal, bahkan tak terjangkau.
Keliling Raja Ampat harus sewa speedboat
Jadi kalau Anda cuma berdua, apalagi sendiri, ikut trip yang diadakan trip organizer adalah pilihan paling bijak. Sekarang sudah banyak trip organizer yang rutin buka open trip ke Raja Ampat maupun Misool tiap tahun minimal sekali. MyTrip juga tiap tahun membuat open trip ke sana.
Rombongan MyTrip keliling Wayag
”Kami hanya punya waktu 2 hari lowong di Sorong, bisakah kami ke Wayag?”
Mmmm... bisa saja asal waktu lowongnya benar-benar dua hari, bukan dua hari termasuk hari kedatangan di Sorong dan hari keberangkatan pulang kembali ke kota asal. Dan, asal Anda punya cukup bujet untuk menyewa speedboat langsung dari Sorong menuju Wayag yang pastinya sangat mahal karena jaraknya sangat jauh dan waktu tempuhnya sangat lama. Syukur-syukur rombongan Anda ada minimal 4 orang, kalau bisa lebih, untuk meringankan biaya patungan sewa speedboat.
Biasanya orang yang menanyakan hal ini bukan datang ke Sorong khusus untuk liburan melainkan untuk urusan pekerjaan, lalu extend 2 hari demi bisa mengeksplor Raja Ampat dan tujuan utamanya langsung hanya Wayag. Diasumsikan dalam beberapa hari pertama Anda melakukan urusan pekerjaan terlebih dahulu di Sorong, baru setelahnya extend. Nah, paling lambat sehari sebelum rencana extend tersebut, Anda harus sudah mencarter speedboat. Jadi esok harinya sebelum subuh rombongan Anda sudah bisa berangkat dengan speedboat yang telah dipesan menuju Wayag. Perjalanan sekitar 6–8 jam bergantung keadaan ombak dan cuaca. Oya, kekuatan speedboat juga setidaknya harus 2 X 100 PK.
Wayag, primadona Raja Ampat
Siang hari Anda akan tiba di Wayag, naik bukit, lalu makan siang di atas speedboat dalam perjalanan kembali. Kembalinya tak mungkin ke Sorong lagi karena akan kemalaman. Jadi mintalah kapten speedboat mencarikan homestay di sekitar Mansuar Area untuk menginap malam itu. Esok paginya Anda masih bisa memanfaatkan waktu untuk snorkeling di Manta Point atau mampir di Desa Arborek, baru siang hari kembali dengan speedboat ke Sorong. Tiba di Sorong sore, menginap dulu. Baru esoknya terbang kembali ke Jakarta atau kota asal. Itu sebabnya waktu lowongnya benar-benar harus dua hari, alias total 3 hari dengan hari kepulangan.
”Bisakah kami hanya berkeliling Waisai dan berwisata kuliner di sana?”
Jauh-jauh ke Raja Ampat dengan tiket pesawat seharga Rp 3-4 jutaan hanya mendekam di Waisai dan kuliner? Aiiih, sayang sekali. Pertama, Waisai hanya kota kecil yang nyaris tak punya atraksi wisata spesial kecuali sedang berlangsung Festival Raja Ampat. Pantai WTC-nya pun tergolong biasa saja. Kalau mau naik mobil jauh sedikit memang ada Pantai Waiwo dan Saleo, di sana pun ada resor yang cukup bagus untuk leyeh-leyeh. Tapi tetap saja, kalau cuma ke sini, maaf, belum dianggap sudah ke Raja Ampat, kawan!
Sunset di Pantai Waiwo
Kedua, rumah makan di Waisai yang enak sih banyak, tapi kebanyakan masakan Jawa atau ya seafood segar yang ikannya ”baru mati sekali” dan yang khas hanya ikan kuah kuning dan nasi kuning. Sepengalaman MyTrip, papeda, masakan khas Papua, jarang dijual di rumah makan di Waisai, kecuali Anda pesan secara khusus. Jadi, yakin ke Raja Ampat hanya mau kulineran dan keliling Waisai?
Seafood di Raja Ampat. Ikannya baru mati sekali
”Kalau nggak bisa berenang, amankah saya ke Raja Ampat?”
Aman! Untuk snorkeling Anda bisa minta disediakan atau menyewa jaket pelampung. Pastikan saja jaket pelampung berfungsi dengan baik dan dipasang dengan benar pula. Dan, kalau sama sekali tak bisa berenang atau berenangnya kurang mahir, saat snorkeling Anda bisa minta didampingi kru kapal atau pemandu. Jika melihat banyak peserta yang tidak bisa berenang, kru kapal atau pemandu juga akan memilihkan spot snorkeling yang aman, yang tak berarus dan berombak tenang. Semua speedboat juga seharusnya dilengkapi jaket pelampung sesuai jumlah penumpang. Harap dicek dan dipastikan saat Anda menyewa speedboat. Jadi, tak bisa berenang bukan halangan untuk ke Raja Ampat.
Berenang cantik dengan jaket pelampung
“Apakah anak balita cocok diajak ke Raja Ampat?”
Pertanyaan ini agak sulit dijawab. Kalau anak bule, apalagi yang orangtuanya gila laut, pasti masih balita pun sudah diajak ke Raja Ampat. Bule memang cenderung lebih berani dalam hal mengajak balita berlibur ke tempat dengan kondisi apa pun. Tapi kalau untuk wisatawan domestik, saya hanya bisa mengatakan, bisa saja anak balita diajak ke Raja Ampat, tapi Anda sebagai orangtua pasti tidak bisa enjoy seratus persen. Karena misalnya, untuk naik Bukit Wayag, anak balita tak mungkin diajak kecuali digendong oleh pemandu yang kuat dan lihai. Sampai di puncak pun Anda pasti repot memegangi balita Anda karena khawatir jatuh atau terperosok.
