DARI DOLPHIN SAMPAI DALUMAN: PESONA WISATA BULELENG BALI UTARA (1) 2023-07-22 12:00

Pemandanga sunrise dari kapal di Lovina

 

Merasa bosan dengan wisata “Bali Kuta”? Yuk, kita coba berwisata di Bali Utara! Sebagian besar wilayah ini terdiri dari Kabupaten Buleleng, dengan Kota Singaraja sebagai ibu kota. Kami memulai eksplorasi dari timur, tepatnya di Tejakula. Di sini terdapat Desa Les, lokasi destinasi kuliner Dapur Bali Mula hasil karya Chef Yudhi alias Jero Mangku Yudhi.

 

Baca juga: “Les is More! More! More! (Bagian 1 - Makan Siang)

 

Sejak tahun 2020 beliau giat mengembangkan dapur rumahnya menjadi tempat makan hidangan khas Bali yang legendaris. Dengan konsep “fish to table” alias dari nelayan langsung diolah, Chef Yudhi menyajikan berbagai hidangan khas Bali Utara seperti ikan masak dalam bambu, sup ikan, lawar daun belimbing, dan lain-lain. Jika datang ke sini, pengunjung bisa melihat langsung proses memasak yang dilakukan di dapur terbuka, dari mulai memanggang ikan sampai meracik sambal matah. Hidangan penutup yang populer di sini adalah daluman alias es cincau hijau khas Bali dengan santan kelapa bakar yang beraroma smoky. Sedap nian! Untuk reservasi bisa menghubungi WA di nomor 081337130088.

 

Ikan Masak Bambu Dapur Bali Mula

 

Lawar daun belimbing Dapur Bali Mula

 

Sate lilit dan sambal matah Dapur Bali Mula

 

Cumi asam manis Dapur Bali Mula

 

Serapah Cumi Dapur Bali Mula

 

Dari Tejakula, kita bisa mengeksplorasi Lovina. Jarak Tejakula-Lovina bisa ditempuh dalam waktu kira-kira 1 jam. Perjalanan sangat menyenangkan, dengan pemandangan laut di sisi kanan dan pegunungan di sisi kiri. Awan tebal yang membawa hujan deras di Bali Selatan nampak tertahan oleh gunung, menyisakan Bali Utara yang cerah dan kering. Jalanan ini melalui beberapa desa seperti Djulah dan Bungkulan, mengingatkan saya pada jalanan Pantura Jawa di tahun 1980-an ketika belum terlalu ramai seperti sekarang.

 

Baca juga: “Menyingkap Tabir Kabut Bali Utara

 

Keesokan harinya, jam 6 pagi kami sudah berkumpul di Pantai Wisata Dolphin Lovina, yang lokasinya persis di belakang hotel kami: Brits Resort Lovina (IG @britsresortlovina). Kami dengan antusias menunggu di bawah langit yang masih gelap, sesuai informasi dari operator kapal Pak Suri (081915611632 ) dengan biaya Rp500.000 untuk 4 jam dan 4 orang. Ketika langit mulai terang kami bergegas naik ke kapal dan mulai berlayar. Kapalnya sangat bagus, bersih, pelampungnya lengkap, dan suara motornya pun lembut. Kami segera melihat keindahan terbitnya mentari dari lautan, dengan latar belakang Pulau Bali dan Pulau Jawa nun jauh di sana. Tiba-tiba, kapal terhenti. Motor kapal dimatikan, sehingga kami hanya mengambang di laut yang relatif tenang, suasana sunyi nan syahdu. Baru saja kami mulai menikmati, tiba-tiba sang kapten kapal berteriak, “Itu di sana!” katanya. Dengan sigap, dinyalakannya motor kapal dan diarahkannya haluan ke satu titik di arah timur.

 

Menikmati sunrise di perairan Lovina

 

Dolphin (Delphinus delphis) atau lumba-lumba memang sudah lama menjadi anugerah wisata Lovina. Inilah pesona wisata alam yang sesungguhnya: penuh ketidakpastian (bagaimana kalau dolphinnya tidak ada?) tetapi selalu seru! Seseru ketika anak-anak berteriak kegirangan melihat serombongan lumba-lumba menunjukkan sirip punggungnya keluar dari permukaan air. Lalu, beberapa bahkan melompat dari air! Semakin siang, semakin banyak kapal yang mencari lumba-lumba.

 

Mencari lumba-lumba

 

Ada yang bilang: garing ah wisata dolphin Lovina! Kapalnya banyak, dolphinnya sedikit, lalu berlayar ke sana dan ke sini mencari dolphin. Ah, jangan gitu dong! Jika di belahan dunia lain manusia menangkap dolphin, memeliharanya di dalam kolam, lalu memaksanya beratraksi demi kesenangan manusia lainnya… mengapa tidak, kalau di Lovina, giliran manusianya yang tergopoh-gopoh melihat dolphin liar yang bebas dan bahagia? Lihatlah wajah wisatawan di kapal termasuk anak-anak kami: semuanya riang gembira!

 

Baca juga: “Panduan Terkini Menonton Lumba-Lumba di Lovina

 

Tiba-tiba sang kapten kapal berteriak, “Lihat itu, ada dolphin ibu dan anak!”Kami pun melihat ke depan kapal, dan benar saja! Dua ekor dolphin, yang satu besar dan yang satu kecil, berenang lalu melompat dengan sinkronisasi sempurna. Aih, mommy dolphin dan baby dolphin sedang berenang! Kami takjub melihatnya, bagaimana sang ibu begitu cepat berenang sekaligus memastikan anaknya tidak tertinggal. Luar biasa!

 

Kapalnya seperti ini

 

Kira-kira jam 8 pagi kami memutuskan berganti kegiatan dengan snorkeling. Kapal berlabuh di sebuah perairan, dan kami baru sadar betapa beningnya air laut di bawah kami. Ketika kami menggunakan snorkel, barulah terlihat apa yang dilihat ikan-ikan dolphin sejak pagi tadi: hamparan koral warna-warni yang penuh dengan ikan-ikan kecil di sela-selanya. Lima ekor bintang laut berwarna biru terang terlihat di dasar koral. Begitu kami berenang, ikan kecil menghampiri kami. Luar biasa! “Papi, itu ada Dory! Dan ada Nemo!” kata anak saya dengan semangat. Luar biasa! Inilah salah satu kelebihan Lovina: standar keamanan yang tinggi, membuat kami merasa aman meskipun mengajak anak usia 6 dan 8 tahun.

 

Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan!

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment