PANDUAN CERDAS EKSPLOR KOPENHAGEN 2018-12-27 00:00

Kanal Nyhavn, sangat mewakili Kopenhagen

 

Kopenhagen, ibu kota Denmark, merupakan kota pelabuhan peninggalan Zaman Viking. Selain pesisir yang berpasir putih, banyak dijumpai bangunan dari Zaman Renaissance seperti kastil, taman, istana, gereja, museum, serta restoran-restoran berbintang Michelin. Kota ini pun punya indeks kebahagiaan tertinggi di dunia. Wow! Tertarik ke sana? Baca dulu panduan berikut.

 

SEKILAS TENTANG DENMARK & KOPENHAGEN

Denmark adalah sebuah negara di utara Benua Eropa dengan luas total hanya 43.000 km2 (lebih kecil sedikit dari Pulau Jawa) dan penduduk sekitar 6 juta jiwa. Denmark terdiri dari Semenanjung Jutlandia dan ratusan pulau --yang terbesar ada 2 yaitu Pulau Sjaelland dan Pulau Fyn. Kopenhagen berada di pesisir timur di Pulau Sjaelland, di tepi Sungai Sont (lihat peta).

 

Peta Denmark

 

Denmark berbatasan darat dengan Jerman di selatan, dipisahkan oleh Laut Baltik dengan Swedia di timur, dipisahkan oleh Laut Utara dengan Norwegia di utara. Di sebelah baratnya terbentang North Sea yang memisahkannya dengan Inggris Raya.  Namun dengan dibangunnya Jembatan Oresund, Kopenhagen terhubung dengan bagian selatan Swedia. Demikian juga dari Semenanjung Jutlandia dihubungkan dengan jembatan menuju Pulau Fyn, dan dari Pulau Fyn ke Pulau Sjaelland (lihat peta).

 

Tahun 2016 Komisi Eropa menetapkan Kopenhagen sebagai kota terbahagia nomor 2 berdasarkan survey yang menanyakan tingkat kepuasan penduduk dari mulai fasilitas olah raga hingga layanan transportasi umum. Sejalan dengan itu PBB juga menetapkan Denmark sebagai negara dengan indeks kebahagiaan tertinggi, berdasarkan variable antara lain pendapatan per kapita, layanan sosial, harapan hidup, kebebasan memilih, persepsi tentang korupsi dll.

 

Kopenhagen juga memenuhi standar sebagai kota yang paling layak ditinggali karena membangun perekonomian yang ramah lingkungan, standar kualitas hidupnya tinggi, penataan lingkungan hidupnya baik secara keseluruhan (emisi karbon yang rendah, manajemen air dan limbah yang sehat, transportasi yang baik dll). Nyaman ditinggali dan tentunya nyaman pula buat dikunjungi.   

 

Kopenhagen dikenal sebagai kota sepeda karena hampir 50% penduduknya menggunakan sepeda untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Kendaraan umum juga mudah dijangkau karena rata-rata berjarak hanya 350 m dari tempat tinggal. Di Kopenhagen dibangun green path sepanjang 9 km khusus untuk sepeda dan pejalan kaki. Nggak hanya itu, di kiri dan kanannya dibuat ruang terbuka, taman bermain, dan kursi-kursi. Nggak heran kota ini langganan memperoleh penghargaan sebagai World Green Cities dan kota dengan indeks kebahagiaan yang tertinggi.

 

 

VISA

Untuk ke Denmark WNI harus punya Visa Schengen yang dapat diajukan melalui VFS Global. Cek langsung ke www.vfsglobal.com/denmark/indonesia

 

MATA UANG

Krone (DKK). DKK 1= +/=Rp 2.200.

Tapi Euro (EUR) juga dapat dipakai karena Denmark masuk dalam Uni Eropa.

 

ZONA WAKTU

GMT +2 atau 5 jam lebih lambat dari WIB.