Naik ke Puncak Wayag 2 ini sulit kalau mengajak balita
Selain itu, kecuali balita yang memang sudah diajar berenang sejak lahir, mayoritas balita tentu tidak bisa diajak snorkeling sekalipun pakai jaket pelampung ukuran kecil. Jadi saat snorkeling, salah satu dari Anda orangtuanya harus bergantian menjaga balita Anda di atas speedboat.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan, kegiatan terpapar angin laut setiap hari juga mungkin kurang bagus buat balita. Bisa saja balita Anda jatuh sakit di hari terakhir. Kecuali tujuan Anda memang hanya leyeh-leyeh di resor mewah di Raja Ampat, tentu tak ada halangan sama sekali membawa balita. Tapi kalau tujuannya untuk mengeksplor banyak tempat, bahkan disarankan, anak di bawah umur 12 tahun pun jangan dulu diajak kalau Anda mau enjoy pol.
”Memangnya bisa melakukan apa saja ke Raja Ampat kalau nggak menyelam?”
Pertanyaan ini masih seriiiiiiing saja diajukan. Banyak hal yang bisa dilakukan di Raja Ampat selain menyelam, di antaranya snorkeling, berenang-renang cantik, main di pantai, mendaki bukit untuk melihat pemandangan, masuk ke gua, cruising, bahkan kayaking. Dan sama sekali nggak rugi ke Raja Ampat tanpa menyelam. Bahkan untuk seorang penyelam sekalipun, datang ke Raja Ampat tanpa menyelam tetap worth!
Snorkeling
Main di pantai
“Saya belum pernah menyelam dan tidak punya sertifikat menyelam, bolehkah saya mencoba menyelam di Raja Ampat?”
Boleh, tapi harus didampingi seorang instruktur selam dan kegiatannya pun bukan menyelam seperti yang dilakukan penyelam bersertifikat, melainkan hanya discover scuba diving atau pengenalan singkat menyelam. Sebelum melakukan penyelaman tipe discover ini, instruktur akan memberikan brief singkat di darat maupun di atas permukaan air tentang bagaimana bernapas dari mulut dengan regulator. Instruktur juga yang akan memasangkan alat dan memastikan semua alat berfungsi dengan baik. Saat hendak turun ke air, dia pula yang akan mengatur peralatan selam Anda supaya Anda bisa turun/masuk ke air dan bisa mengambang kembali di air saat penyelaman berakhir. Anda juga tak akan dibawa turun melebihi kedalaman 7–8 meter. Dan tentu saja akan dipilihkan dive site yang aman buat pemula. Ingat, jangan pernah melakukan discover scuba diving tanpa didampingi instruktur, baik di Raja Ampat maupun di laut mana pun.
”Bagaimana sinyal telepon selama di Raja Ampat?”
Di kota Sorong sinyal lancar jaya, termasuk 3G. Pokoknya kalau mau update status tak masalah. Tapi begitu mulai melaut menuju Waisai, sinyal bisa jadi on-off. Sedangkan di Waisai hanya Telkomsel dan Indosat yang mendapat sinyal karena memang hanya dua provider ini yang punya BTS. Itu pun Indosat lebih sering mengalami gangguan. Tapi kalau sudah jauh melaut, sinyal Telkomsel pun hilang atau on-off. Di Pulau Harapan Jaya di Misool pun sinyal telepon ada termasuk sinyal 2G (tapi 2G-nya tidak stabil), hanya dari Telkomsel yang punya BTS di di Kampung Yellu yang terlihat dari Pulau Harapan Jaya. Tapi begitu ke tengah laut atau pulau lain sinyal GSM pun hilang.
Siapa butuh sinyal telepon di tempat secantik ini
“Bisakah saya bertemu dengan penduduk lokal yang memakai koteka di Raja Ampat atau Sorong?”
Biasanya pertanyaan ini diajukan oleh teman-teman wisatawan asing yang membayangkan Raja Ampat sebagai bagian dari Papua yang merupakan daerah pedalaman dengan penduduk lokal masih berkoteka. Tentu dugaan atau harapan ini salah besar. Kita tak dapat menjumpai penduduk lokal berkoteka baik di Waisai, Pulau Harapan Jaya, pulau-pulau kecil lainnya, apalagi di Sorong, kecuali saat ada festival yang mungkin saja ditampilkan atraksi penduduk lokal dengan koteka.
Bertemu anak-anak lokal di Arborek. Nggak ada yang pakai koteka di Raja Ampat
“Bisakah ke Raja Ampat dengan biaya murah?”
Bisa banget! Mau cuma bayar 2,5 juta? Bisaaa.... Meeting point di Waisai, menginap 2 malam di homestay, eksplornya hanya ke Piaynemo saja, jumlah minimal peserta harus 15 orang. Lengkapnya silakan baca dulu “Memilih Paket Trip ke Raja Ampat, Ini Hal-Hal yang Harus Ditanyakan”
Kalau mau sampai Wayag yang cantik ini, siapkan kocek lebih banyak
Berminat ke Raja Ampat? Hubungi Mayawati di nomor WhatsApp 0811821006.