 

BAHASA

Di hotel, department store dan beberapa lokasi wisata rata-rata pegawainya bisa berbahasa Inggris, namun sehari-hari penduduk berbahasa Danish.

 

Baca juga: "Panduan Singkat ke Edinburgh"

 

CARA KE KOPENHAGEN

Penerbangan connecting dari Jakarta ke Kopenhagen antara lain dilayani Turkish Airlines (transit di Istanbul), KLM (transit di Amsterdam), Emirates (transit di Dubai), Thai Airways (transit di Bangkok), Qatar Airways (transit di Doha). Di luar transit, penerbangan akan ditempuh +/-15 jam. Lama transit bervariasi, 2-10 jam. Demikian juga harga, harga nonpromo mulai Rp 11 juta PP kelas ekonomi. Nama bandara di Kopenhagen adalah Copenhagen Airport (CPH) atau disebut juga Kastrup.

 

Beberapa pilihan ke Kopenhagen dari kota lain di Eropa:

  • Dari Paris (Prancis) ke Kopenhagen yang berjarak +/-1.300 km bisa naik kereta api seharga EUR 120 sekali jalan, dengan durasi +/-14 jam. Atau naik pesawat Air France seharga EUR 210 PP dengan waktu tempuh 2 jam.
  • Dari Hamburg (Jerman) ke Kopenhagen, berjarak hanya 334 km, dapat ditempuh 4,5 jam dengan kereta Euro Rail seharga EUR 94, atau dengan pesawat seharga EUR 95 sekali jalan dengan waktu tempuh 2,5 jam.

 

TRANSPORTASI DI DALAM KOTA

Belilah transport card di bandara seharga DKK 130. Kartu berlaku untuk naik semua jenis transportasi publik di Kopenhagen selama 24 jam. Ada juga kartu paket transport dan lokasi wisata. Selain di bandara, kartu dapat dibeli di Central Station (stasiun kereta api utama), bahkan bisa dibeli secara online.  

 

Naik subway dari bandara ke pusat kota hanya +/-10 menit. Intinya transportasi di Kopenhagen sangat gampang. Kita bisa naik metro, kereta dan bus hanya dengan menunjukkan kartu tersebut. Jarak antar lokasi wisata juga relatif dekat (5–20 menit).

 

PENGINAPAN

Hotel baik yang international chain maupun yang lokal, seperti umumnya di Eropa, ukuran kamarnya mungil (standar antara 14-20 m2), namun bersih dan nyaman. Rata-rata check in pkl.15.00 dan check out pkl 10.00. Tarif kamar standar di hotel *3 Rp 1.500.000-2.000.000 per malam.

 

KULINER

Open sandwich

 

Cari makanan mudah. Di sekitar lokasi wisata dan pertokoan banyak kafe dan restoran yang menjual makanan tradisional Denmark, makanan Eropa, maupun chinese food. Harga makanan yang simpel sekitar DKK 30.

 

Makanan tradisional yang terkenal di Denmark adalah open sandwich atau disebut smorrebrod, yaitu roti gandum yang diisi smoked salmon, ayam, mayones, roast beef & sayuran segar. Kue dengan bumbu khas seperti kayu manis juga termasuk yang khas di Denmark, misalnya cinnamon roll, sangat patut dicoba, harum dan enak. Coklat juga merupakan tradisi lama yang diproduksi dan cukup terkenal. Cobalah beli marshmallow yang dilapisi coklat, manis dan gurih, harga sebungkusnya DKK 20-40. Produk mereka yang dapat dijumpai di Indonesia antara lain bir Carlsberg dan permen coklat merek Anthon Berg.

 

TOILET UMUM

Selain di lokasi wisata, kita bisa numpang ke toilet di restoran/kafe, nggak harus beli makanan/minuman di situ dan nggak usah bayar.

 

Tentang objek wisata di Kopenhagen silakan baca artikel berikutnya.

Teks: Mia Oenoto Foto: Shutterstock
Comment